5 Kemiripan Cara Kampanye Prabowo dengan Donald Trump

Terinspirasi atau menjiplak mentah-mentah?

Artikel ini merupakan jawaban dari pertanyaan terpilih yang masuk ke fitur #MillennialsMemilih by IDN Times. Bagi pembaca yang punya pertanyaan seputar Pilpres 2019, bisa langsung tanyakan kepada redaksi IDN Times.

Jakarta, IDN Times - Masa kampanye Pilpres 2019 tinggal empat bulan lagi. Berbagai cara dilakukan kedua pasangan capres-cawapres, agar dapat memenangi pesta demokrasi terbesar di Nusantara ini.

Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kerap mendapat sorotan. Gayanya berkampanye disebut-sebut sebagian orang mirip dan terinspirasi dari cara Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump yang terpilih pada 9 November 2016.

Di antara contoh gaya Prabowo yang mirip dengan Trump yakni pemakaian slogan 'Indonesia First' dan 'Make Indonesia Great Again'. Dalam kampanyenya, Trump juga menyebutkan 'Make America Great Again' (MAGA).

IDN Times merangkum dari berbagai sumber dan media tentang kemiripan cara yang digunakan Prabowo dan timnya, dengan yang digunakan Trump. Apa saja kemiripan itu?

Baca Juga: Medsos Dianggarkan Rp9 Jutaan, Berapakah Dana Kampanye Prabowo-Sandi?

1. Mempertentangkan kalangan bawah dengan atas

5 Kemiripan Cara Kampanye Prabowo dengan Donald TrumpMiddle East Monitor

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut kesamaan Prabowo dengan Trump adalah mempertentangkan kalangan bawah dan atas, serta menyebarkan pesimisme.

"Pak Prabowo saya lihat sedang menjalankan strategi Donald Trump pada 201 6 dalam pilpres AS," kata Qodari seperti dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (3/1).

Qodari menilai Prabowo mencoba menyampaikan ketakutan seperti Trump menebar ketakutan AS di bawah ancaman asing, seperti tenaga migran dari Meksiko dan ancaman Islam. Pesimisme dan ketakutan berhasil merasuk pada rakyat AS, hingga memilih Trump.

Dalam kampanye yang dilakukan tim Prabowo-Sandiaga Uno, mempertentangkan kalangan bawah dengan atas adalah dengan cara menyebut harga bahan pokok yang mahal. Cara itu kerap dilakukan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno saat blusukan ke masyarakat atau ke pasar.

Cara lain adalah pernyataan terbaru Prabowo yang menyebut setiap bayi yang baru lahir di Indonesia saat ini telah menanggung utang Rp9 juta. Bahkan, angka yang disebut Sandiaga lebih tinggi, ia menyebut anak kecil di Indonesia menanggung beban utang Rp13 juta per kepala.

Pada Pilpres AS 2016, Trump juga memainkan isu yang sama tentang kesenjangan di AS. Salah satu yang terkenal adalah pelarangan isu imigran Meksiko dan kampanyenya yang menginginkan AS memproduksi produk dalam negeri dibanding impor dari China.

2. Prabowo dan Trump sama-sama menyebarkan ketakutan

5 Kemiripan Cara Kampanye Prabowo dengan Donald TrumpANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

Trump dalam kampanyenya sering menyebarkan ketakutan bahwa AS berada di bawah ancaman asing, seperti Tiongkok, ancaman Islam, dan tenaga kerja imigran Meksiko.

Sedangkan, Prabowo pada pidatonya akhir Maret 2018 menyebut ramalan Indonesia akan bubar pada 2030. Referensinya berdasarkan novel karangan dua pakar politik dan kebijakan asal AS.

Prabowo pernah melontarkan diksi 'negara bisa punah' jika dirinya kalah pada Pilpres 2019. Menurutnya, para elite yang berkuasa di Indonesia selalu gagal menjalankan amanah rakyat. Karena itu, ia dan partainya, Gerindra, tidak boleh kalah pada Pilpres.

3. Menyerang dan tidak percaya media massa

5 Kemiripan Cara Kampanye Prabowo dengan Donald TrumpANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Prabowo kerap memarahi awak media, yang terbaru ia marah ke media karena menuding tidak banyak media meliput reuni akbar 212 yang digelar di Monas pada Minggu 2 Desember 2018.

Prabowo menuding media menjadi pelaku manipulasi demokrasi. Dalam acara yang dihadiri penyandang disabilitas, ia bahkan mengajak penyandang disabilitas tidak perlu lagi menghargai wartawan, karena menurutnya jurnalis adalah antek-antek perusak demokrasi di Tanah Air.

Pada Pilpres AS 2016, Trump sempat menuduh berbagai media massa seperti CNN, NBS, dan New York Times menyebarkan berita palsu. Media massa tersebut dianggap tidak independen, sehingga dilarang meliput konferensi pers yang diadakan Trump.

4. Prabowo dan Trump sama-sama menyebarkan hoaks atau kebohongan

5 Kemiripan Cara Kampanye Prabowo dengan Donald Trumptwitter.com/CNNPolitics

Teknik kebohongan sebagai bentuk propaganda atau istilahnya Firehose of Falsehoods, kerap digunakan Trump dan Prabowo. Dalam kasus Trump, misalnya, ia menggunakan fake news kala itu, seperti pernyataan tentang sertifikat lahir Barrack Obama palsu dan Obama atau Hillary Clinton adalah pendiri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kedua informasi tersebut tidak jelas kebenarannya. Selain itu, Trump juga menuduh moderator debat calon presiden saat itu, Laster Holt, sebagai orang Partai Demokrat, sehingga tidak fair.

Sementara, kasus kebohongan Ratna Sarumpaet kerap disebut sebagai kehebohan yang sengaja diciptakan. Pinter Politik dalam laporannya menyebut, kasus Ratna bukan satu-satunya Firehose of Falsehoods.

Kasus mobil Neno Warisman yang diberitakan dibakar seseorang dengan dugaan dilakukan lawan politiknya, hingga rumah politikus PKS Mardani Ali Sera yang disebut-sebut dilempar bom molotov, juga termasuk bagian dari kebohongan atau hoaks.

5. Prabowo dan Trump sama-sama tidak percaya lembaga survei

5 Kemiripan Cara Kampanye Prabowo dengan Donald TrumpDok. IDN Times/istimewa

Dalam sebuah hasil survei yang dirilis Bloomberg Politics/Des Moines Register menempatkan pakar bedah saraf Ben Carson memimpin dengan 28 persen suara, sebagai bakal calon presiden Partai Republik di AS.

Lembaga survei itu terkenal dengan reputasinya sebagai lembaga survei terakurat di Iowa. Carson unggul meyakinkan 9 poin dari Trump, namun Trump menolak hasil survei itu, dan menuding hasil survei tersebut salah dan tidak suka terhadapnya.

Sementara, kubu Prabowo sering kali tidak percaya pada hasil survei nasional. Mereka cenderung melihat hasil survei internal mereka seperti yang pernah dikatakan Sandiaga.

Dalam pidatonya dengan sejumlah relawan di Roemah Djoeang Prabowo-Sandiaga pada Oktober 2018, Sandi mengaku memiliki survei sendiri. Bahkan, survei tersebut menyebut Prabowo-Sandi hampir membalap elektabilitas pasangan Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin. Sandi mengklaim kubunya memiliki data survei yang belum pernah dirilis.

6. Prabowo meniru Trump dalam kampanye Pilpres di AS, bukan berarti Prabowo bersifat seperti Trump

5 Kemiripan Cara Kampanye Prabowo dengan Donald TrumpDok. IDN Times/istimewa

Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengakui, slogan Make Indonesia Great Again yang diucapkan Prabowo dalam pidatonya, merupakan representasi semangatnya sebagai calon presiden.

Menurut Ferdinand, Prabowo serius membawa Indonesia kembali berjaya di Asia, bahkan dunia. Ia mengakui, slogan itu meniru Trump dalam kampanye Pilpres di AS, namun bukan berarti Prabowo bersifat seperti Trump.

Namun, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tidak setuju jika ketua umum partainya itu disebut meniru strategi Trump dalam Pilpres Amerika Serikat 2016.

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Vasco Ruseimy, juga tidak sependapat. Menurut dia gaya atau jurus Prabowo dalam kampanye tidak meniru siapapun.

"Pak Prabowo sama sekali tidak ada meniru gaya kampanye siapa pun, gaya kampanye Beliau betul-betul orisinil, kok," ujar dia kepada IDN Times, Kamis.

Baca Juga: Prabowo-Sandi Gempur Bali, Kubu Jokowi: Ah Biarkan

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya