Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Narkoba Capai 74,4 T

Sedikitnya 33-41 orang mati setiap hari karena narkoba

Jakarta, IDN Times - Penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah menelan banyak korban jiwa. Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan mengatakan, Indonesia adalah pasar peredaran narkoba yang sangat krusial.

1. Kerugian ekonomi mencapai Rp74,4 triliun

Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Narkoba Capai 74,4 TIDN Times/Sukma Shakti

"Lebih dari 5 juta penduduk Indonesia mengonsumsi narkoba. Estimasi kerugian ekonomi dari narkoba adalah Rp74,4 triliun," kata Arteria dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) di Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (20/3).

Menurut Arteria, melihat fakta seperti ini pihaknya ingin menggugah masyarkat bahwa kejahatan narkoba ini harus disikapi dengan serius.  

2. Prevalensi kasus kian meningkat

Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Narkoba Capai 74,4 TIDN Times/Sukma Shakti

Menurut Arteria, meski Badan Narkotika Nasional (BNN), Bea Cukai, dan Kepolisian mampu menangkal penyelundupan narkoba besar-besaran dalam bebarapa bulan terakhir, namun prevalensi kasusnya justru semakin meningkat. Jumlah pemakai dengan jumlah narkoba yang beredar sekitar 2,18%. 

"Eskalasinya begitu tinggi. Pemakainya usia produktif dari 10-59 tahun. Yang sangat produktif 24-30 tahun. Bayangkan jika tidak terlena narkoba, bonus demografi kita menjadi kekuatan dalam menandingi masyarakat Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China," ungkap anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut. 

Arteria memaparkan data yang diperoleh Komisi III DPR, pemakai narkoba sangat aktif di Indonesia sedikitnya 1,4 juta orang, pecandu aktif 943 ribu orang, dan yang mencoba memakai antara 1,6 hingga 2 juta orang. 

3. Ada permintaan dan pasar yang luas

Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Narkoba Capai 74,4 TIDN Times/Sukma Shakti

Dari data 2017 menyebutkan, kebutuhan ganja per tahun mencapai 158 ton, 219 ton sabu, ekstasi 14 juta butir. Padahal temuan dari aparat penegak hukum hanya sekitar tiga ton sabu/ganja atau ratusan ribu butir ekstasi saja. Artinya, ada permintaan dan pasar yang luas bagi bandar narkoba yang merajalela di Tanah Air.

"Dari jumlah itu sebanyak 13 ribu orang mengonsumi narkoba secara berlebihan. Sedikitnya 
33-41 orang mati setiap hari karena narkoba. Dan narkoba beredar bukan hanya di Jakarta, tapi sampai ke pedesaan Papua," kata Arteria.

Arteria memaparkan, jumlah penyalahgunaan narkoba dari tahun ke tahun terbilang tinggi. Kedua, kebutuhan narkoba juga tinggi dan pemakainya makin hari bertambah banyak. Narkoba menjadi bisnis sangat menguntungkan.

"Di Indonesia suplai narkoba tinggi karena harga 1 gram narkoba di sini bisa mencapai Rp1,2 juta, sedangkan di China harganya cuma Rp20 ribu," tutur dia.

4. DPR akan segera merevisi UU Narkoba

Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Narkoba Capai 74,4 TIDN Times/Sukma Shakti

Anggota Komisi III DPR tersebut mengatakan, regulasi pencegahan narkoba belum meng-cover semua. Untuk itu, DPR dan pemerintah akan segera merevisi UU Narkoba untuk memperkuat BNN dan hukuman pada pengedar.

"Masih banyak hal yang perlu dibenahi dari sisi SDM, namun kemampuan dan integritas Bea Cukai dan BNN tidak perlu diragukan meski dengan anggaran terbatas," Arteria menambahkan. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya