Kerusuhan Meluas ke Fakfak, Akses Bandara dan Pelabuhan Ditutup

"Saya tidak keluar rumah sama sekali. Situasi mencekam"

Jakarta, IDN Times - Imbas insiden di Surabaya merembet hingga ke Fakfak, Papua Barat. Plaza Thumburuni nyaris habis karena dibakar massa.

"Pasar dijarah, dirusak, dan dibakar," tutur MK, salah satu warga Fakfak, saat dihubungi IDN Times, Rabu (21/8).

MK mengatakan, kerusuhan terjadi sejak Selasa (20/8) sore. Malam harinya, massa terus bergerak membakar fasilitas umum di sekitar Plaza Thumburuni. Aparat kepolisian dan TNI setempat langsung mengamankan situasi.

"Semua akses ke bandara dan pelabuhan ditutup untuk melindungi aset publik. Pagi tadi bandara sempat melayani flight tujuan Sorong, tapi sekarang akses ditutup lagi," katanya.

MK menjelaskan, massa dari berbagai daerah telah turun menuju Kota Fakfak. Aparat pun telah berdialog dengan para kepala adat setempat untuk meredam emosi massa. MK berharap kerusuhan segera berakhir.

"Saya tidak keluar rumah sama sekali. Situasi mencekam. Saya bertahan di rumah dan makan stok yang ada saja," tutur MK.

Sebelumnya, beredar video dan isu di media sosial yang menyebut kepolisian Jawa Timur melabeli mahasiswa Papua sebagai monyet. Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol. Frans Barung Mangera membantah kabar tersebut.

"Tidak ada kepolisian yang menyampaikan hal tersebut (melabeli mahasiswa Papua dengan sebutan hewan)," kata Barung di RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8).

Polda Jawa Timur berjanji akan mengusut kasus tersebut. Sebab, akibat sorak-surai yang tidak elok itu, muncul keresahan di berbagai daerah.

"Kalaupun ada organisasi kepemudaan (yang menyebut monyet), kami lakukan penyelidikan. Sehingga yang muncul di beberapa wilayah di Papua mahasiswa dikatakan seperti itu," tambahnya.

Barung melanjutkan, tujuan polisi mengamankan 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya adalah untuk menyelamatkan mereka, bukan untuk penahanan. Bila tidak dilakukan pengamanan, sangat mungkin mereka digeruduk oleh OKP dan ormas yang telah berjaga di depan asrama mahasiswa Papua sejak 16 Agustus 2019 silam.

Baca Juga: Gubernur Lukas Enembe Ancam Tarik Pulang Mahasiswa Papua

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya