Mendes Abdul Halim: 10.685 Desa Siapkan Ruang Isolasi untuk Pemudik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 10.685 desa telah menyiapkan ruang isolasi atau tempat karantina untuk pemudik. Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar mengungkapkan, ada beberapa desa yang di setiap dusun punya ruang isolasi karena menjadi tempat mudik.
"Sangat tegas payung hukumnya. Semula kan surat edaran itu mengatur desa tanggap COVID-19 dan padat karya tunai desa. Pada perkembangan berikutnya, ada keputusan bahwa dana desa digunakan untuk bantuan langsung tunai desa," kata Abdul dalam acara Mata Najwa di Trans7, Rabu (29/4) malam.
Baca Juga: Desa-desa di Banyuwangi Bangun Rumah Isolasi untuk Para Pemudik
1. Tak ada batasan minimal dan maksimal dalam penggunaan dana desa
Abdul menjelaskan, tidak ada batasan maksimal dan minimal dalam penggunaan dana desa. Dana dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan, antara lain desa tanggap COVID-19, padat karya tunai desa, dan BLT desa.
"Sejak 24 Maret 2020, Kemendes mengeluarkan SE (Surat Edaran) menyangkut dana desa. Ketika COVID-19, desa wajib bentuk relawan COVID-19," ungkapnya.
2. Relawan desa bertugas mengedukasi masyarakat
Editor’s picks
Abdul menjelaskan, tugas relawan desa adalah edukasi dan sosialisasi pada masyarakat. Selain itu, menyiapkan ruang isolasi.
“Yang kedua, dana desa digunakan untuk padat karya tunai desa. Ini melibatkan warga miskin. Ini diarahkan untuk jaring pengaman sosial. Pekerjaan yang dilakukan gotong royong," kata Abdul.
3. Pengalaman Poniran yang lakukan isolasi mandiri saat pulang kampung
Poniran, seorang warga yang melakukan isolasi mandiri di sebuah gubuk, menuturkan pengalamannya. Ia sudah 11 hari menjalani karantina. Ia pulang kampung menggunakan mobil pribadi. Keputusan itu diambil lantaran tempatnya bekerja libur selama 2 bulan. Anak istrinya di kampung.
"Berhubung pihak kelurahan tidak menyediakan tempat isolasi, jadi saya menyiapkan tempat sendiri. Di Tangerang, saya gak kerja kan gak dapat apa-apa. Kalau di kampung kan saya bisa ketemu keluarga dan merawat kebun," kata Poniran.
Dia melanjutkan, tak masalah baginya isolasi mandiri di gubuk. Sebab, di rumahnya ada orang tua, anak, dan istri.
"Secara gak langsung kalau saya gak melakukan isolasi terus kalau saya amit-amit membawa virus, kan jadi musibah besar," katanya.
Baca Juga: Sekolah di Pangandaran Disulap jadi Gedung Karantina Pemudik