Ibu Kota Pindah, Bos Bappenas: Di Jakarta, Gak Bisa Lihat Blue Sky

Hal itu akibat Jakarta yang terlalu macet dan polusi tinggi

Jakarta, IDN Times - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai kualitas udara di Jakarta sudah sangat buruk. Persoalannya, kepadatan kendaraan membuat Ibu Kota tercemar polusi udara. Dia pun mengenang waktu saat melakukan kunjungan di Jayapura, Papua. 

"Apa bedanya? Di sana saya nengok ke atas lihat langit biru yang bersih," ujarnya dalam acara "YouthTalks: Yuk Pindah Ibu Kota" di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (20/8).

Baca Juga: Siap Jadi Ibu Kota Baru, Gubernur Kaltim: Posisi Kami Strategis

1. Jakarta kesulitan udara bersih

Ibu Kota Pindah, Bos Bappenas: Di Jakarta, Gak Bisa Lihat Blue SkyANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Kondisi yang terjadi di Papua, kata Bambang, berbanding terbalik dengan yang terjadi di Jakarta. Aspal Ibu Kota terus dipadati kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua yang pribadi. 

"Di Jakarta udah nengok ke atas lama, gak dapet tuh blue sky-nya. Indonesia bukan clear tapi haze atau kabut. Itu kabut karena polusi udara," tuturnya.

2. Kualitas air juga kurang mendukung

Ibu Kota Pindah, Bos Bappenas: Di Jakarta, Gak Bisa Lihat Blue SkyIDN Times/Candra Irawan

Tidak hanya udara, kualitas air bersih di Jakarta juga kurang mendukung. Pasalnya, kondisi sungainya sudha banyak dicemari limbah maupun sampah yang dibuang masyarakat. 

"Anak muda suka travelling, salah satu yang tertarik di river cross. Di Singapura ada. Di Tokyo ada. Salah satu atraksi di kota itu adalah naik kapal di sungai atau river cross. Tapi ada gak? Problemnya yang ga tahan lewat sungai orangnya. Kecuali petugas," kata dia. 

"Di sungai tercemar chemical, buangan manusia, buangan sampah itu bercampur jadi satu. Jakarta air bersih susah," sambungnya.

Baca Juga: Wacana Pindah Ibu Kota, Fadli Zon: Semoga Bukan Cuma Omong Kosong

3. Jakarta pusat segalanya

Ibu Kota Pindah, Bos Bappenas: Di Jakarta, Gak Bisa Lihat Blue SkyIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Mantan Menteri Keuangan ini menambahkan, hingga saat ini, Jakarta terlanjur terkenal sebagai pusat dari segalanya. Hal itu tentu menjadi beban bagi ibu kota saat ini. Padahal, masih banyak wilayah lain yang bisa melakukan hal serupa, sehingga tidak semuanya terbebani Jakarta. 

"Jakarta itu ketampungan beban. Karena Jakarta itu pusat segalanya. Pusat keuangan Indonesia jawabannya Jakarta. Perdagangan ya Jakarta, pusat bisnis ya Jakarta. Jadi indonesia yang luas semuanya dibebani di Jakarta," pungkasnya.

Baca Juga: Ibu Kota Mau Pindah, Spekulan Tanah Jangan Mimpi Ambil Keuntungan!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya