Jangan Salah Kaprah, Stunting dan Tubuh Pendek Itu Beda Lho!

Stunting pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting

Jakarta, IDN Times - Ahli endokrinologi anak Aman Bhakti Pulungan mengatakan masyarakat sering salah kaprah dengan istilah stunting dan tubuh pendek. Kedua istilah tersebut sekilas tampak sama, padahal artinya berbeda, lho.

Perawakan pendek merupakan salah satu keluhan orangtua yang menjadi alasan seorang anak dibawa ke dokter spesialis anak. Sering kali dianggap stunting, padahal kekurangan hormon.

"Stunting bukan pengerdilan. Jangan diterjemahkan lain-lain. Stunting itu pasti tubuh pendek, tapi tubuh pendek belum tentu stunting. Merujuk pada WHO dan UNICEF, stunting terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun. Tapi masyarakat sering salah kaprah. Semua anak yang pendek disebutnya stunting," ujar Aman saat temu media Hari Anak Nasional di Jakarta, Kamis (26/7).

1. Faktor hormon bisa menyebabkan tubuh pendek

Jangan Salah Kaprah, Stunting dan Tubuh Pendek Itu Beda Lho!unsplah.com/Ben White

Menurut Aman, ada banyak faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak, salah satunya adalah kekurangan hormon pertumbuhan (Growth Hormone Deficiency) yang belum banyak dikenal oleh masyarakat.

"Orangtua terkadang tidak menyadari gangguan pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh gangguan hormon," kata Aman.

Baca Juga: 6 Fakta Gerhana Bulan Total Terlama yang Akan Tampak Pada 28 Juli 2018

2. Stunting dan tubuh pendek berbeda pengertian

Jangan Salah Kaprah, Stunting dan Tubuh Pendek Itu Beda Lho!instagram.com/andrew.white._

Indonesia memiliki target Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun 2030, salah satunya adalah menurunkan tingkat penderita stunting dan anak pendek yang hampir mencapai 40 persen. Sebanyak 4 dari 10 anak Indonesia mengalami tumbuh pendek. Menurut Aman, stunting dan pendek memiliki penyebab yang berbeda.

"Stunting disebabkan oleh malnutrisi kronik dan penyakit kronik, sedangkan pendek bisa disebabkan oleh penyakit sistemik lain, seperti masalah hormon atau genetik. Maka dari itu orangtua memiliki kewajiban untuk memerhatikan setiap fase pertumbuhan anaknya," kata Aman.

3. Anak yang kekurangan hormon perlu diintervensi

Jangan Salah Kaprah, Stunting dan Tubuh Pendek Itu Beda Lho!unsplash.com/Ben White

"Kalau pendek biasa itu gak ada pengaruh. Atau dia pendek, kurus, terus pas diintervensi gak tinggi dan gemuk, ya berarti dia normal aja. Jangan pas lihat anak pendek terus langsung dikasih makan banyak, bisa obesitas," ungkapnya.

Menurut Aman, normal atau tidaknya tinggi seorang anak dapat diukur berdasarkan tinggi kedua orangtuanya. Sebab, pada dasarnya masyarakat Indonesia beragam. Tidak bisa menelan mentah-mentah standar tubuh pendek dari WHO.

Jika seorang anak mengalami kekurangan hormon, orangtua perlu merujuk ke dokter untuk diberikan simulasi hormon. Menurut Aman, intervensi berat hormon masih bisa dilakukan pada anak di atas usia 5 tahun. Ada kemungkinan anak tersebut bisa tinggi jika intervensi dilakukan lebih cepat.

Baca Juga: Begini 'Merahnya' Bulan Saat Gerhana Dinihari Tadi

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya