Cerita Ibu-Ibu Penggerak Perubahan di Kampung Pensiunan

Lingkungan yang bersih, sehat, dan produktif di KBA Pekayon

Bekasi, IDN Times - Suasana rindang begitu terasa saat memasuki RW 08, Pekayon Jaya, Bekasi. Wilayah tersebut merupakan satu dari 4 RW lainnya yang tergabung dalam Kampung Berseri Astra (KBA) Pekayon, Bekasi.

KBA Pekayon sendiri sudah ada sejak 2006, di mana terdiri dari 4 RW yang menjadi inisiator hingga saat ini, yakni RW 08, 09, 10 dan 11. Jauh sebelum menjadi KBA, atau tepatnya pada 2003, warga dari keempat RW tersebut sudah bergerak dalam mendorong kegiatan-kegiatan di lingkungan mereka, mulai dari penghijauan sampai pendidikan.

Menariknya, warga yang menjadi penggerak perubahan sosial itu adalah sekumpulan ibu-ibu Majelis Taklim. Berawal dari perkumpulan tersebut, para ibu-ibu Majelis Taklim itu merasa bahwa kegiatan sosial di lingkungan mereka cenderung pasif.

"Kebetulan nih di 4 RW ini boleh disebut kampung pensiunan. Jadi susah nyari anak muda, susah nyari anak-anak, apalagi balitanya, susah. Jadi kalau laporan posyandu ya seada-adanya," kata Humas KBA Pekayon, Lucia Titik Bathoro saat ditemui IDN Times belum lama ini.

Lucia mengungkapkan, rata-rata usia ibu-ibu yang menjadi inisiator perubahan sosial di KBA Pekayon, sudah 55 tahun ke atas. Meski begitu, usia bukan halangan bagi mereka dalam melakukan perubahan sosial di lingkungannya.

Baca Juga: Asuransi Astra Luncurkan Garda Healthtech, Ini Sederet Manfaatnya

1. Dipinang Astra sejak 2006

Cerita Ibu-Ibu Penggerak Perubahan di Kampung PensiunanTaman Mahoni RW 10 yang merupakan bagian dari KBA Pekayon (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Gayung bersambut, niat baik srikandi KBA Pekayon ini mendapat perhatian dari Astra. Pada 2006, PT Astra Internasional lewat Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, meminang empat RW tersebut sebagai Kampung Berseri Astra (KBA) Pekayon.

"Kita dilamar oleh Astra. Karena secara kepintarannya (mengelola lingkungan) itu Pekayon ini sudah dipercaya oleh Wali Kota (Bekasi) untuk mendidik 20 kelurahan. Kita sudah dipercaya mendidik kelurahan di lingkungan Bekasi ini. Seperti (KBA) Telaga Murni, itu murid sini dulunya, tapi kan dulu kita belum ada CSR juga, masih cari-cari," jelas Lucia.

Sebagai informasi, Kampung Berseri Astra merupakan program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan empat pilar program yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan.

Melalui program KBA ini, masyarakat dan perusahaan dapat berkolaborasi untuk bersama mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah Kampung Berseri Astra.

Dalam KBA, ada empat pilar program yang didukung oleh Astra, yakni lingkungan, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dalam rangka mendukung keempat pilar tersebut, Astra memberikan banyak bantuan fasilitas kepada KBA Pekayon, mulai dari alat-alat pertanian, alat-alat posyandu hingga pelatihan bagi anggota KBA.

"Pada saat awal berdiri, kita dibuatkan rumah bibit oleh Astra. Jadi kan ada pilar lingkungan. salah satunya pilar lingkungan, ada bercocok tanam, ada kondisi kesehatan lingkungan, bagimana pohon-pohon di masing-masing jalan. Pembibitannya dari mana? kan kita harus punya rumah bibit," jelas Lucia.

Tidak hanya bantuan fasilitas, Astra juga memberikan bantuan berupa uang dan pelatihan kepada KBA Pekayon. Bahkan, masing-masing pilar mendapat pelatihan dari Astra.

"Masing-masing pilar diboyong kesana ke kantor Astra dengan terbatas, kemudian kami di didik, 2-3 hari, tergantung materinya. Kayak lingkungan bisa 2 hari. Pendidikan juga kadang-kadang, gak mungkin kita duduk aja," ucapnya.

Baca Juga: Masih Suka Rebahan? Yuk Produktif dengan Ikuti Kompetisi Menulis Astra

2. Program unggulan KBA Pekayon di empat pilar program

Cerita Ibu-Ibu Penggerak Perubahan di Kampung PensiunanTaman bacaan yang ada di KBA Pekayon, Bekasi (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Menyoal program, KBA Pekayon punya beberapa program unggulan. Beberapa diantaranya adalah dengan mendorong penghijauan di lingkungan RW 08, 09, 10 dan 11 serta mengoptimalkan tanaman menjadi produk olahan bermanfaat.

"Yang pertama kali itu, kedua kali itu penanaman 1000 pohon kelor. Kemudian yang kemarin ini bunga telang sebagai herbal plus makanannya hasil dari itu, jadi produk makanan," ujar Lucia.

Penghijauan merupakan program unggulan KBA Pekayon dari aspek lingkungan. Tidak hanya mendorong pembibitan, kata Lucia, pihaknya juga membudidayakan tanaman langka di area perumahan, salah sarunya tanaman kelor. "Kalau di tempat lain (tanaman langka) banyak, tapi di perumahan kan jarang. Ternyata itu fungsinya banyak banget," dia menambahkan.

Dari pilar pendidikan, Lucia menjelaskan bahwa program unggulannya adalah pemberian beasiswa oleh Astra melalui KBA Pekayon. Pada program ini, KBA Pekayon bakal melakukan seleksi ketat terhadap calon penerima beasiswa.

Selanjutnya, mereka akan mengajukan nama-nama yang sudah dipilih untuk kemudian diseleksi kembali oleh Astra. Program ini dinilai sangat membantu anak-anak berprestasi yang kurang beruntung dalam masalah ekonomi. Apalagi, mereka bakal mendapat beasiswa hingga jenjang sarjana.

"Kalau ada anak yang gak mau kuliah, mau kerja aja bantu orang tuanya, ya tidak apa-apa, nanti slot dia bisa diganti," imbuh dia.


Cerita Ibu-Ibu Penggerak Perubahan di Kampung Pensiunan(IDN Times/Hana Adi Perdana)

Kemudian dari pilar kesehatan, KBA Pekayon gencar melakukan posyandu door to door. Hal ini dilakukan lantaran kondisi pandemik COVID-19 masih melanda dunia, termasuk Tanah Air.

Terakhir dari aspek kewirausahaan, KBA Pekayon punya koperasi yang difungsikan sebagai wadah bagi UMKM di lingkungan RW 08 hingga 11 untuk mempromosikan sekaligus menjual dagangan para UMKM.

Lucia menuturkan, koperasi pemberian dari Astra ini didirkan pada April 2021 dan menjadi yang pertama dimiliki bersama oleh empat RW yang tergabung dalam KBA Pekayon. Sebelumnya, koperasi hanya dimiliki oleh satu RW sehingga sulit untuk dikelola bersama.

Dalam koperasi KBA Pekayon, berbagai jenis usaha terkumpul disana, mulai dari makanan, kebutuhan pokok, hingga kebutuhan rumah tangga. Lucia menyampaikan bahwa dalam koperasi ini, pihaknya juga mengedepankan aspek lingkungan dalam setiap produk yang dijual.

Salah satu contohnya adalah sabun cair untuk cuci tangan maupun cuci piring. Masyarakat yang ingin membeli produk tersebut, diwajibkan membawa kemasan isi ulang sendiri.

"Mereka harus isi ulang gitu. Bawa kemasan sendiri. Tujuannya untuk mengurangi sampah plastik. Kalau beli di supermarket kan pasti kemasannya plastik, kalau ini kan literan. Jadi bawa wadahnya aja tinggal isi ulang," jelas dia.

Lewat koperasi ini, Lucia berharap kemandirian ekonomi KBA Pekayon melalui kewirausahaan dapat meningkat.

3. Ubah sampah jadi berkah

Cerita Ibu-Ibu Penggerak Perubahan di Kampung PensiunanPenimbangan sampah serentak di 4 RW untuk penjualan sampah anorganik Bank Sampah Induk Patriot. (instagram.com/_kba_pekayon_bekasi)

Selain menjalankan empat pilar program, KBA Pekayon juga memiliki Bank Sampah yang dikelola untuk kepentingan bersama. Lucia menjelaskan bahwa warga KBA Pekayon tidak mengharapkan uang dari sampah yang mereka setorkan ke Bank Sampah. Mereka justru telah bersepakat bahwa hasil dari sampah yang telah dijual akan digunakan untuk pengelolaan lingkungan.

"Misalnya untuk pengelolaan lapangan, kemudian butuh pupuk, pot baru, itu (diambil) dari hasil penjualan itu," kata dia.

Kendati demikian, pihaknya tetap memberi apresiasi kepada warga yang rajin menyetorkan sampahnya. Hadiah itu akan diberikan di akhir tahun.

"Jadi misalnya dibeliin alat pertanian, atau kemarin itu karena duitnya besar dibeliin wajan. atau dibagiin polybag hitam yang besar itu untuk masukin sampah daur ulang. Artinya kembali ke kita, jadi terasa. Kalau secara kembali ke rupiah enggak, jadi bukan dalam bentuk itu," ungkap dia.

Bank Sampah KBA Pekayon hingga saat ini menjual hasil sampah yang telah dikumpulkan ke Bank Sampah Induk Patriot (BSIP) Kota Bekasi. Menurutnya, Bank Sampah menawarkan harga yang baik serta ketentuan yang mudah dalam menjual sampahnya.

Minyak jelanta misalnya, BSIP Kota Bekasi menghargai minyak jelanta warga seharga Rp7 ribu per liter. Selain itu, lanjut Lucia, BSIP Kota Bekasi tidak mengharuskan sampah yang dijual dalam kondisi bersih.

"Tadinya kita harus jual ke lapak, itu kan harus sortir karena dia terima dari pemulung rapih. Belakangan ini kita lewat BSIP udah dikategorikan sampahnya ini..ini..ini. Gak berish tidak apa-apa," ucapnya.

Cerita Ibu-Ibu Penggerak Perubahan di Kampung PensiunanBank Sampah di KBA Pekayon, Bekasi (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Lucia mengaku bersyukur saat ini warga di KBA Pekayon semakin memiliki kesadaran akan pentingnya lingkungan yang hijau dan produktif. Hal itu juga tercermin dari semakin banyaknya warga yang berbondong-bondong mengumpulkan sampah. "Misalnya di RT saya ini berawal dari 5 orang (yang ngumpulin sampah). Sekarang hampir 50 orang kumpulin sampah," sambung dia.

Lucia berharap ke depannya kesadaran bersama untuk menjaga dan merawat lingkungan bisa semakin lebih baik lagi. Karena kalau bukan kesadaran bersama, maka akan sulit menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, cerdas dan produktif .

Baca Juga: Jalan Armawati, Dirikan Bank Sampah untuk Sadarkan Masyarakat

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya