Banyak Pasien Pilih Berobat ke Luar Negeri, Menkes: Mutu Harus Dijaga 

Rumah sakit perlu diakreditasi

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta pelayanan kesehatan ditingkatkan. Hal itu dikatakannya terkait banyaknya pasien yang memilih berobat ke luar negeri.

"Kita perlu terus melakukan perbaikan-perbaikan. Jadi perbaikan sekarang ini dengan melakukan akreditasi. Dengan menyatakan akreditasi kita sama dengan internasional, kepercayaan itu akan ada," kata Nila di Jakarta, Senin (25/2).

1. Rumah sakit perlu diakreditasi

Banyak Pasien Pilih Berobat ke Luar Negeri, Menkes: Mutu Harus Dijaga IDN Times/Indiana Malia

Menurut Nila, rumah sakit harus terakreditasi untuk menjamin mutu dan pelayanan pasien. Jika tidak terakreditasi, standar antarrumah sakit akan berbeda satu sama lain.

"Tentu kepercayaan masyarakat akan berkurang. Kalau sudah terakreditasi artinya mutu sudah terjamin, jadi cukup berobat di Indonesia saja," ungkap Nila.

2. Pelayanan kesehatan harus mengacu standar

Banyak Pasien Pilih Berobat ke Luar Negeri, Menkes: Mutu Harus Dijaga IDN Times/musthofa Aldo

Nila mengatakan, pelayanan kesehatan harus mengacu standar baik dari segi peralatan kesehatan maupun sumber daya manusia. Dengan demikian, keselamatan pasien terjamin.

"Kalau tidak bermutu, keselamatan pasien akan terganggu. Mungkin salah satu yang terjelek adalah terjadi malapraktik," kata dia.

3. Mutu pelayanan harus terjaga

Banyak Pasien Pilih Berobat ke Luar Negeri, Menkes: Mutu Harus Dijaga ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Terpenting, lanjut Nila, pihak rumah sakit harus menjaga mutu. Selain itu, standar yang diacu juga harus diakui secara internasional.

"Jadi tidak sembarangan saya mengaku diri saya bisa mengakreditasi. Artinya, internasional mengakui bahwa kita bisa sejajar dengan standar internasional. Ini bagus," kata Nila.

Baca Juga: 12 Rumah Sakit di Jatim Terancam Tak Bisa Layani Peserta BPJS

4. Pengobatan di luar negeri dipengaruhi banyak faktor

Banyak Pasien Pilih Berobat ke Luar Negeri, Menkes: Mutu Harus Dijaga ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Sebelumnya, ahli onkologi radiasi dari RSCM, Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, pengobatan di luar negeri dipengaruhi banyak faktor. Di antaranya adalah anggapan pengobatan di Indonesia kurang maksimal, ada daya tarik tersendiri, faktor gengsi, hingga faktor 'sambil jalan-jalan'. Selain itu, banyak agen promosi berobat di luar negeri yang masuk ke Indonesia. Mereka juga punya dana promosi besar untuk menarik pasien Indonesia.

"Terlalu banyak bisikan-bisikan 'Oh pengobatan di sana bagus, coba pakai kulit ini, obat itu', dan lain-lain. Sebagai onkolog radiasi, saya tahu kalau pengobatan sinar itu minimal 6 minggu. Mereka harus selama itu tinggal di sana. Saya sering dapat banyak pasien yang didiagnosa kanker langsung kaget, langsung ke luar negeri, tapi pada akhirnya dia berobat balik ke Indonesia," ungkapnya.

5. Pasien membutuhkan ketenangan saat menjalani pengobatan

Banyak Pasien Pilih Berobat ke Luar Negeri, Menkes: Mutu Harus Dijaga ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Namun demikian, lanjut dia, ada situasi-situasi tertentu yang mengharuskan seseorang berobat ke luar negeri. Pengobatan bukan sekadar ada dokter, alat, dan sistem, melainkan juga keinginan pasiennya. Misalnya, mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang tengah menjalani perawatan di Singapura akibat divonis kanker darah. Menurut Soehartati, bisa saja hal itu untuk menghindari keramaian.

"Kalau berobat di sini kan banyak yang nengok, sementara orang kanker itu butuh ketenangan. Daya tahan tubuhnya turun," ujarnya.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Perpanjang Kontrak Rumah Sakit Tak Terakreditasi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya