Bima Arya Nyatakan Perang Terhadap Narasi Teori Konspirasi COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah kota (Pemkot) Bogor menyatakan perang terhadap narasi teori konspirasi virus corona. Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut banyak warganya yang terpengaruh teori konspirasi.
Ia mencontohkan saat dirinya mengunggah kabar meninggalnya Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani karena COVID-19 di Instagram. Saat itu banyak warganet yang justru mempertanyakan sebab kematian almarhum Nadjmi.
"Saya sempat posting dengan maksud menyadarkan orang bahwa COVID-19 nyata. Tapi komen yang muncul gak sedikit yang bilang itu meninggal bukan karena COVID-19, sampai segitunya," kata Bima dalam Webinar '#MenjagaIndonesia: Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri', Selasa (11/8/2020).
1. Masyarakat yang semakin cuek
Bima menyayangkan masyarakat sekarang ini sudah imun dengan informasi kampanye protokol kesehatan. Seiring kasus COVID-19 yang terus naik, kewaspadaan masyarakat dinilainya malah justru mulai berkurang.
"Harus ada cara dan pendekatan baru. Orang kalau gak merasa dekat dengan ancaman cuek. Begitu tahu dan kenal orang mulai ketakutan. Tugas kita sebetulnya tanda kutip mendekatkan ancaman bahaya itu ke mereka," ujar Bima.
2. Pemkot Bogor akan lawan dengan narasi yang lebih besar
Editor’s picks
Bima bertekad melawan narasi teori konspirasi tersebut dengan narasi yang lebih besar dengan melibatkan berbagai kelompok.
"Misal dengan forum komunikasi umat beragama, kiai, pendeta, yuk buat orang-orang gak percaya teori konspirasi dengan pendekatan iman. Saya juga ajak dokter spesialis mengampanyekan protokol kesehatan dengan pendekatan scientific," ujar Bima.
3. Bima minta pejabat siap bertarung
Ia juga meminta para kepala dinas, camat dan lurah bersiap untuk bertarung melawan COVID-19 ini. Ia menyebut sudah dua kali melakukan reposisi baik mutasi atau promosi pejabat yang masih ragu atau takut.
"Kedua, saya minta pasukan internal kita kepala dinas kalau gak ngerti ya libatkan pihak lain. Makanya saya dengar pakar epidemologi secara rutin, tren apa yang bahaya. Lalu Ikatan Dokter Anak Indonesia, PHRI, harus denger semua," katanya.
Dengan begitu Pemkot Bogor dapat merespons cepat mengevaluasi dan merevisi kebijakan yang ada.
"Kita pastikan anggaran ini anggaran perang, gak ada bisnis lagi as usual," ucapnya.
Baca Juga: Wali Kota Bogor Bima Arya: Satu Generasi Bisa Hilang karena COVID-19