Mahesa, Bocah Yang Tewas Akibat Berebut Sembako di Monas Dikenal Suka Menolong

Mahesa juga dikenal periang dan supel

Jakarta, IDN Times - Suasana duka menyelimuti kediaman Junaedi dan Superni di Pademangan Barat, Jakarta Utara, Kamis (3/5). Kursi-kursi plastik berjajar di depan rumahnya yang berupa gang buntu nan sempit.

Terpal biru lusuh juga masih terpasang di tiang-tiang penyangga. Begitu melihat saya datang, Junaedi menyambut dengan senyum ramah dan segera mempersilakan duduk. 

"Silakan diminum dulu, Mbak," ujar pria 41 tahun itu sembari menyodorkan beberapa gelas air mineral di meja, lalu melanjutkan, "Untung mbak nya ke mari sekarang. Coba kalau kemarin, banyak yang datang tapi saya gak bisa layani. Kondisi saya masih kacau."

Beberapa saat kemudian, Superni keluar dari rumah lantas duduk di depan saya. Tanpa disuruh, pasangan suami istri itu langsung berkisah tentang putera kecilnya, Mahesa (12) yang meninggal akibat berebut sembako di acara 'Untukmu Indonesia' di Monas, Sabtu (24/4) lalu. Raut kesedihan tampak jelas di wajah mereka.

1. Mahesa sosok periang dan usil 

Mahesa, Bocah Yang Tewas Akibat Berebut Sembako di Monas Dikenal Suka MenolongIDN Times/Indiana Malia

Sehari-hari, Mahesa akrab dipanggil Sosis oleh teman-temannya. Itu bukan ejekan, melainkan panggilan sayang. Sebelum Superni melahirkan April tiga tahun lalu, dia berjualan sosis saat masih tinggal di kawasan Mangga Besar.

Julukan Sosis begitu melekat, karena setiap kali melihat sosis, ingatan teman-teman Mahesa langsung jatuh pada sosok gempal dan berambut ikal itu. 
Setelah melahirkan, Superni pindah ke rumah mertuanya di kawasan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Kendati, tak lagi berjualan sosis dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga, dan panggilan sayang itu tetap melekat pada anaknya.

"Anaknya lucu, baik, suka iseng jahilin teman-temannya. Tapi semua sayang dia," ungkap perempuan 36 tahun itu dengan kedua mata sembab.

Baca juga: 5 Peristiwa Tragis Bagi-bagi Sembako Berujung Maut di Tanah Air, Sedih Ya...

2. Guru dan teman-teman sangat kehilangan Mahesa

Mahesa, Bocah Yang Tewas Akibat Berebut Sembako di Monas Dikenal Suka MenolongIDN Times/Indiana Malia

Mendengar kabar kematian si Sosis, para guru dan teman-temannya di SDN 03 Pagi, Jakarta Barat, terkejut. Mereka tak menyangka kawan baiknya yang lucu pergi secepat itu. Junaedi menuturkan, guru dan teman-teman Mahesa datang ke rumah dengan rasa tak percaya.

"Salah satu guru perempuannya bilang ke saya 'Mahesa anak baik, suka menolong. Kalau lihat saya lelah langsung datang dan bilang, Ibu capek? Mau saya pijitin gak, Bu?' Anaknya memang begitu, peduli sama orang lain," tutur Junaedi, dengan kedua mata berkaca-kaca.

3. Mahesa anak yang patuh pada orangtua

Mahesa, Bocah Yang Tewas Akibat Berebut Sembako di Monas Dikenal Suka MenolongIDN Times/Indiana Malia

Sehari-hari, Junaedi lah yang mengantar Mahesa ke sekolah sebelum berangkat kerja. Junaedi sudah lima tahun belakangan bekerja sebagai sopir di perusahaan swasta. Sebelumnya, dia juga menekuni profesi yang sama di perusahaan konstruksi selama 10 tahun.

"Saat pulang sekolah, Mahesa biasa naik angkot. Dia itu anak yang penurut, tidak neko-neko, dan sangat sayang pada keluarga," ungkap Junaedi.

Baca juga: Berkaca-kaca, Ayah Mahesa Kisahkan Hari Terakhir Anaknya sebelum Meninggal

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya