5 Poin Evaluasi Penataan Tanah Abang

Sandiaga klaim masih adanya kemacetan bukan karena penataan Tanah Abang

Jakarta, IDN Times – Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengklaim kemacetan yang terjadi di kawasan Tanah Abang berkurang pasca penataan yang dilakukan Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pekan lalu, Jumat (22/12).

Penurunan laporan kemacetan pada tanggal 23 hingga 26 Desember 2017 yaitu rata-rata sebesar 56% dibandingkan dengan hari yang sama pada minggu sebelumnya.

Baca juga: Wow! 4 Pencapaian Polda Metro Jaya Sepanjang 2017 Bikin Kamu Merasa Aman

“Ini data yang sudah terkumpul mengenai jumlah laporan kemacetan perhari di Tanah Abang setelah di launching tanggal 21. Misal tanggal 22. Ada penurunan dari laporan kemacetan,” klaim Sandiaga di Jakarta Smart City, Balai Kota Jakarta, Jumat (29/12) malam.

1. Efek jelang waktu libur

5 Poin Evaluasi Penataan Tanah AbangIDN Times/Helmi Shemi

Pada data yang tercatat di Jakarta Smart City, terdapat penurunan kemacetan yang cukup signifikan. Namun Sandiaga menggarisbawahi data tersebut belum bisa disebut valid karena jelang libur Natal dan Tahun Baru. Ia menyatakan data sebenarnya baru dapat terlihat pada bulan Januari.

“Tapi ini data belum bisa kita sebut sebagai valid karena ini jelang hari libur. Setelah Januari nanti kita liat datanya,” kata Sandiaga.

2. Macet bertambah parah pada pukul 07.00-15.00 WIB

5 Poin Evaluasi Penataan Tanah AbangIDN Times/Helmi Shemi

Data di Jakarta Smart City menyebut pada hari penataan pasar Tanah Abang, pukul 07.00-15.00 WIB macet cenderung lebih tinggi. Bahkan rata-rata jumlahnya dua kali lipat dibandingkan pada waktu yang sama pekan sebelumnya.

“Jika dibandingkan dengan hari kerja yang lain sebelum kebijakan penataan diberlakukan tanggal 18-21 Desember, pada pukul 07.00-15.00 jumlah laporan cenderung lebih banyak,” kata Kepala Unit Jakarta Smart City Setiaji.

3. Macet berkurang pukul 15.00-20.00 WIB

5 Poin Evaluasi Penataan Tanah AbangIDN Times/Helmi Shemi

Namun kemacetan justru berkurang sebesar 18 persen pada pukul 15.00-20.00 WIB dibanding sebelum pasa Tanah Abang dilakukan penataan.

“Jumlah laporan pada 22 Desember pukul 15.00-20.00 juga cenderung lebih sedikit,” ucap Setiaji.

4. Data dari Waze

5 Poin Evaluasi Penataan Tanah AbangIDN Times/Helmi Shemi

Setiaji mengungkapkan, data kemacetan disusun berdasarkan aplikasi Waze dengan radius 1 kilometer dari pasar Tanah Abang.

“Jadi Waze ini ada pengguna Waze melaporkan kondisi kemacetan dari level satu sampai lima. Lima adalah stuck artinya kendaraan berhenti. Di Jakarta ada dua juta pengguna aktif Waze melaporkan kemacetan. Ada enam ribu laporan. Pengguna Waze bisa lebih satu laporan,” papar Setiaji.

5. Macet karena jalan rusak dan diperbaiki

5 Poin Evaluasi Penataan Tanah AbangIDN Times/Helmi Shemi

Laporan dari Jakarta Smart City menyebutkan adanya peningkatan laporan kemacetan untuk kategori kemacetan “Sedang” dan “Tinggi”. Namun terjadi penurunan sebesar 908 laporan atau 28 persen untuk kategori kemacetan “Tidak Berjalan Sama Sekali”.

Kemacetan disinyalir karena adanya gangguan jalan seperti perbaikan jalan dan jalan yang rusak.

“Peningkatan tertinggi adalah pada kategori “Jalan Rusak” yaitu sebesar 310 laporan dari sebelumnya yang tidak ada laporan “Jalan Rusak”,” kata Setiaji.

“Jenis laporan kemacetan dan gangguan jalan di Tanah Abang ada penurunan 28 persen. Jadi bukan karena penataan tapi karena jalan rusak dan sedang dalam perbaikan,” pungkas Sandiaga.

Baca juga: Polda Metro Jaya Usulkan 3 Hal Penting untuk Pemerintah terkait Kawasan Tanah Abang

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya