Luhut: Birokrasi Kita Itu Benar-Benar Feodal!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa birokrasi di Indonesia sangat feodal. Hal itu dirasakan Luhut saat dia berusaha untuk mengembangkan pendidikan di Tanah Air lewat Yayasan Del miliknya.
"Terus terang hambatan itu dari birokrasi kita sendiri. Birokrasi kita itu benar-benar sangat feodal. Itu sekarang kita ubah. Jadi orang datang bukan tugas melayani. Saya menteri, tugas saya melayani. Kenapa saya melayani? Saya dibayar oleh rakyat. Sekarang udah berbalik (birokrasinya), dulu banyak yang terbalik," kata Luhut di Jakarta, Senin (31/5/2021).
Baca Juga: 10 Negara dengan Birokrasi Paling Ruwet di Dunia, Mana Saja?
1. Sulit mendapat izin
Luhut tak memungkiri bahwa birokrasi di Indonesia sangat bertele-tele. Hal itu pada akhirnya menjadi hambatan bagi Indonesia untuk menjadi negara maju.
"Kita harus melayani. Jadi kata melayani itu kurang di dalam pejabat pejabat publik. Jadi kita mendapat izin berputar-putar," ucapnya.
2. Rakyat dan pengusaha butuh kepastian
Editor’s picks
Luhut menegaskan baik rakyat maupun pengusaha butuh kepastian dari birokrasi pemerintahannya. Oleh karena itu, dia meminta para birokrat maupun pejabat di pusat maupun daerah, harus memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat.
"Tadi pagi saya baru dapat telpon dari pejabat, saya bilang ‘anda gimana sih kasus 4 tahun gak selesai’. Kalau salah ya salah, bagus ya bagus, jadi tentukan. Jadi pengusaha itu perlu kepastian , hidup perlu kepastian," tuturnya
Baca Juga: 5 Hal yang Salah dari Anime Historis tentang Era Feodal Jepang
3. Arti feodalisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, feodalisme adalah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan.
Feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik. Pelaku utama dari sistem feodalisme adalah golongan bangsawan agar bisa mengendalikan wilayah-wilayah yang bekerja sama dengan mereka.
Baca Juga: Birokrasi Masih Amburadul, Medan Butuh Sosok Andal dalam Pembangunan