Mensos: Angka Kemiskinan di Indonesia Masih Fluktuatif

Data kemiskinan diperbarui tiap enam bulan sekali

Jakarta, IDN Times - Penyaluran bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) tahap 3, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Beras Sejahtera (Rastra) ditargetkan tuntas akhir Agustus 2018. 

"Kemendikbud, Kemenkes, Kemenko PMK, bupati, serta kepala dinas provinsi/kabupaten harus bersinergi agar target tercapai," ujar Menteri Sosial Idrus Marham saat Rapat Koordinasi Percepatan Penyaluran Bansos PKH, BPNT, dan Rastra Agustus Tuntas di Jakarta, Rabu (8/8).

1. Kemiskinan di Indonesia masih fluktuatif

Mensos: Angka Kemiskinan di Indonesia Masih FluktuatifIDN Times/Indiana Malia

Menurut Idrus, pembaruan verifikasi data penduduk miskin harus rutin dilakukan, lantaran angka kemiskinan di Indonesia masih fluktuatif. Data-data tersebut lantas dimasukkan ke dalam Basis Data Terpadu (BDT). Dengan demikian, penyaluran bansos akan tepat sasaran jika memiliki BDT valid.

"Sesuai aturan yang ada, BDT itu tidak statis, karena kemiskinan di negara ini fluktuatif. Ada yang naik kelas dan turun kelas. Oleh sebab itu, harus ada perbaikan data, dan yang bertanggung jawab terhadap penyesuaian data, adalah kepala dinas sosial di seluruh Indonesia," jelas Mensos.

2. BDT wajib diperbaiki tiap enam bulan sekali

Mensos: Angka Kemiskinan di Indonesia Masih Fluktuatifterasmaluku.com

Lantaran jumlah penduduk miskin berubah-ubah, pemerintah daerah dituntut untuk memperbaiki data setiap enam bulan sekali. Jika ada penduduk yang mendadak miskin, misalnya akibat gempa bumi, pemda melakukan pendataan untuk diusulkan sebagai penerima bansos. 

3. Penyaluran bansos mencapai 95 persen

Mensos: Angka Kemiskinan di Indonesia Masih FluktuatifPolda Papua

Menurut Idrus, penyaluran bansos telah mencapai 95 persen. Sementara, pada 2019 terdapat rencana penambahan anggaran bansos PKH hingga dua kali lipat, menjadi sekitar Rp32 triliun. Idrus berharap, penambahan anggaran dapat membantu menurunkan angka kemiskinan.

"Jika program yang ada sekarang ini dilakukan secara produktif dan selektif, kami yakin bisa menekan angka kemiskinan menjadi 9,3 persen. Turun sekitar 25.950.000 jiwa," kata dia.

Badan Pusat statistik (BPS) telah merilis data penurunan angka kemiskinan--penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan--di Indonesia sebesar 630 ribu orang, menjadi 25,95 juta orang atau 9,82 persen per Maret 2018 dibandingkan per September 2017 (26,58 juta orang atau 10,12 persen).

Jika dibandingkan kondisinya setahun sebelumnya, yakni per Maret 2017 hingga Maret 2018, angka kemiskinan di Indonesia turun 1,8 juta jiwa, mengingat pada Maret 2017 angka kemiskinan masih 27,77 juta orang atau 10,64 persen.

Semoga angka kemiskinan di Indonesia semakin turun ya guys.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya