Dampak Likuifaksi, Tata Ruang Palu Perlu Peta Mikrozonasi

Potensi likuifaksi di Palu sudah diteliti sejak lama

Jakarta, IDN Times - Pemerintah dinilai perlu membuat peta mikrozonasi untuk menata ulang daerah wilayah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. 

"Perlu dilakukan pemetaan mikrozonasi gempa dan likuifaksi sehingga sebaran daerah gempa dan likuifaksi dapat dipetakan secara detil. Peta mikrozonasi tersebut digunakan sebagai evaluasi untuk penataan ruang Kota Palu," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB Jakarta, Minggu (7/10).

1. Potensi likuifaksi di Palu sudah diteliti sejak lama

Dampak Likuifaksi, Tata Ruang Palu Perlu Peta MikrozonasiANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menurut Sutopo, pada 2012 telah dilakukan penelitian oleh Badan Geologi mengenai potensi likuifaksi di Kota Palu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa wilayah Palu merupakan daerah dengan potensi likuifaksi sangat tinggi. 

"Adanya likuifaksi saat gempa menyebabkan kerusakan bangunan dan korban jiwa di Kota Palu lebih besar dibandingkan dengan daerah lain," kata Sutopo.

Baca Juga: Korban Meninggal Dunia Tsunami Palu-Donggala Capai 1.944 Jiwa

2. Likuifaksi terjadi akibat tanah kehilangan kekuatan dan kekakuan

Dampak Likuifaksi, Tata Ruang Palu Perlu Peta Mikrozonasilipi

Sutopo menjelaskan, likuifaksi adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan. Misalnya, getaran gempa bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang padat berubah menjadi cairan.

"Jadi di sini ada lapisan kerikil, batu apung, dan air, ketika digoncang gempa rongga-rongga antara pasir menjadi lebih longgar yang akhirnya menjadi lumpur," jelasnya. 

Otomatis, lanjut dia, beban di atasnya menjadi ambles. Rumah-rumah mengalir seolah-olah hanyut yang akhirnya tenggelam. Pasalnya, di sana kedalaman air tanah di bawah 10 meter. 

"Saat gempa di Palu pertama 7,4 SR, lalu disusul 6 SR, otomatis tanah menjadi lembek dan menjadi lumpur," jelas Sutopo.

3. Kehidupan masyarakat Palu kini berangsur normal

Dampak Likuifaksi, Tata Ruang Palu Perlu Peta MikrozonasiTwitter/@Sutopo_PN

Masa tanggap darurat bencana tsunami di Sulawesi Tengah akan berakhir pada 11 Oktober 2018. Sutopo mengatakan, geliat kehidupan masyarakat Palu dan sekitarnya kini berangsur-angsur normal. 

"Matahari Department Store sudah buka. Bahkan besok Senin pegawai pemda sudah mulai masuk," ujar dia.

Baca Juga: [BREAKING] BNPB: Korban Hilang Akibat Gempa Palu Mencapai 5.000 Orang

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya