Angka Putus Sekolah di Indonesia yang Mengkhawatirkan

Masih banyak anak Indonesia belum dapat pendidikan layak

Jakarta, IDN Times – Pemerintah berhasil menurunkan angka putus sekolah di Indonesia sejak 2014. Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut, angka putus sekolah menurun 200.000 siswa atau hampir 30 persennya.

“Angka ini terus berkurang hingga mencapai kurang dari 200.000 siswa di tahun 2016 hingga 2018,” kata founder Semua Murid Semua Guru, Najeela Shihab, dalam sebuah acara diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1).

Baca Juga: Baru Diresmikan Tahun Lalu, Ini 5 Fakta Hari Pendidikan Internasional

1. Survei sosial ekonomi nasional sebut angka putus sekolah masih tinggi

Angka Putus Sekolah di Indonesia yang MengkhawatirkanIDN Times/Ardiansyah Fajar

Angka putus sekolah lebih mengkhawatirkan dicatat oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas. Pada 2015, tercatat masih ada 5,3 juta anak usia 7-18 tahun di Indonesia tidak sekolah.

“Pada tahun 2016, angkanya menurun sekitar 4,6 juta anak usia 7-18 yang tidak sekolah,” ujar Najeela.

2. Angka putus sekolah SMK masih memprihatinkan

Angka Putus Sekolah di Indonesia yang MengkhawatirkanIDN Times/Ardiansyah Fajar

Namun angka putus sekolah di jenjang SMK terhitung masih memprihatinkan. Penurunan angka putus sekolah tidak terlalu berarti pada 2017/2018.

“Masih ada 73.000 siswa SMK yang putus sekolah,” ucap Najeela.

Hingga tahun ajaran 2017/2018, total siswa putus sekolah di Indonesia sebanyak 187.828 orang. 

3. Faktor ekonomi menjadi sebab putus sekolah

Angka Putus Sekolah di Indonesia yang Mengkhawatirkan(Ilustrasi uang)IDN Times/Reza Iqbal

Najeela mengatakan, berdasarkan data dari UNICEF, faktor ekonomi adalah alasan utama siswa putus sekolah. Anak-anak dari 20 persen keluarga termiskin hampir lima kali lebih mungkin untuk tidak masuk SD dan SMP, dibandingkan 20 persen dari keluarga terkaya.

“UNICEF mengungkapkan bahwa status ekonomi keluarga, memiliki dampak yang paling signifikan pada kehadiran anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama,” ungkap Najeela.

4. Faktor lain putus sekolah karena disabilitas

Angka Putus Sekolah di Indonesia yang MengkhawatirkanANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan

Kenyataannya, menurut Najeela, ekonomi bukan satu-satunya alasan anak tidak bersekolah. Salah satu alasan terbesar anak Indonesia tidak sekolah adalah kondisi anak disabilitas. Sebanyak 2,45 persen dari penduduk Indonesia, yaitu 6.008.661 orang adalah penyandang disabilitas.

“Angka ini adalah jumlah seluruh penyandang disabilitas, termasuk anak-anak dan dewasa,” ujarnya.

Baca Juga: Peduli Pendidikan, IDN Times Kolaborasi dengan Semua Murid Semua Guru

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya