Komisi VII DPR ke Uni Emirat Arab Kaji Energi Terbarukan dan Reklamasi

UEA berencana membangun PLTS terbesar di dunia di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 20-26 Juli 2019. Rombongan tim kunjungan kerja Komisi VII DPR RI dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII H M Ridwan Hisjam. Turut mendampingi kunjungan ini antara lain SKK Migas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dan PT PLN (Persero).

Apa saja yang dilakukan Komisi VII di sana?

1. Membahas energi dan reklamasi

Komisi VII DPR ke Uni Emirat Arab Kaji Energi Terbarukan dan ReklamasiIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Dalam pertemuan Komisi VII DPR RI dengan Chief Exeutive Officer (CEO) Mubadala Company--perusahaan yang membangun dan mengelola kota Masdar--di Gedung Masdar City-Abu Dhabi, Selasa (23/7), Ridwan Hisjam menyampaikan kunjungan tersebut untuk mempererat hubungan baik antara Indonesia dan UEA. Kunjungan itu juga untuk mempelajari pengembangan energi terbarukan, sumber daya mineral dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya untuk daerah reklamasi.

“Hubungan baik bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, perlu kita jaga dan pererat khususnya peningkatan kerjasa sektor ESDM, Riset dan Teknologi, serta pengelolaan lingkungan hidup,” ungkap Ridwan dalam keterangan tertulisnya.

2. Belajar dari ahlinya

Komisi VII DPR ke Uni Emirat Arab Kaji Energi Terbarukan dan ReklamasiPexels.com/@pixabay

CEO Mubadala Company, Mohamed Ahmed Al Ramahi, menyampaikan bahwa Uni Emirat Arab memiliki perkembangan yang pesat dalam pengembangan energi terbarukan, khususnnya dibangun kota masdar (Masdar City) sebagai ikon kota yang zeo karbon, mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan khususnya solar PV, dan pengembangan inovasi smart city.

“Kami membangun Masdar City bukan hanya sebuah proyek terkait energi terbarukan, namun kami membangun peradaban manusia untuk beralih mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan” ungkap Al Ramahi.

3. UEA berencana bangun PLTS terbesar di dunia di Indonesia

Komisi VII DPR ke Uni Emirat Arab Kaji Energi Terbarukan dan Reklamasisustyvibes.com

Al Ramahi juga berencana membangun pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di dunia sebesar 140 MW dan berada di Indonesia, tepatnya di waduk Cirata. “Kami memerlukan dukungan dari Pemerintah Indonesia, DPR RI dan PLN agar proyek kai tersebut dapat terwujud," lanjutnya.

Ridwan menyambut baik keinginan dari Mohamed Jameel al Ramahi yang akan membangun PLTS terapung terbesar di dunia yang rencana di Waduk Cirata-Purwakarta.

“Kami mendukung terhadap rencana pembangunan PLTS terapung terbesar di dunia tersebut, tentu ini akan menjadi lompatan yang bagus bagi kita semua dalam pengembangan energi terbarukan khususnya di Indonesia,” jelas Ridwan.

Selain itu Mohamed Jameel juga berkeinginan untuk membangun PLTS komunal di pulau-pulau kecil di daerah perbatasan di Indonesia.

“Apabila proyek PLTS terapung tersebut berhasil, kami juga berkeinginan untuk menjadikannya sebagai benchmark pembangunan PLTS terapung lainnya. Kami juga menganggap penting dilakukan pembangunan PLTS terintegrasi di pulau-pulau kecil dan daerah perbatasan.Dan kamipun berkomitmen untuk penggunaan TKDN sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia,” paparnya.

Baca Juga: Jokowi Bertemu Pangeran Uni Emirat Arab, Menlu: Pertemuan Terpanjang

4. Mahalkah harga membangun PLTS?

Komisi VII DPR ke Uni Emirat Arab Kaji Energi Terbarukan dan ReklamasiIDN Times / Auriga Agustina

Anggota Komisi VII DPR RI, Andi Yuliani Paris menanyakan kepada CEO Masdar City, terkait harga listrik PLTS terapung dan strategi yang dapat diterapkan dalam peningkatan bauran energi terbarukan.

“Kami ingin meminta penjelasan terkait harga energi untuk PLTS terapung apakah cukup kompetitif dan bagaimana strategi yang pernah diterapkan oleh Masdar City untuk meningkatkan bauran energi,” kata Yuliani.

Mohamed Jameel merespon dengan baik pertanyaan Yuliani. Sambil berseloroh menanyakan balik kepada Yuliani, “Berapa harga energi yang ibu inginkan?”

Kemudian Jameel menjelaskan bahwa harga untuk PLTS terapung berkisar 6,6 sen per kwh. Harga ini cukup kompetitif untuk saat ini. Menjawab pertanyaan kedua, bahwa untuk meningkatkan bauran energi, kita harus mengoptimalkan sumber-sumber energi di tiap-tiap tempat yang memiliki sumber energi yang berbeda-beda.

Untuk saat ini teknologi yang cukup siap dengan harga kompetitif adalah PLTS. Mubadal Company akan siap membantu meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia tersebut.

Baca Juga: 12 Kerja Sama Jokowi dan Pangeran Uni Emirat Arab Setelah Bertemu

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya