KPPU Masih Menginvestigasi Dugaan Kartel Tiket Pesawat dan Kargo 

Investigasi masih berlangsung

Jakarta, IDN Times - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) masih menginvestigasi dugaan sekelompok maskapai yang mengendalikan harga (kartel) tiket pesawat serta kenaikan ongkos jasa pengiriman barang (kargo). Komisioner KPPU Guntur Syahputra Saragih mengatakan investigasi dilakukan dalam rangka mengumpulkan dua alat bukti.

"Masih tahap penyelidikan," ujar Guntur kepada IDN Times, Rabu (20/3).

1. KPPU telah memanggil pihak maskapai dan penyedia jasa pengiriman barang

KPPU Masih Menginvestigasi Dugaan Kartel Tiket Pesawat dan Kargo change.org

Guntur menjelaskan, KPPU telah memanggil pihak maskapai dan penyedia jasa pengiriman barang. Namun, hasil investigasi belum dapat disampaikan. Sebab, belum semua maskapai memenuhi panggilan.

"Tentunya investigator kami sudah melakukan pemanggilan kepada pihak-pihak terkait. Semuanya sudah masuk penyelidikan terkait dugaan kartel tiket pesawat dan kargo. Begitu pula tentang kerja sama sistem operasi (KSO) Garuda dan Sriwijaya yang rangkap jabatan, sudah masuk penyelidikan," ujar Guntur.

Baca Juga: Jatuhnya Ethiopian Airlines Mirip dengan Lion Air JT-610

2. Garuda dan Sriwijaya berpotensi melakukan monopoli

KPPU Masih Menginvestigasi Dugaan Kartel Tiket Pesawat dan Kargo ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Diberitakan sebelumnya, Sriwijaya Air berutang kepada anak usaha Garuda Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia (GMFAA), senilai US$9,33 juta atas pemeriksaan menyeluruh (overhaul) 10 mesin pesawat dan utang perawatan pesawat sebesar US$6,28 juta. Lantaran utang itu, kedua perusahaan bersepakat melakukan KSO.

Kemudian, Garuda Indonesia mengambil alih pengelolaan operasional dan finansial Sriwijaya Air dan Nam Air. Dengan demikian, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra merangkap jabatan sebagai salah satu komisioner Sriwijaya Air. Hal itu berpotensi membuat kedua perusahaan bermonopoli.

3. Hasil investigasi KPPU akan dibawa ke rakor

KPPU Masih Menginvestigasi Dugaan Kartel Tiket Pesawat dan Kargo instagram.com/sriwijayaair

Guntur mengatakan, hasil investigasi dari penyelidikan akan dibawa ke rapat koordinasi (rakor), lalu diputuskan layak atau tidaknya masuk ke pemberkasan.

"Kalau sudah dicek kesahihan semua alat bukti, baru masuk pengadilan. Di proses persidangan nanti diputuskan bersalah atau tidak," ujarnya.

4. Pihak maskapai terancam denda maksimal Rp25 miliar

KPPU Masih Menginvestigasi Dugaan Kartel Tiket Pesawat dan Kargo IDN Times/Helmi Shemi

Penyelidikan KPPU tersebut dilatarbelakangi maraknya informasi dugaan kartel harga tiket pesawat dan kargo. Pihak maskapai dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Pada pasal 5 disebutkan, para pelaku usaha dilarang menetapkan harga. Jika ketentuan itu dilanggar, KPPU akan memberlakukan sanksi denda pada maskapai maksimal Rp25 miliar sesuai undang-undang tersebut.

5. Maskapai ramai-ramai menaikkan tarif kargo

KPPU Masih Menginvestigasi Dugaan Kartel Tiket Pesawat dan Kargo ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Tiga maskapai penerbangan yakni Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya telah menaikkan tarif jasa pengiriman kargo secara beruntun sejak akhir Oktober 2018. Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) kemudian melakukan kenaikan tarif lima kali dalam kurun waktu 1 Oktober 2018 hingga 14 Januari 2019.

Kemudian, Lion Air menaikan tarif kargo sebanyak empat kali dari 1 Oktober 2018 hingga 7 Januari 2019. Sriwijaya Air juga menerapkan dua kali kenaikan pada 16 November 2018 dan 7 Januari 2019. Kenaikan tarif berkisar antara 19 persen hingga 325 persen. Bila dirata-rata, besarnya mencapai 60 persen hingga 112 persen.

Baca Juga: Lion Air Bantah Alihkan Pesanan Boeing 737 MAX ke Airbus

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya