283 Terduga Teroris Ditangkap Pasca Serangan Teror di Surabaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Polri telah menangkap sebanyak 283 terduga teroris pasca serangan bom bunuh diri di Surabaya beberapa waktu lalu. Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, hampir setiap hari Densus 88 Anti Teror menangkap terduga teroris ataupun orang yang berafiliasi dengan jaringan JAD dan ISIS.
Menurut Tito, penangkapan tersebut sudah memiliki landasan hukum yang kuat dengan adanya undang-undang anti teror.
"Terkait penangkapan (terduga teroris), laporan terakhir kepada saya tadi malam ada 283 yang ditangkap pasca bom Surabaya," ujar Tito di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Selasa (7/8).
1. Penangkapan terduga teroris terus dilakukan
Baca Juga: Polri Akan Bangun Rutan Khusus Napi Teroris di Cikeas
Tito melanjutkan, dirinya meminta jajarannya untuk terus melakukan penangkapan-penangkapan.
"Terutama sekarang, kan, sudah ada undang-undang baru nomor 5 tahun 2018, di antaranya tentang larangan bagi organisasi teroris, dan siapa pun yang membantu atau bergabung dengan organisasi teroris yang dilarang oleh pengadilan," kata Tito.
2. Penangkapan juga dilakukan demi keamanan Asian Games
Editor’s picks
Menurut Tito, upaya penangkapan tersebut dilakukan kepolisian menjelang pelaksanaan Asian Games. Sebab, pencegahan harus dilakukan karena Indonesia akan kedatangan banyak tamu mancanegara, baik sebagai peserta kegiatan maupun sebagai pendukung.
"Maka dari itu selain keamanan, kenyamanan juga harus diperhatikan sebagai bentuk sambutan tuan rumah. Itu juga untuk persiapan ya saya kira cukup, sudah bagus kita tangani ancaman teror," ujarnya.
3. Polri akan mengembangkan satgas anti teror
Baca Juga: Pertemuan Internasional Soal Terorisme di Lombok Ditunda Karena Gempa
Selain pengerahan anggota Densus 88 Anti Teror untuk menangkap para terduga teror, kepolisian juga telah membentuk satgas di setiap polda dengan bantuan anggota densus dari Mabes Polri.
"Saya akan kembangkan menjadi 34 satgas densus ya di semua provinsi. Itu semua satgas polda akan pararel dengan densus," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Minggu, 13 Mei 2018 terjadi ledakan di depan tiga gereja besar di Kota Surabaya, Ibukota Jawa Timur sekaligus kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Ledakan terjadi di depan Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Utara No.1, Baratajaya, Gubeng. Sementara dua gereja lain yang juda mengalami ledakan adalah GKI Diponegoro Surabaya, dan GPPS Sawahan di Jalan Arjuno. Tercatat puluhan korban jiwa dan luka-luka.
Peristiwa bom tiga gereja di Surabaya terjadi hanya berselang enam hari sejak terjadinya kerusuhan di Mako Brimob, Jakarta Timur. Pada Selasa, 8 Mei 2018 terjadi baku tembak antara pihak kepolisian dengan napi teroris yang berada ditahan di Mako Brimob yang mengakibatkan lima orang polisi tewas.