DBD di Kabupaten Bekasi Meningkat, Dinkes Catat Ada 667 Kasus

Kurang menerapkan hidup bersih penyebab tingginya kasus DBD

Bekasi, IDN Times - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan. Dinas Kesahatan mencatat hingga bulan Juni 2022 sudah ada 667 kasus DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Masrikoh menjelaskan, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti lebih tinggi kenaikan tiap bulannya dibandingkan tahun lalu.

"Kasusnya cenderung naik di tahun ini," kata Masrikoh saat dikonfirmasi, Jumat (5/8/2022).

Masrikoh juga merinci, pada Januari terdapat 73 kasus DBD, kemudian Februari 46 kasus, Maret 155 kasus, April 140 kasus, Mei 123 kasus dan Juni 130 kasus.

Baca Juga: Kota Bandung Jadi Daerah Pasien DBD Meninggal Terbanyak

1. Angka kematian lebih sedikit dari tahun lalu

DBD di Kabupaten Bekasi Meningkat, Dinkes Catat Ada 667 KasusIDN Times / Istimewah

Masrikoh mengatakan, angka kematian pada tahun 2021 mencapai 7 orang. Sedangkan tahun ini hingga bulan Juni baru ditemukan satu orang yang meninggal dunia akibat DBD.

"Kalau tahun lalu yang meninggal dunia karena demam berdarah ada tujuh orang. Tahun lalu yang meninggal lebih banyak, karena memang ada Covid-19 juga," katanya.

2. Hidup kurang bersih menjadi faktor meningkatnya DBD

DBD di Kabupaten Bekasi Meningkat, Dinkes Catat Ada 667 KasusANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Dia juga menyebut, tingginya angka penderita DBD pada tahun 2022 disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat Kabupaten Bekasi untuk menerapkan hidup bersih.

"Naik karena perkembangbiakan nyamuk demam berdarah biasanya memang habis musim kemarau dan lingkungan yang kotor juga memperngaruhi," jelasnya.

Selain itu, ketidakpahaman terkait kembang biak nyamuk aedes aegypti juga menjadi salah satu faktor masyarakat terkena DBD.

"Masyarakat mestinya paham kalau nyamuk suka dengan barang-barang bekas, di sana ada genangan air maka timbul jentik-jentik, nah mestinya dikuras atau dikubur barang-barang yang tidak dipakai supaya tidak jadi sarang nyamuk, jadi kepekaan masyarakat menurun untuk melakukan jumantik," jelasnya.

3. Masyarakat harus terapkan 3M

DBD di Kabupaten Bekasi Meningkat, Dinkes Catat Ada 667 KasusIlustrasi masyarakat menerapkan 3M. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Untuk menekan angka kasus DBD, Masrikoh menghimbau agar masyarakat selalu menerapkan 3M (mengubur, menguras, menutup).

"Jangan timbun barang-barang bekas karena rentan menjadi sarang nyamuk. Kalau perlu ajukan fogging ke desa dan kelurahan masing-masing," imbaunya.

Baca Juga: 300 Warga Lebak Terjangkit DBD, 4 Diantaranya Meninggal Dunia

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya