Polemik UN, KPAI: Nadiem Ingin Anak-Anak Belajar dengan Menyenangkan

Kebijakan penggantian UN masih jadi polemik

Jakarta, IDN Times - Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) untuk menghapus Ujian Nasional (UN) menjadi polemik. Banyak yang menentang kebijakan tersebut, banyak juga yang mendukung. 

Namun, belum lama ini Nadiem mengklarifikasi bahwa UN tidak dihapus. Nadiem berkata bahwa UN akan diganti menjadi Assessment Kompetensi. 

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mendukung rencana Nadiem untuk mengubah UN. Menurutnya, mantan bos Gojek itu menginginkan anak-anak belajar dengan menyenangkan. 

"Ki Hajar Dewantara menggambarkan belajar itu seperti seperti di taman. Harusnya menyenangkan, penuh keingintahuan. Dan yang dimaksud Pak Nadiem adalah itu. Bagaimana anak-anak belajar karena kebutuhan," ujarnya dalam acara Mata Najwa di Trans 7, Rabu (18/12) malam. 

1. DPR menilai UN adalah proses membangun mental

Polemik UN, KPAI: Nadiem Ingin Anak-Anak Belajar dengan MenyenangkanRapat DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Hal berbeda justru disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI, Sudewo menilai bahwa UN adalah proses membangun mental saat belajar untuk menghadapi UN. Sudewo menyebut bahwa Indonesia harus menciptakan anak yang memiliki daya saing tinggi. 

"Meskipun dia punya kekuatan fisik, tapi mental belum tentu. Maka dengan ujian, anak-anak bisa punya nilai juang, semangat untuk belajar," tuturnya.

Baca Juga: Nadiem: Prestasi Siswa Tak Hanya Ditentukan oleh Ujian Pilihan Ganda

2. Publik figur kritik UN sebagai kemalasan pemerintah

Polemik UN, KPAI: Nadiem Ingin Anak-Anak Belajar dengan MenyenangkanInstagram/sophia_latjuba88

Hal senada juga diungkap oleh aktris Sophia Latjuba. Menurut dia, soal UN adalah bentuk kemalasan pemerintah. Kehadiran UN justru tidak bisa mendompleng peringkat PISA. 

Ranking Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 Indonesia kembali jeblok. Nilai indikator kemampuan membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan atau sains siswa turun. Tak pelak posisi Indonesia berada di urutan ke-72 di antara 77 negara.

Peringkat PISA 2018 secara resmi diliris OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) Selasa (3/12). 

"Soal-soal UN hanya dibuat sekelompok orang untuk mengukur anak-anak dari Sabang sampai Merauke, yang latar belakangnya beda, gurunya beda," katanya.

3. Jusuf Kalla tolak UN diubah

Polemik UN, KPAI: Nadiem Ingin Anak-Anak Belajar dengan MenyenangkanJusuf Kalla di agenda Seminar dan Lokakarya Nasional Refleksi Implementasi Fungsi Mediasi di Indonesia Komnas HAM (IDN Times/Lia Hutasoit)

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) merespons kembali wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang akan menggantikan Ujian Nasional menjadi asesmen.

JK merasa bahwa rencana yang ingin dilakukan oleh Mendikbud harus dikaji lebih dalam. Dia juga merasa kurang setuju dengan adanya rencana ini. Menurutnya Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain.

Dia mengatakan bahwa Indonesia dengan penduduk yang banyak tidak bisa disamakan dengan Finlandia yang hanya memiliki warga negara sedikit.

"Kalau penduduk 5 juta kita juga bisa memerdekakan pelajar tapi 260 juta bagaimana, tanpa suatu standar yang baik nasional," ujarnya.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Hapus Ujian Nasional 2021, Ini Alasan dan Gantinya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya