Sandiaga Ungkap Ciri 40 Masjid Terpapar Radikalisme di Jakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo pada Senin (4/6) lalu mengadakan pertemuan dengan 42 tokoh praktisi sosial, budaya, pendidikan, dan agama, untuk berdiskusi di Istana Merdeka.
Salah satu pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah adanya 40 masjid di Jakarta yang terindikasi paham radikal.
1. Sandiaga sudah pegang datanya?
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku telah memegang data 40 masjid yang terindikasi paham radikal. Data itu disebutnya ada di Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta (Biro Dikmental).
"Sebanyak 40 itu kami juga sudah punya datanya di teman-teman Biro Dikmental dan Baziz, akan kita arahkan ke kegiatan kita lebih banyak ke sana," kata Sandiaga di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Selasa (5/6).
2. Sandiaga belum bersedia ungkap ke publik
Editor’s picks
Meski sudah memiliki data masjid mana saja yang terindikasi paham radikal, Sandiaga enggan membeberkan masjid mana saja. Namun, ia berjanji akan memberikan pembinaan kepada jemaah 40 masjid itu.
"Tapi kami tidak bisa mengumbar nama masjidnya. Sudah terpantau dan kami akan berikan pembinaan, tentunya pendekatan tersendiri," ujar dia, Jakarta, Rabu (6/6).
"Tugas kita sama-sama untuk memastikan tidak ada radikalisasi di DKI, dan tidak ada paham-paham yang mendorong ke ekstremisme di DKI," dia menambahkan.
3. Apa sih ciri masjid yang terindikasi paham radikal?
Beberapa ciri masjid yang terindikasi paham radikal, menurut Sandiaga, di antaranya adalah yang memecah belah dan adanya ujaran kebencian.
Namun, Sandi tidak mengetahui apakah larangan menyalatkan jenazah termasuk salah satu ciri dari masjid yang terpapar paham radikal.
"Kalau spesifiknya kita gak bisa pastikan seperti itu. Bahwa ke depan masjid ini harus jadi sarana untuk memakmurkan masyarakat, masyarakat dimakmurkan oleh masjid. Jadi jangan sampai masuk paham radikalisme," kata Sandiaga.