Berpidato di Jepang, Jusuf Kalla Singgung Palestina

Jusuf Kalla menyoroti pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem

Jakarta, IDN Times – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut keterbukaan memiliki peran penting dalam menciptakan perdamaian dan kesejahteraan dalam hubungan antarnegara.

JK juga menyebut stabilitas politik merupakan prasyarat bagi terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, sedangkan kesejahteraan akan menjamin adanya stabilitas nasional maupun internasional.

Stabilitas politik dapat tercipta dengan menolak paham unilateral dari negara manapun, selain secara bersama-sama menangani masalah terorisme dan kemiskinan.

“Keterbukaan ini sekarang mendapat tantangan dari beberapa pandangan baru yang dibangun atas dasar pertimbangan internal suatu negara dan nilai-nilai yang dianut oleh negara itu sendiri. Proteksionisme dan unilateralisme semakin berkembang,” ujar JK saat menyampaikan pidatonya yang bertajuk “Keeping Asia Open: How to Achieve Prosperity and Stability” pada Konferensi Internasional ke-24 tentang Masa Depan Asia di Hotel Imperial, Tokyo, Jepang, Selasa (12/6).

1. Singgung Amerika yang keluar dari TPP Agreement dan Paris Accord  

Berpidato di Jepang, Jusuf Kalla Singgung PalestinaDok. IDN Times

Salah satu contoh nyata dari fenomena ini adalah keluarnya Amerika dari kemitraan Trans-Pasifik, atau Trans-Pacific Partnership (TPP) dan juga Paris Accord. “Tindakan seperti itu akan mencederai upaya membangun konsensus dan komitmen global yang telah dibangun puluhan tahun,” kata JK. 

2. Perdamaian di Palestina semakin sulit terwujud  

Berpidato di Jepang, Jusuf Kalla Singgung PalestinaIDN Times/Uni Lubis

JK juga menyinggung pemindahan kedutaan besar Amerika ke Yerusalem. Amerika pada masa pemerintahan sekarang secara paradoks melakukan pendekatan unilateral dalam menanggapi perkembangan yang berlangsung di Timur Tengah dan Semenanjung Korea.

“Keputusan AS memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem membuat perdamaian di Palestina semakin sulit terwujud dan meningkatkan ketegangan di seluruh dunia,” tegas JK.

Menurutnya, nilai-nilai yang dianut bersama di masa lalu, seperti demokrasi, keterbukaan ekonomi, dan pengentasan kemiskinan, semakin pudar. Akibatnya, terangnya, dunia semakin terkutub-kutub baik secara ekonomi maupun politik.

3. Masalah yang semakin banyak  

Berpidato di Jepang, Jusuf Kalla Singgung PalestinaDok. IDN Times

Akibat kebijakan Amerika itu, kini semakin banyak masalah yang timbul. Mulai dari krisis Iran dan Yerusalem yang memicu aktivisme jaringan teroris dunia hingga retaliasi negara-negara ekonomi maju akibat kebijakan ekonomi AS yang proteksionis.

“Singkatnya, masalah-masalah baru muncul sebelum masalah-masalah lama terselesaikan. Dunia pun menjadi semakin rapuh,” ujarnya.

4. Pentingnya stabilitas ekonomi  

Berpidato di Jepang, Jusuf Kalla Singgung PalestinaIDN Times/Sukma Shakti

JK menggarisbawahi pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk mewujudkan kesejahteraan bersama di seluruh dunia. Stabilitas ekonomi dapat dicapai dengan tetap menaati perjanjian perdagangan yang telah disepakati bersama, termasuk perjanjian perdagangan bebas. Namun, JK mengingatkan agar perdagangan bebas harus berdasarkan prinsip perdagangan yang adil (fair trade).

“Kita harus menghindari kebijakan “beggar-thy-neighbor” yaitu suatu negara mengambil keuntungan dari sebuah kebijakan perdagangan tertentu sementara negara lain dirugikan karena itu,” ujarnya.

5. Bekerja sama untuk membantu negara lain  

Berpidato di Jepang, Jusuf Kalla Singgung PalestinaDok. IDN Times

JK juga menyerukan agar semua negara bekerja sama menangani masalah yang sama-sama mereka hadapi. “Masalah yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan oleh satu negara sendirian. Kerja sama internasional menjadi keharusan untuk menangani masalah itu,” kata JK.

Namun, ia mengingatkan, hanya negara-negara yang stabil secara internal yang dapat berperan serta secara efektif dalam kerja sama tersebut. Ia pun kemudian menunjukkan kesiapan Indonesia dengan memaparkan data tentang proses demokratisasi dan pertumbuhan ekonominya yang relatif stabil.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya