Duh, Jumlah Anak Perokok di Indonesia Terus Meningkat! 

Bisa jadi kendala Indonesia mencapai bonus demografi nih

Jakarta, IDN Times - Yayasan Lentera Anak mencatat jumlah anak perokok di
Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Fakta ini tentu sangat memprihatinkan

"Pada 2018 berdasarkan hasil riset kesehatan dasar jumlah anak perokok
menjadi 9,1 persen dari total perokok di Tanah Air," kata Ketua Yayasan
Lentera Anak Lisda Sundari seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/9).

1. Bahaya rokok saat usia dini

Duh, Jumlah Anak Perokok di 

Indonesia Terus Meningkat! Pixabay

Menurut Lisda ada dampak mengerikan saat anak merokok di usia dini. Yakni mempengaruhi otak bagian depannya.

"Otak bagian depan itu belum  berkembang sempurna sampai usia 20 tahun, kalau anak merokok maka mempengaruhi otak bagian depan tersebut sehingga menimbulkan gangguan kognitif dan kemampuan mengambil keputusan," kata Lisda pada workshop memperkuat komitmen kabupaten dan kota untuk melindungi anak dari asap dan paparan iklan promosi dan sponsor rokok guna mewujudkan daerah layak Anak di Sumatera Barat.

2. Bonus demografi Indonesia bisa terganggu

Duh, Jumlah Anak Perokok di 

Indonesia Terus Meningkat! unsplash.com/Plmka

Oleh sebab itu jika anak merokok maka masa pertumbuhannya diganggu oleh
nikotin dan bagaimana akan lahir sumber daya manusia yang unggul kalau
kemampuan kognitif anak terganggu.

"Sehingga ini harus menjadi perhatian serius banyak pihak jika ingin menikmati bonus demografi," ujar Lisda.

3. Anak perokok pasif juga berbahaya

Duh, Jumlah Anak Perokok di 

Indonesia Terus Meningkat! unsplash.com/@iriser

Tidak hanya perokok aktif, ia menyebutkan saat ini terdapat 60 juta anak yang menjadi perokok pasif dengan bahaya yang juga sama dengan perokok aktif.

"Anak-anak tidak berdaya karena bapaknya, pamannya dan keluarganya merokok di sekitar mereka sementara asap tersebut cukup berbahaya,"  ujarnya.

4. Ancaman peningkatan jumlah perokok

Duh, Jumlah Anak Perokok di 

Indonesia Terus Meningkat! IDN Times/Hana Adi Perdana

Menurut dia kalau seandainya anak perokok dibiarkan saja dan tidak dilakukan tindakan apa pun baik pencegahan maupun perlindungan maka di tahun 2030 akan naik jadi 15,90
persen jumlahnya.

"Artinya kita akan gagal mendapatkan bonus demografi karena anak-anak yang
sekarang akan jadi manusia produktif mengalami sakit karena dampak rokok
sehingga tidak bisa lagi menjadi sumber daya manusia yang berkualitas," katanya.

Baca Juga: 14 Juta Batang Rokok Diamankan Bea Cukai Kudus Hingga September 2019

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya