BNPB: Hunian Sementara Warga Terdampak Bencana Sulteng Telah Dibangun 

Kebutuhan hunian sementara kian mendesak jelang musim hujan

Jakarta, IDN Times - Masyarakat terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah masih membutuhkan uluran bantuan kendati perekonomian di sana telah berangsur pulih. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kebutuhan mendesak untuk pemenuhan kebutuhan pengungsi dan masyarakat terdampak masih diperlukan hingga saat ini. 

"Kebutuhan mendesak antara lain beras, gula, makanan bayi, susu anak, susu ibu hamil, kantong plastik, tenda, selimut (bayi, anak-anak, dewasa), minyak kayu putih, sabun mandi, pasta gigi, minyak goreng, seragam anak sekolah, buku dan peralatan sekolah, air bersih, MCK, penerangan di pengungsian, sanitasi, dan kebutuhan dasar lainnya," ujar Sutopo dalam pesan tertulis, Minggu (21/10).

1. Pembangunan hunian sementara terus dilakukan

BNPB: Hunian Sementara Warga Terdampak Bencana Sulteng Telah Dibangun IDN Times/Rehuel Willy Aditya

Pembangunan hunian sementara dan tenda-tenda terus dilakukan untuk pengungsi. Begitu juga sarana prasana kebutuhan MCK, air bersih, dan sanitasi dibangun di sekitar tempat pengungsian. 

"Mendekati musim penghujan kebutuhan huntara dan tenda yang layak untuk pengungsi menjadi kebutuhan mendesak," ungkapnya.

Berdasarkan data dari Kementerian Sosial, pemerintah telah mendirikan 1.200 barak di mana satu barak bisa dihuni 12 keluarga. Pada kompleks barak tersebut juga disediakan sarana penunjang, seperti sekolah sementara dan fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Alami Letusan Gempa 63 Kali, Status Waspada 

2. Korban meninggal dunia telah dimakamkan

BNPB: Hunian Sementara Warga Terdampak Bencana Sulteng Telah Dibangun ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Hingga Sabtu (20/10), dampak bencana di Sulawesi Tengah tercatat 2.113 orang meninggal dunia, 1.309 orang hilang, 4.612 orang luka-luka 223.751 orang mengungsi di 122 titik. Sebaran 2.113 orang korban meninggal dunia adalah Kota Palu 1.703 orang, Donggala  171 orang, Sigi 223 orang, Parigi Moutong 15 orang, dan Pasangkayu 1 orang. 

"Semua korban meninggal dunia telah dimakamkan, baik pemakaman massal maupun pemakanan keluarga," jelas Sutopo.

3. Tidak ada warga Belanda jadi korban terdampak bencana Sulteng

BNPB: Hunian Sementara Warga Terdampak Bencana Sulteng Telah Dibangun IDN Times/Helmi Shemi

Dari 2.113 orang korban meninggal dunia tersebut, lanjut Sutopo, sudah termasuk 1 orang warga Korea Selatan yang meninggal dunia di reruntuhan Hotel Roa-Roa Kota Palu. Dia pun menampik adanya berita yang memberitakan 2 orang warga Belanda yang juga menjadi korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan Hotel Roa-Roa. 

"Tim Posko Kementerian Luar Negeri dan Basarnas sudah menelusuri berita tersebut, bahwa berita tersebut tidak benar," kata dia.

Menurut dia, Tim SAR gabungan yang dikoordinasikan oleh Basarnas hanya menemukan 1 jenazah warga negara asing yaitu warga negara Korea Selatan pada 4 Oktober 2018. Tidak ada warga negara Belanda. Pencarian korban di Hotel Roa-Roa juga sudah dihentikan sejak 8 Oktober 2018.

4. Ribuan personel dikerahkan untuk penanganan darurat

BNPB: Hunian Sementara Warga Terdampak Bencana Sulteng Telah Dibangun IDN Times/Rehuel Willy Aditya

Sebanyak 14.604 personil gabungan dari TNI, Polri, sipil dan relawan dikerahkan untuk penanganan darurat hingga saat ini. Meskipun evakuasi korban sudah dihentikan secara resmi sejak 12/10/2018, namun hampir setiap hari korban ditemukan oleh petugas dan relawan saat melakukan pembersihan reruntuhan dan puing-puing bangunan atau lingkungan di daerah terdampak bencana.

Pembersihan puing-puing bangunan terus dilakukan oleh petugas gabungan bersama relawan. Sebanyak 251 unit alat berat dikerahkan untuk pembersihan lingkungan dan lainnya, baik alat berat yang dibawah kendali TNI sebanyak 64 unit maupun di bawah kendali Kementerian PUPR sebanyak 187 unit.
 

Baca Juga: Korban Gempa dan Tsunami Sulteng Dibebaskan dari Denda Iuran BPJS-TK

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya