[BREAKING] Umrah Disetop, Travel Berpotensi Rugi Rp100 Miliar

Potensi kerugian itu dihitung dari yang sudah dibayarkan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara gelombang jemaah umrah dari luar negaranya, termasuk Indonesia.

Kebijakan ini diberlakukan untuk mencegah masuknya virus corona ke Arab Saudi. Saat ini wabah virus corona memang masih menjadi momok yang menakutkan.

Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (SAPUHI) Syam Resfiadi mengatakan, travel umrah berpotensi mengalami kerugian sebesar Rp100 miliar apabila penerbangan umrah yang dilakukan sore ini, Kamis (27/2).

Rincian kerugian itu diperoleh dari rata-rata jemaah yang berangkat ke Arab Saudi sebanyak 100 ribu jemaah per bulan. Dikurangi setengah dari keberangkatan tersebut sesuai masa berlaku visa.

"Visa yang sudah issued ke belakang, itu dua mingguan masa berlakunya. Sehingga hari ini adalah yang masa berlaku terakhir dari 14 hari lalu. Kalau dua minggu ini tidak boleh diberangkatkan, 50 ribu kali rata-rata Rp20 juta, kurang lebih Rp100 miliar," ujarnya kepada IDN Times saat dihubungi, Kamis (27/2).

Potensi kerugian itu dihitung dengan mempertimbangkan nilai yang sudah dibayarkan agen travel kepada maskapai maupun hotel.

"Karena kalau sudah tidak bisa berangkat, apakah hotel mau ditarik, tiket mau di-refund juga, boleh gak. Kalau yang sekarang berangkat atau besok berangkat sudah gak bisa di refund. Ya kan sudah last minute istilahnya," ujar Syam.

Untuk visa yang berlaku hingga dua minggu ke depan, lanjut Syam, masih bisa diupayakan untuk dikembalikan. Pihaknya bakal berupaya melakukan negosiasi dengan pihak-pihak terkait.

"Seandainya sudah bayar orang, belum dapat visa kita masih bisa negosiasi dengan airline, dengan hotel itu masih boleh. Supaya nanti setelah musim umrah keluar, bisa umrah keluar lagi bisa kita pakai untuk bayaran," tutur dia.

Untuk sementara ini, pihaknya bakal meminta bantuan ke pemerintah apabila ada jemaah yang batal melaksanakan umrah. Pihaknya berharap bantuan pemerintah bisa membuat maskapai maupun hotel mau memberi keringanan atau mengembalikan uang yang sudah dibayarkan.

"Semoga tidak terjadi pembatalan atau penolakan penerbangan. Sampai pagi ini masih boleh berangkat. Nah kita lihat sore ini. Apakah sudah ada kasus tidak boleh terbang," kata Syam.

"Kita akan minta bantuan pemerintah supaya memudahkan lah. Supaya masyarakat atau jemaah paham kalau bukan mau kita. Kalau ada cancel kita butuh bantuan pemerintah. Kita tetap usaha bisa dikembalikan," tambahnya.

Baca Juga: Dua Warga Pakistan Terinfeksi Virus Corona Setelah Pulang dari Iran

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya