Psikolog Adik Kelas Pelaku Bom Dita Ungkap Cara Perekrutan Anggota Teroris
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dalam sebuah diskusi publik Wahid Foundation, Psikolog SEFT Corp Ahmad Faiz Zainuddin memaparkan bagaimana seseorang bisa menjadi teroris.
Faiz juga diketahui mengenal pelaku bom Surabaya Dita Oepriarto dan pernah menuliskan tentang Dita di Facebook yang kemudian menjadi viral.
"Ini sangat personal dan emosional. Dita itu kakak kelas saya, satu pengajian," kata Faiz membuka diskusi di Aula Rumah Pergerakan Gus Dur, Menteng, Jakarta, Selasa (15/5).
1. Menyusup ke dalam kegiatan pengajian
Menurut Faiz, banyak kegiatan rohani Islam (rohis) di SMA di Surabaya disusupi orang-orang yang mau merekrut untuk bergabung dalam kelompok radikal.
"Orang yang mau rekrut itu ikut pengajian, lihat siapa yang bisa diajak pengajian ke luar, nariknya pelan-pelan. Kita gak sadar di bawa ke alam radikal," kata Faiz.
Faiz mengaku saat itu dirinya sempat diprospek untuk direkrut, namun ia sadar dan menolak.
Baca juga: Terkait Terorisme, Gerindra Laporkan 11 Akun Medsos ke Bareskrim
2. Mereka yang direkrut adalah orang yang baik ramah, dan cerdas
Orang yang akan direkrut biasanya tidak akan langsung setuju. Terlebih yang ditargetkan adalah mereka yang cerdas, baik hati dan lemah lembut.
Editor’s picks
"Orang yang dibawa ke paham radikal ini mereka yang lembut, ramah, gak kurang pendidikan tapi pintar. Kemudian ada yang bilang karena kalau stres, gak juga, gak miskin, banyak yang kaya," jelasnya.
3. Sifat anak muda yang masih mencari ideologi
Ketiga adalah psikologis dari anak muda yang masih suka mencari ideologi dalam hidupnya. Faiz menyebut sebagai the needs of ideology.
"Punya ideologi yang membenarkan mereka gak merasa bersalah. Bisa dari agama bisa dari non-agama," kata Faiz.
Karena mereka sangat pintar, mereka ini yang tanya gak dijawab karena pertanyaan terlalu pintar, meraka gak mau cuma pengajian tapi ada diskusi 1 on 1. Dia butuh ideologi.
4. Individu yang rentan dan butuh teman
"Kerentanan individual. Hampir semua kehilangan figur ayah. Fathering lebih penting dari mothering. Peran ibu mangayomi, ayah memberikan arahan. Secara emosi gak terlibat. Orang psikopat dan teroris kehilangan peran atau figur ayah. Jadi saya mohon pahami mereka jangan cuma mengutuk. Paham ketika mereka sedang mencari. Sama seperti narkoba, sebelum candu," papar Faiz.
Baca juga: Menteri Lukman Akui Istri Terduga Teroris di Surabaya Berstatus PNS Kementerian Agama