4 Fakta Sri Mulyani, Kandidat Menko Perekonomian Kabinet Kerja Jilid 2

Sri Mulyani meraih banyak prestasi selama kepemimpinannya

Jakarta, IDN Times - Sri Mulyani Indrawati akan segera melepaskan jabatannya sebagai Menteri Keuangan pada pemerintahan Kabinet Kerja Jilid I. Namun, sepertinya ia masih terus dibutuhkan di periode berikutnya. Nama Sri Mulyani masuk bursa kandidat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Kerja Jilid II periode 2019-2024.

1. Sri Mulyani mengenyam pendidikan ekonomi di UI dan University Illinois at Urbana-Champaign

4 Fakta Sri Mulyani, Kandidat Menko Perekonomian Kabinet Kerja Jilid 2IDN Times/ Alfi Ramadana

Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung), Provinsi Lampung, tanggal 26 Agustus 1962. Setelah mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Indonesia pada 1986, ia memperoleh gelar Master dan Doctor di bidang ekonomi dari University Illinois at Urbana-Champaign pada 1992.

Tahun 2001, ia pergi ke Atlanta, Georgia, untuk bekerja sebagai konsultan untuk USAID (US Agency for International Development) demi tugas untuk memperkuat otonomi di Indonesia. Ia juga mengajar dalam ekonomi Indonesia sebagai professor di Andrew Young School of Policy Studies di Georgia State University. Dari tahun 2002 sampai 2004, ia menjabat sebagai direktur eksekutif IMF mewakili 12 negara Asia Tenggara.

2. Ditunjuk sebagai Menteri Keuangan era SBY (2005-2010)

4 Fakta Sri Mulyani, Kandidat Menko Perekonomian Kabinet Kerja Jilid 2IDN Times/Hana Adi Perdana

Sri Mulyani ditunjuk menjadi menteri keuangan pada 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Salah satu kebijakan pertamanya sebagai menteri keuangan ialah memecat petugas korup di lingkungan Kementerian Keuangan. Ia berhasil meminimalisasi korupsi dan memprakarsai reformasi dalam sistem pajak dan keuangan Indonesia. Ia juga mendapat reputasi sebagai menteri yang berintegritas.

Sri terbukti berhasil meningkatkan investasi langsung luar negeri di Indonesia. Pada 2004 di saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mulai menjabat, Indonesia mendapat $4,6 miliar dari investasi langsung luar negeri. Tahun berikutnya berhasil meningkat menjadi $8,9 miliar. Pada 2006, hanya satu tahun setelah menjabat menteri, ia disebut sebagai Euromoney Finance Minister of the Year oleh majalah Euromoney.

Selama masa jabatannya pada 2007, Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6.6 persen, tertinggi sejak krisis finansial di Asia pada 1997. Namun pada 2008 pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 6 persen akibat perlambatan dalam ekonomi global. Pada Juli 2008, Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Ekonomi, menggantikan Boediono, yang akan mengambil jabatan di Bank Indonesia.

3. Sempat mengundurkan diri dan menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia

4 Fakta Sri Mulyani, Kandidat Menko Perekonomian Kabinet Kerja Jilid 2IDN Times/Hana Adi Perdana

Pada 5 Mei 2010, Sri Mulyani ditunjuk menjadi salah satu dari tiga Direktur Pelaksana Bank Dunia. Ia menggantikan Juan Jose Daboub, yang menyelesaikan empat tahun masa jabatannya pada 30 Juni, mengatur dan bertugas diatas 74 negara di Amerika Selatan, Karibia, Asia Timur dan Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara.

Pengunduran dirinya berdampak negatif pada situasi ekonomi di Indonesia seperti stock exchange yang menurun sebesar 3,8 persen. Nilai rupiah turun hampir 1 persen dibandingkan dolar. Itu merupakan penurunan saham Indonesia yang paling tajam dalam 17 bulan. Kejadian ini disebut sebagai "Indonesia’s loss, and the World’s gain (kerugian Indonesia dan keuntungan dunia)".

Beredar isu bahwa pengunduran dirinya saat itu disebabkan oleh tekanan dari pihak lain, terutama dari pengusaha dan ketua Partai Golongan Karya, Aburizal Bakrie. Hal itu diduga karena Sri Mulyani memerintahkan penyelidikan terhadap penggelapan pajak dalam jumlah besar pada Bakrie Group.

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga menolak untuk mendukung kepentingan Bakrie terkait batu bara dengan menggunakan dana negara, dan menolak untuk menyatakan bahwa semburan lumpur Sidoarjo--yang secara luas dipercaya disebabkan dari pengeboran oleh perusahaan Bakrie, adalah bencana alam.

Pada 20 Mei, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan penggatinya yaitu Agus Martowardojo, CEO dari Bank Mandiri. Pada 2014, Sri disebut oleh majalah Forbes sebagai wanita paling berpengaruh di dunia urutan ke-38.

Baca Juga: Usai Menjabat, Menteri Bambang Beri Masukan untuk Jokowi di Periode II

4. Kembali menjabat Menteri Keuangan di era Jokowi

4 Fakta Sri Mulyani, Kandidat Menko Perekonomian Kabinet Kerja Jilid 2ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Pada 27 Juli 2016, Sri Mulyani dipulangkan oleh Presiden Joko Widodo untuk kembali menjadi Menteri Keuangan. Kembalinya Sri Mulyani merupakan kejutan bagi banyak pihak dan dianggap sebagai salah satu langkah terbaik yang pernah diambil oleh Joko Widodo selama dia menjabat.

Belum setahun menjabat, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia 2017 oleh majalah Finance Asia yang berkedudukan di Hong Kong. Pemberian penghargaan tersebut dinilai karena keberhasilannya mengurangi target defisit fiskal dari yang dikhawatirkan menembus angka 3 persen menjadi 2,5 persen dari PDB.

Ia juga dianggap mampu memperbaiki sistem perpajakan Indonesia lewat program pengampunan pajak (tax amnesty) yang mana realisasi pembayaran tebusannya jauh melebihi proyeksi Bank Indonesia.

Di era Sri Mulyani, Pemerintah Pusat untuk pertama kalinya dalam sejarah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun Anggaran 2016 dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sri Mulyani juga menjadi sorotan dengan berhasil menagihkan pajak perusahaan raksasa Google dan Facebook.

Pada 11 Februari 2018 dalam acara World Government Summit di Uni Arab Emirates, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister Award). Penghargaan diserahkan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid yang merupakan Wakil Presiden UAE, Perdana Menteri dan Penguasa Dubai.

Baca Juga: Kesan Menteri Jokowi Soal Susi Pudjiastuti: Dia Itu Penghangat Suasana

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya