Jas Hujan Dipakai Berulang, RS Jonggol Kekurangan Alat Pelindung Diri

Mereka sempat menggunakan APD yang telah dipakai

Jakarta, IDN Times - Rumah Sakit Permata Jonggol, Jawa Barat kekurangan alat pelindung diri (APD) bagi petugas kesehatan menangani virus corona. Seorang warganet dengan akun Binartha Utami @tamitamee mengatakan, selama ini, mereka hanya melayani dengan APD seadanya.

"Kami pun tetap melayani dengan APD seadanya (hny ada masker dan jas hujan), tolong kami dok sbg garda terdepan melawan pandemi ini," cuit Utami pada 24 Maret di akun Twitter-nya.

1. Terbatas dan mahalnya harga APD

Jas Hujan Dipakai Berulang, RS Jonggol Kekurangan Alat Pelindung DiriANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Saat dikonfirmasi hal tersebut, Tami yang merupakan salah satu dokter umum di sana membenarkan. Ia mengatakan banyak rumah sakit di daerah yang menjadi rujukan kekurang APD.

"Bukan kami tidak berusaha mencari APD yang sesuai standar, tapi memang ketersediaan barang di supplier sudah terbatas, dan tingginya harga APBD saat ini," kata Utami.

Utami juga mengeluhkan sulitnya mencari masker medis ataupun masker N95. Karena saat ini sudah ada beberapa pasien IDP dan PDP virus corona di daerah tersebut.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Doni Monardo: 105 ribu APD Siap Didistribusikan 

2. APD sudah dipakai sejak Senin

Jas Hujan Dipakai Berulang, RS Jonggol Kekurangan Alat Pelindung DiriPetugas medis menunjukkan APD yang diberikan Pemkot Bekasi (IDN Times/Dini suciatiningrum)

Utami juga mengaku sudah berkali-kali menggunkan APD berupa jas hujan yang sama sejak Senin (23/3) kemarin. Padahalnya, menurutnya satu orang petugas kesehatan hanya boleh menggunakan satu jas per hari.

"Sesudah di pakai lalu dibuang," katanya. Mirisnya, sebelum menggunakan jas hujan, Utami dan kawan-kawannya hanya memakai masker dan handscoon.

3. Berharap bantuan pemerintah sesegera mungkin

Jas Hujan Dipakai Berulang, RS Jonggol Kekurangan Alat Pelindung DiriIDN Times/Debbie Sutrisno

Utami belum tahu apakah manajemen rumah sakit sudah melaporkan kondisi ini ke pemerintah setempat. Dengan cuitannya itu, ia mengaku hanya mencoba mencari bantuan.

Sejak mencuitkan keluhannya tersebut, utas Utami dipenuhi banyak balasan dari warganet lainnya yang memberikan rekomendasi bantuan untuk tenaga medis penanganan COVID-19.

"Semoga pemerintah dapat melihat bagaimana kami para nakes (tenaga kesehatan) di lapangan saat ini tetap melayani pasien walau dengan APD seadanya seperti ini," ujarnya.

Baca Juga: RSHS Bandung Mulai Khawatir, Stok APD Hanya untuk 10 Hari Lagi!

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya