Prabowo Cemas Uang Indonesia Dibawa Lari oleh Startup, Beralasankah?

Perlu juga waspada nih kalau benar terjadi

Jakarta, IDN Times – Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku khawatir uang Indonesia dibawa lari oleh para pelaku usaha rintisan (startup) seperti e-commerce, terlebih yang sudah menjadi unicorn atau startup dengan valuasi US$1 miliar.

"Jadi kalau ada unicorn-unicorn, ada teknologi hebat, saya khawatir ini akan mempercepat nilai tambah dan uang-uang kita lari ke luar negeri, ini saya khawatir. Ya silakan Anda ketawa, tapi ini masalah bangsa. Kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia," kata Prabowo dalam debat Pilpres kedua, Minggu (17/2).

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira membenarkan bahwa startup unicorn memang mengandalakan modal asing dalam menjalankan bisnisnya. Ia mengatakan adanya potensi penyalahgunaan data hingga produk dalam suntikan dana asing ke dalam startup.

Startup unicorn memang mengandalkan modal asing dalam jumlah yang cukup dominan untuk jalankan bisnisnya,” kata Bhima saat dihubungi oleh IDN Times, Senin (18/2).

1. Adanya kekhawatiran data dan produk startup yang tergadaikan

Prabowo Cemas Uang Indonesia Dibawa Lari oleh Startup, Beralasankah?IDN Times/Panji Galih

Satu sisi, suntikan dana dari asing itu membuat kedaulatan data, dan produk yang ada di startup menjadi tergadaikan. Padahal, kata Bhima, data merupakan privasi sekaligus sumber daya paling penting di era ekonomi digital.

“Data ini rentan untuk disalahgunakan sehingga profit yang paling besar dinikmati oleh investor asing itu,” ujarnya.

2. Memang perlu waspada dengan banyaknya produk impor akibat akuisisi

Prabowo Cemas Uang Indonesia Dibawa Lari oleh Startup, Beralasankah?tokopedia.com

Tidak bisa dipungkiri kalau dengan adanya modal asing itu membuat produk asing alias impor jadi mudah masuk ke dalam startup. Terlebih dengan adanya akuisisi saham investor asal China khususnya Alibaba dan Tencent di startup lokal. Data Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) mengungkapkan 93 persen produk yang dijual melalui e-commerce adalah produk impor.

“Soal masifnya produk asal China yang masuk ke startup unicorn perlu diwaspadai. Artinya keuntungan e-commerce yang harusnya bisa mendorong UMKM berkembang, keuntungannya justru keluar ke negara asal penyuntik dana itu,” sebut Bhima.

Baca Juga: Prabowo Sempat Bingung dengan Istilah 'Unicorn', Ini Respons BPN

3. Bahaya IT asing dalam startup

Prabowo Cemas Uang Indonesia Dibawa Lari oleh Startup, Beralasankah?Pexels.com/Startup Stock Photos

Kalau pihak asing makin dominan di startup, Bhima menyebut akan ada kecenderungan outsourcing ahli IT-nya keluar negeri.

“Contoh perusahaan transportasi online yang IT center dan development-nya di Bangalore India. Padahal mengaku karya anak bangsa,” sebut Bhima.

4. Dorong BUMN untuk bantu startup dan akses internet

Prabowo Cemas Uang Indonesia Dibawa Lari oleh Startup, Beralasankah?pixabay.cop/fancycrave1

Lalu bagaimana solusinya agar startup ini tidak diboyong dan dikuasai oleh asing? Salah satu saran yang diberikan Bhima adalah alokasi kredit bank BUMN untuk startup digital.

“Misalnya wajib 10 perseb total kredit bank BUMN untuk startup. Ini untuk mengurangi dominasi modal asing di startup,” katanya.

Kedua, pemerintah juga perlu mendorong akses dan kecepatan internet hingga pedesaan. Data dari We Are Social 2019 menyebut Indonesia menduduki peringkat ketiga paling buncit dari total 45 negara untuk rata-rata kecepatan internet, yakni 15,5 Mbps dari 54,5 Mbps.

Baca Juga: Ditanya Soal Unicorn, Prabowo: Yang Online Itu?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya