BNPB: Evakuasi Korban Bencana Palu-Donggala Dihentikan 11 Oktober

Kondisi jenazah korban sudah melepuh dan tidak dikenali

Jakarta, IDN Times - Proses evakuasi korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah bakal dihentikan pada 11 Oktober 2018 mendatang. Keputusan tersebut berdasarkan kesepakatan rapat evaluasi yang dipimpin Gubernur Sulawesi Tengah yang dihadiri unsur dari BNPB, Kapolda, Basarnas, SKPD pemerintah daerah, TNI, camat dan tokoh agama setempat.

"Evakuasi korban yang tertimbun lumpur di Jono Oge dan lainnya akan dihentikan pada 11 Oktober 2018. Mengapa? Karena kondisi jenazah korban sudah melepuh, tidak dikenali, dan dapat menimbulkan penyakit," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB Jakarta, Selasa (9/10).

1. Jenazah berpotensi menimbulkan penyakit

BNPB: Evakuasi Korban Bencana Palu-Donggala Dihentikan 11 OktoberIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Sutopo menjelaskan, jenazah yang dievakuasi dalam kondisi sudah melepuh dan tidak dikenali langsung dimakamkan karena berpotensi menimbulkan penyakit (kuman).

"Evakuasi di Jono Oge belum dapat dilakukan karena lumpur masih basah, rawa, medan berat, dan belum ada askavator amphibi," kata Sutopo.

Baca Juga: Beredar Hoax Gempa Palu dan Bulukumba, Masyarakat Diimbau Tetap Tenang

2. Tokoh masyarakat menyarankan evakuasi dihentikan pasca-masa tanggap darurat

BNPB: Evakuasi Korban Bencana Palu-Donggala Dihentikan 11 OktoberANTARA FOTO/Darwin Fatir

Selain itu, para tokoh agama dan tokoh masyarakat menyampaikan agar tidak melanjutkan evakuasi. Lokasi evakuasi diusulkan menjadi tempat penguburan massal dan masyarakat dibangunkan permukiman.

"Camat Palu Selatan dan Camat Sigi Biromaru juga mengusulkan evakuasi tidak dilanjutkan dan dijadikan lokasi penguburan massal. Masyarakat sudah trauma untuk tinggal di lokasi tersebut sehingga meminta dibangunkan permukiman baru," ungkapnya.

3. Korban terdampak bencana akan dibangunkan hunian sementara

BNPB: Evakuasi Korban Bencana Palu-Donggala Dihentikan 11 OktoberIAIN Palu setelah gempa/Foto Prof Azyumardi Azra

Sementara itu, lanjut Sutopo, Bupati Sigi masih melakukan rapat dengan ahli waris terkait evakuasi korban. Perlu dibangun hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap). 

"Lokasi huntara di Pos Pengungsian. Lokasi huntap untuk relokasi di lahan HGU Hasfarm, tapi ini perlu dikaji oleh para ahli," katanya.

Selain itu, Wali Kota Palu juga menyarakankan untuk dilakukan kajian untuk lokasi huntara dan huntap (relokasi). Perlu dibangun 5.000 unit rumah untuk masyarakat wilayah Petobo, Balaroa, dan pantai.

"Kami memang mendapat informasi dari kepala desa di Balaroa dan Petobo bahwa diperkiraan ada 5.000 orang belum ditemukan. Itu berdasarkan dugaan. Kami sulit melakukan evakuasi karena kondisi rumahnya rusak parah, separuh ambles 3 meter, separuh terangkat 2 meter. Ini sulit dievakuasi, kami harus terus berkejaran dengan waktu," katanya.

Baca Juga: Juara Balap Motor Ini Terus Berharap Ibunya Ditemukan Pasca-Gempa Palu

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya