Sudah Bisa Umrah, Biro Perjalanan Mulai Buka Layanan ke Tanah Suci

Terjadi beberapa perubahan dalam pelaksanaan ibadah umrah

Jakarta, IDN Times - Biro Perjalanan Umrah dan Haji  mulai membuka layanan keberangkatan umrah, setelah Pemerintah Arab Saudi memutuskan menerima jemaah dari Indonesia untuk beribadah di Kota Suci Makkah dan Madinah. Namun, sejumlah aturan baru diterapkan dalam pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemik COVID-19 saat ini.

Ketua Bidang Advokasi Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji, Umrah Republik Indonesia (Amphuri) yang juga pemilik Biro Perjalanan Umrah dan Haji Khusus Fatour Travel Indonesia Firman Chandra mengatakan, pengusaha travel umrah dan haji sudah mulai beraktivitas. 

"Tentu kami sudah beraktivitas, membuka kembali layanan, baik untuk jemaah umrah yang baru mendaftar maupun yang sudah mendaftar sebelumnya," kata Firman seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (3/11/2020).

Lalu apa saja yang berubah untuk pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemik COVID-19 ini?

Baca Juga: Kemenag Minta 26.328 Jemaah Diprioritaskan untuk Berangkat Umrah

1. Hanya Saudi Airlines yang boleh membawa jemaah ke Arab Saudi

Sudah Bisa Umrah, Biro Perjalanan Mulai Buka Layanan ke Tanah SuciDok. PT Angkasa Pura II

Menurut Firman, beberapa perubahan yang terjadi mulai dari maskapai penerbangan yakni hanya Saudi Airlines yang boleh membawa jemaah ke Arab Saudi. 

Perubahan berikutnya adalah jemaah wajib menjalani tes deteksi COVID-19 (PCR) di bandara. Apabila jemaah telah mengantongi tiket maskapai, tetapi hasil tes PCR menunjukkan positif, maka jemaah tersebut tidak diberangkatkan dan uang keberangkatan diganti oleh biro perjalanan.

2. Jemaah harus diisolasi dulu di hotel

Sudah Bisa Umrah, Biro Perjalanan Mulai Buka Layanan ke Tanah SuciJemaah umrah beribadah di depan Ka'bah dengan urutan yang telah ditentukan (www.twitter.com/@HaramainInfo)

Aturan baru lainnya, kata Firman, jemaah yang berangkat langsung dibawa ke Jeddah dan akan diisolasi atau dikarantina dulu selama tiga hari di hotel.

"Tidak boleh keluar hotel," kata Firman.

Dengan adanya masa isolasi ini, maka umrah yang sebelum pandemik biasanya membutuhkan waktu sembilan hari, kini bertambah menjadi 12 hari.

3. Hotel yang boleh ditempati jemaah hanya hotel bintang empat dan lima

Sudah Bisa Umrah, Biro Perjalanan Mulai Buka Layanan ke Tanah SuciIlustrasi hotel di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selain waktunya bertambah panjang, kelas hotel yang ditempati oleh jemaah juga harus bintang empat dan lima. Jika sebelum pandemik, jemaah bisa tinggal di hotel bintang tiga, saat ini hotel yang dibolehkan bintang lima.

"Karena pertimbangannya, jika sewaktu-waktu jemaah bosan di dalam kamar bisa jalan-jalan di lobby, yang punya lobby hanya hotel kelas lima saja," katanya.

Selama isolasi di hotel, jemaah hanya bisa beribadah di lingkungan hotel, tidak dibolehkan ke Masjidil Haram atau masjid di luar hotel.

Demikian pula untuk makanan, pihak hotel tidak lagi menyediakan makanan prasmanan. Semua diantar ke kamar dengan menu standar bintang lima.

"Untuk isi kamar juga dibatasi hanya boleh dua orang, kalau sebelum pandemik empat orang satu kamar," katanya.

Pihak hotel memiliki petugas yang mengawasi pergerakan jemaah. Jika ada yang keluar dari hotel selama masa isolasi akan diberi teguran oleh petugas bernama Muhasasah.

4. Harus tes PCR sebelum ke Masjidil Haram

Sudah Bisa Umrah, Biro Perjalanan Mulai Buka Layanan ke Tanah SuciPetugas medis melakukan uji usap (swab) dari seorang pria ditengah penyebaran virus corona (COVID019), di pusat uji, di New Delhi, India, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis)

Setelah tiga hari dikarantina, sebelum ke Masjidil Haram jemaah wajib dites PCR terlebih dahulu untuk memastikan jemaah benar-benar dalam kondisi sehat.

"Umrah sekarang itu sangat limitasi, ini tujuannya untuk mencegah pandemik COVID-19," kata Firman.

5. Akan ada pemberangkatan jemaah umrah tahap dua pada 8 November 2020

Sudah Bisa Umrah, Biro Perjalanan Mulai Buka Layanan ke Tanah SuciJusuf Kalla bersama rombongan melakukan Ibadah Umrah di tengah pandemik COVID-19 (Dok. DMI)

Firman telah memastikan perubahan tersebut dengan memberangkatkan 250 pengurus DPP Amphuri ke Makkah. Mereka berasal dari seluruh wilayah Indonesia dan berangkat menuju Jeddah pada 1 November 2020.

Keberangkatan DPP Amphuri merupakan regu pertama asosiasi pengusaha biro perjalanan haji dan umrah dari Indonesia, dan merupakan biro umrah kedua di dunia setelah Pakistan yang berangkat ke Jeddah.

"Tujuan keberangkatannya adalah untuk mengecek seperti apa umrah di masa new normal ini, karena banyak yang berubah dan ada pengetatan," kata Firman.

Menurut Firman, setelah pemberangkatan pertama ini, akan ada pemberangkatan jemaah umrah selanjutnya pada 8 November 2020, dengan jumlah jemaah masih fluktuatif. Kepastian data jumlah baru akan diperoleh pada 5-6 November.

Sebagian besar jemaah yang akan diberangkatkan tersebut merupakan jemaah yang penerbangannya sempat tertunda (delay) sejak Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menutup layanan umrah dan haji.

"Jemaah baru mendaftar juga ada, tapi kita prioritaskan yang berangkat duluan adalah jemaah yang sempat delay," kata Firman.

Baca Juga: Alhamdulillah, 317 Jemaah Umrah RI Tiba di Saudi, Ini Tahap Dilalui

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya