Keluarga Korban Lion Air JT 610 Ajukan Protes ke Rusdi Kirana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Salah satu anggota keluarga korban jatuhnya Lion Air JT 610, Muhammad Bambang, meminta pemerintah segera menngidentifikasi para jenazah yang ditemukan.
"Mohon dengan hormat kiranya penumpang Lion Air JT 610 segera dapat kembali ke kami dan teridentifikasi. Mohon dengan hormat," ujar Bambang dalam konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610 di Jakarta, Senin (5/11).
1. Bambang mempertanyakan soal kerusakan mesin Lion Air JT 610
Bambang lantas mempertanyakan apakah pesawat mengalami masalah atau kerusakan sejak sebelum take off.
"Kami dapat informasi, benar atau tidak bahwa pesawat ini sudah trouble sejak dari Bandara Ngurah Rai? Dari take off sampai landing di CGK. Informasi ini yang saya terima. Apakah perbaikan itu sudah clear?" ujarnya mempertanyakan.
Baca Juga: Ditemukan Tak utuh, Inilah Penyebab Badan Lion Air JT 610 Hancur
2. Lion Air diminta bertanggung jawab penuh
Editor’s picks
Bambang menekankan, teknisi Lion Air diharuskan bertanggung jawab penuh. Sebab, ratusan nyawa telah terenggut.
"Harus betul-betul bertanggung jawab. Bagaimana bisa kenyataan pesawat clear untuk take off kembali. Kami mohon peristiwa ini jangan sampai terjadi. Tolong proses hukum teknisi-teknisi itu gak genah itu. Apa benar terjadi perbaikan secepat itu lalu dinyatakan layak take off?" ujar Bambang sembari menahan tangis.
3. Rusdi Kirana diminta berdiri
Bambang mengaku tak mengenal Rusdi Kirana, pendiri Lion Air Grup. Dia pun meminta Duta Besar Indonesia untuk Malaysia untuk berdiri sebagai bentuk pertanggungjawaban.
"Kepada suadaraku yang terhormat, mohon dengan hormat kepada Rusdi Kirana untuk berdiri," kata Bambang.
Rusdi Kirana lantas berdiri selama beberapa detik. Bambang juga meminta kepada Rusdi untuk memperbaiki manajemen Lion Air.
"Jangan sampai kejadian ini berulang, sudah banyak sekali. Saya gak maksud mendiskreditkan Lion Air, tapi inilah kenyataan yang ada. Anakku 29 tahun, Pak. Kerja di Bangka Belitung. Anaknya satu, putri berusia 4 tahun. Pilihan ke sana gak ada lagi selain Lion," Bambang kembali terisak.
Dia pun memohon kepada pemerintah untuk menambah maskapai penerbangan lain agar ada pilihan.
Baca Juga: [BREAKING] Sambil Menangis, Keluarga Tanyakan Kabar Rusaknya Lion Air