Cegah Kekerasan Seksual Anak, Kemensos Lakukan Cara Ini di Sekolah

Ancaman terbesar anak adalah keluarga terdekat

Jakarta, IDN Times - Kementerian Sosial mengembangkan program Sakti Peksos Goes To School, untuk mencegah kekerasan seksual pada anak. Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) yang bertugas mendampingi anak-anak kini diarahkan untuk masuk ke sekolah. 

“Di sekolah, mereka memberikan edukasi, bagaimana agar anak bisa terhindar dari kekerasan seksual,” kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto di Jakarta, Senin (21/10).

Baca Juga: KPAI: Mediasi Bukan Solusi Atasi Kekerasan Seksual Anak  

1. Anak-anak diajarkan memiliki ketahanan diri

Cegah Kekerasan Seksual Anak, Kemensos Lakukan Cara Ini di SekolahIDN Times/Sukma Shakti

Edi menjelaskan Sakti Peksos akan memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak mengenai kekerasan seksual, apa saja jenisnya, ciri-ciri pelaku kekerasan, situasi apa saja yang bisa memicu terjadinya kekerasan seksual, dan bagaimana mereka menghindarinya.

“Sehingga dengan demikian, anak-anak punya self-resilience (ketahanan diri),” kata dia.

2. Orangtua juga harus diedukasi tentang kekerasan seksual anak

Cegah Kekerasan Seksual Anak, Kemensos Lakukan Cara Ini di Sekolah

Selain itu, Kementerian Sosial juga mengembangkan program Temu Penguatan Anak dan Keluarga (Tepak). Program tersebut lebih memberikan sentuhan pada lingkungan terdekat anak, khususnya keluarga.

“Selain anak, keluarga dekat terutama orangtua juga kita edukasi. Tujuannya supaya keluarga bisa mengenali bahaya yang mengancam anak. Seperti mengenali tipe-tipe, karakteristik kekerasan, dan pelaku atau predator seks,” kata Edi.

Dengan Tepak, lanjut dia, fungsi keluarga sebagai sarana pengasuhan dan perlindungan anak diperkuat. Misalnya, mendudukkan paradigma yang benar tentang pengasuhan orangtua terhadap anak, peningkatan kesadaran masyarakat, penguatan tanggung jawab orangtua atau keluarga dan perlindungan anak dari berbagai tindak kekerasan, serta mekanisme pemenuhan kebutuhan dasar anak.

3. Edukasi Tepak melibatkan lintas sektor

Cegah Kekerasan Seksual Anak, Kemensos Lakukan Cara Ini di SekolahIDN Times/Sukma Shakti

Edukasi dan sosialisasi melalui Tepak dilakukan dengan melibatkan sekolah, pendamping, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), termasuk melalui perangkat pemerintah di desa atau kelurahan. 

"Semua langkah ini bertujuan supaya anak memiliki imunitas sosial. Anak dan keluarga memiliki daya tahan terhadap ancaman kekerasan anak, termasuk kekerasan seksual,” kata Edi.

4. Ancaman terbesar kekerasan anak adalah keluarga terdekat

Cegah Kekerasan Seksual Anak, Kemensos Lakukan Cara Ini di SekolahIDN Times/Sukma Shakti

Menurut Edi, sejumlah studi menunjukkan ancaman terbesar kekerasan terhadap anak justru datang dari lingkungan terdekat. Hal ini terjadi salah satunya disebabkan berkurang, bahkan hilangnya fungsi keluarga sebagai tempat pengasuhan, pendidikan, pemeliharaan, pembinaan, perlindungan, dan tumbuh kembang anak sesuai amanat UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. 

“Penyelenggaraan Tepak merupakan bagian dari upaya mewujudkan kembali keberfungsian sosial dalam keluarga. Jadi selain anak sendiri, keluarga juga diberikan penguatan,” kata Edi. 

5. Sebanyak 20 anak jadi korban kekerasan seksual di Mataram NTB

Cegah Kekerasan Seksual Anak, Kemensos Lakukan Cara Ini di SekolahIDN Times/Sukma Shakti

Diberitakan sebelumnya, kekerasan seksual anak oleh keluarga dekat jadi ancaman yang mengkhawatirkan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada 2018, tercatat delapan anak menjadi korban inses dengan ayah kandung. Sementara, jumlah total korban kekerasan seksual anak dengan keluarga dekat sekitar 20 anak. Dari jumlah tersebut, lima anak di antaranya hamil.

"Yang termuda usia 12 tahun. Anak ini ditinggal ibunya bekerja sebagai tenaga kerja asing, lalu ayahnya melakukan kekerasan,” ujar Ketua RSPA dan Kepala Seksi BRSAMPK Paramita Mataram Agnes Rosalia. 

Mengerikan ya, keluarga harusnya jadi istana malah sebaliknya jadi neraka buat anak-anak. Mari guys, bantu pemahaman tentang anti kekerasan untuk anak pada keluarga kita. 

Baca Juga: Budaya Merari dan Faktor Sosial Ancam Kekerasan Seksual Anak di NTB

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya