Skybridge Dibuka, PKL Tanah Abang Jadi Rapi dan Tertib? 

Skybridge Tanah Abang bebas dari preman dan pungli

Jakarta, IDN Times – Penataan pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Jatibaru, Tanah Abang kini sudah mulai tertib sejak kehadiran Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang. Terdapat 446 kios di jembatan yang kerap disebut skybridge ini.

Sebelumnya, PKL berjualan di trotoar dan tenda yang menutup jalan Jatibaru. Pro-kontra pun hadir akibat penutupan jalan tersebut. Kini sudah sebagian besar PKL dipindahkan ke JPM.

Baca Juga: Skybridge Tanah Abang Dibuka, Ini Plus Minusnya  

1. Tempat berjualan yang lebih nyaman

Skybridge Dibuka, PKL Tanah Abang Jadi Rapi dan Tertib? IDN Times/ Helmi Shemi

Saat diwawancarai IDN Times, beberapa pedagang mengaku senang telah dipindahkan ke JPM. Alasannya, karena tidak perlu khawatir kondisi cuaca serta razia oleh Satpol PP akibat berjualan di trotoar. Pedagang memang baru membuka kios mereka 1-2 hari terakhir, bahkan ada kios yang belum dibuka.

“Kalau dulu masih suka kucing-kucingan dengan Satpol PP, gak nyaman aja gitu. Kalau di sini (JPM) biar kata masih belum ramai (pembeli) udah enak lah,” kata Jack, salah seorang pedagang yang mengaku telah 15 tahun berjualan di Pasar Tanah Abang, Selasa (11/12).

Berbeda dengan Jack, pedagang bernama Alfa mengaku lebih senang berjualan di trotoar karena banyak pembeli. Meski begitu, ia mengeluhkan sejumlah fasilitas yang masih minim seperti toilet dan tempat salat.

“Belum tahu ya, baru buka hari ini. Tapi enak di bawah sih, lebih banyak pembeli. Kalau ini gak tahu gimana. Kalau mau salat harus masuk stasiun atau ke bawah, toilet juga cuma 4,” katanya.

2. Bebas dari preman dan pungli

Skybridge Dibuka, PKL Tanah Abang Jadi Rapi dan Tertib? IDN Times/ Helmi Shemi

Jack juga senang karena berjualan di JPM tidak ada preman dan pungutan liar (pungli). Ia menceritakan, ketika berdagang di bawah, ia harus merelakan uang sekitar Rp50 ribu tiap harinya. Di JPM, ia dan pedagang lainnya diwajibkan membayar biaya bulanan sebesar Rp500 ribu per bulan.

“Gak apa kalau segitu. Naik dikit juga gak apa asal dikasih tahu dan bebas dari pungli,” ujarnya.

3. Kekhawatiran pedagang jika pedagang di trotoar belum ditertibkan

Skybridge Dibuka, PKL Tanah Abang Jadi Rapi dan Tertib? IDN Times/ Helmi Shemi

Sejumlah pedagang mengaku khawatir jika masih banyak pedagang yang berjualan di trotoar belum ditertibkan. Alasannya, pelanggan mereka dapat direbut oleh pedagang yang berjualan di trotoar.

“Kalau pemerintah gak tegas kita juga yang rugi. Ini di atas udah rapi tapi di bawah masih belum tertib, kan sama aja bohong,” ujar Jack.

4. Trotoar belum difungsikan dengan baik untuk pejalan kaki

Skybridge Dibuka, PKL Tanah Abang Jadi Rapi dan Tertib? IDN Times/ Helmi Shemi

Meski JPM menjadi alternatif untuk pejalan kaki, melihat kondisi trotoar di jalan Jatibaru sangat kontras dengan kondisi JPM. Trotoar, khususnya yang berdekatan dengan halte Transjakarta untuk bis Jakarta Explorer, masih sangat tidak layak.

Selain sempit karena masih banyak PKL berjualan di trotoar, beberapa lantainya rusak. Guide block untuk tunanetra juga masih tertutup oleh lapak PKL. Troli yang digunakan para PKL juga kerap mengganggu pejalan kaki. Sementara ketika berjalan kaki dari Jalan Jatibaru tanpa menggunakan JPM, menuju pasar Blok G, kamu akan kesulitan untuk menyeberang karena masih belum dilengkapi zebra cross.

Baca Juga: Skybridge Tanah Abang Akan Terintegrasi dengan KRL dan TransJakarta

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya