PR Bagi Pemerintahan Baru: Pembangunan Infrastruktur Masih Jawasentris

Pembangunan tak melihat kebutuhan masyarakat setempat

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Suryani SF Motik menilai pembangunan infrastruktur di Indonesia masih Jawanisasi. Menurut dia, ada infrastruktur yang dibangun tanpa melihat kebutuhan masyarakat setempat. Hal itu disampaikannya dalam talkshow #MillennialsMemilih Edisi Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di kantor IDN Media HQ, Jakarta Selatan, Minggu (20/10).

"Infrastruktur di mata pemerintahan Jokowi di periode pertama hanya jalan raya, padahal infrastruktur banyak sekali. Ini masih tetap Jawanisasi," ungkapnya.

Dia mencontohkan kebutuhan infrastruktur di Pulau Kalimantan yang didominasi dengan sungai-sungai besar, "yang diperlukan bukan bangun jalan raya, melainkan pelabuhan-pelabuhan kecil."

Infrastruktur jalur air itu pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan "Jika di jalan raya bisa mengangkut 8 ton barang dalam 1 truk, tongkang bisa mengangkut 3000 ton barang. Itu untuk tongkang kecil di kedalaman sungai 8 meter. Sementara, pada kedalaman 18-12 meter menggunakan tongkang besar yang bisa mengangkut 6000 ton barang," papar Suryani.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur pada pemerintahan Jokowi periode pertama tidak memberikan kemudahan bagi masyarakat dengan kebutuhan mereka. "Angkut barang lebih murah kalau lewat pelabuhan-pelabuhan. Kalau swasta masuk pelabuhan kecil harus taruh uang Rp200 miliar," sambungnya.

Regulasi yang diciptakan pemerintah pun menurutnya, belum mendorong swasta turut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.

https://www.youtube.com/embed/fxUV5VWpkBI

Baca Juga: Pertanyakan Pembangunan Infrastruktur, Gustika: Memang Sudah Sesuai?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya