Pemerintah Akan Buat Kesepakatan Kalender Hijriah Bersama

Karena lebaran dan lainnya sudah jadi budaya di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berencana melakukan pertemuan intensif dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membahas penyatuan kalender hijriah. Penyatuan kalender hijriah ini dinilai penting karena akan menjadi ketetapan dan kesepakatan bersama tiap umat Islam di Indonesia dalam menentukan jatuhnya awal bulan Syawal atau Idulfitri, bulan Dzulhijjah atau Iduladha, dan juga bulan puasa atau Ramadan.

“Sehingga harapan tentu kita memiliki kalender hijriah yang disepakati bersama untuk menetapkan tiap kali kita perlu kesepakatan bersama dalam penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 1 Dzulhijjah,” kata Menag Lukman di Kemenag, Jakarta, Senin (3/6).

Baca Juga: Ini 2 Petunjuk Pemerintah Tetapkan Lebaran Hari Rabu

1. Pembahasan dalam forum bersama pakar dan ormas

Pemerintah Akan Buat Kesepakatan Kalender Hijriah BersamaANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Kesepakatan kalender hijriah itu akan dimulai dengan forum kajian ilmiah dari MUI dengan mengundang ahli falak, astronom, dan juga perwakilan ormas-ormas Islam di Indonesia.

“Penyamaan dari penyatuan kalender hijriah adalah bahwa seluruh ormas-ormas Islam, seluruh tokoh agama, dan warga Indonesia sepakat dengan penetapan kalender ini,” ucap Lukman.

2. Tidak ada yang mendahului menetapkan kapan lebaran, puasa, dan lain-lain

Pemerintah Akan Buat Kesepakatan Kalender Hijriah BersamaIDN Times / Arief Rahmat

Dengan adanya penyatuan kalender hijriah ini, diharapkan ke depannya tidak ada pihak-pihak yang mengumumkan hari besar umat Islam terlebih dahulu.

“Jadi kita semua sepakat dengan ketentuan itu. Karena prinsip dasarnya untuk menetapkan itu menggunakan 2 metode hisab dan rukyat,” ujar Lukman.

3. Penyempurnaan metode hisab dan rukyat

Pemerintah Akan Buat Kesepakatan Kalender Hijriah BersamaIDN Times/Rangga Erfizal

Dalam menentukan tanggal dalam Islam digunakan 2 metode, yakni hisab dan rukyat. Menurut Lukman, kita bisa menentukan tanggal dalam Islam hingga 1000 tahun ke depan menggunakan metode hisab.

“Tapi tidak cukup hisab, harus informasi itu dikonfirmasi melalui rukyat, melihat langsung. Rukyat menyempurnakan hisab,” kata Lukman.

Dengan begitu, ketika masyarakat Indonesia menyepakati posisi hilal untuk kalender hijriah, maka kita akan punya kesamaan menentukan tanggal Islam.

“Kalau kriteria kita sepakat untuk posisi berapa hilal tidak mungkin dilihat dan dilihat, kita akan memiliki kesamaan kapan menentukan 1 Ramadan, 1 Syawal,” jelas dia lagi.

4. Bukan sekadar ritual keagamaan, tapi sudah menjadi festival dan budaya

Pemerintah Akan Buat Kesepakatan Kalender Hijriah BersamaIDN Times/Fitria Madia

Tidak dapat dipungkiri, hari raya keagamaan Idulfitri, Iduladha, sampai bulan puasa bukan sekadar ritual keagaaman di Indonesia, melainkan sudah menjadi ciri khas, festival, dan bahkan budaya. Dengan implikasi besar secara nasional, kesepakatan kalender hijriah ini dianggap penting.

“Jadi, tidak bingung di antara kita. Karena ini terkait lebaran itu festival, tidak hanya acara ritual keagamaan semata. Ini sudah melebur pada budaya, ada mudik, libur bersama, dan ada implikasi besar secara nasional,” papar Lukman.

Baca Juga: Waspada Jalan Bergelombang dan Tanjakan Curam di Tol Batang-Semarang

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya