KRI Teluk Mentawai-959 Akan Derek Bagian Besar Pesawat Sriwijaya Air

TNI AL kerahkan kapal derek hingga alat pendeteksi logam

Jakarta, IDN Times - Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan pihaknya kini telah menyiapkan kapal derek KRI Teluk Mentawai-959 untuk mengangkat bagian-bagian besar pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021) di perairan Kepulauan Seribu pada pukul 14.40 WIB.

"Puing yang tidak bisa diangkat manual oleh penyelam, bisa menggunakan KRI Teluk Mentawai," kata Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki dikutip dari ANTARA, Selasa (12/1/2021).

1. Pengangkatan puing besar dengan KRI Teluk Mentawai-959

KRI Teluk Mentawai-959 Akan Derek Bagian Besar Pesawat Sriwijaya AirKomandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI Mar Suhartono menunjukkan serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak saat melakukan pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

KRI Teluk Mentawai-959 adalah kapal angkut logistik dengan kargo yang memiliki bobot mati 1350 ton. Tugas utama kapal ini yakni sebagai kapal angkut logistik sebagai unsur pendukung angkutan laut militer.

Selain, KRI Teluk Mentawai-959, 11 kapal perang lainnya juga turut membantu proses evakuasi puing dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ182. Kapal perang tersebut terdiri dari KRI Teluk Gilimanuk, KRI Tjiptadi, KRI Parang, KRI Kurau, KRI Cucut, KRI Rigel, KRI Jhon Lie, KRI RE Martadinata, KRI Ngurah Rai, KRI Malahayati dan KRI Leuser.

"Jika ada puing yang tidak bisa menggunakan balon, maka bisa menggunakan kapal derek," jelas Rasyid.

Baca Juga: [BREAKING] Hari ke-4, Tim SAR Perluas Area Pencarian Udara Sriwijaya Air SJY 182

2. KRI Rigel-933 turunkan alat pendeteksi logam

KRI Teluk Mentawai-959 Akan Derek Bagian Besar Pesawat Sriwijaya AirKRI Rigel (IDN Times/Aldila Muharma)

Personel gabungan TNI Angkatan Laut (AL) menurunkan alat pendeteksi logam (magnetometer) dari atas KRI Rigel-933 guna mendeteksi adanya puing pesawat Sriwijaya Air di tengah perairan kepulauan Seribu. Alat tersebut berbentuk roket dengan panjang sekitar 1,5 meter.

Alat itu dilengkapi sensor untuk mendeteksi logam di bawah permukaan air. Alat pendeteksi logam juga memiliki kabel sepanjang 20 meter setelah dimasukkan ke air, alat itu lalu ditarik berputar di atas lokasi terduga jatuhnya Sriwijaya Air. Badan pesawat yang memiliki kandungan logam bisa terbaca dan hasilnya bisa digunakan untuk data serta penemuan kotak hitam.

3. Sriwijaya Air SJY 182 jatuh di Kepulauan Seribu pada pukul 14.40 WIB

KRI Teluk Mentawai-959 Akan Derek Bagian Besar Pesawat Sriwijaya AirIlustrasi pesawat Sriwijaya Air (Instagram.com/sriwijayaair)

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY 182 yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang menuju Bandara Supadio Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021 sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. 

Pesawat jenis Boeing 737-500 tersebut mengangkut 62 orang, terdiri dari 40 penumpang dewas, tujuh anak-anak, dan tiga bayi, serta 12 kru pesawat.

Bagi keluarga penumpang yang ingin mendapatkan informasi terkait kecelakaan SJY 182, bisa menghubungi hotline Sriwijaya Air di nomor 021 806 37817. Ada juga posko di Terminal 2D kedatangan Bandara Soekarno-Hatta.

Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta juga membuka saluran khusus insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182 dan layanan psikologi bagi keluarga penumpang, dengan nomor hotline 0812 3503 9292.

Baca Juga: Sinyal Black Box Terdeteksi di Dekat Lokasi KRI Rigel

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya