Tak Efektif Cegah COVID-19, Pengguna KRL Diimbau Hindari Masker Scuba

Efektivitas masker scuba atau buff hanya 0-5 persen.

Jakarta, IDN Times - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengajak pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) untuk memakai masker dengan benar, yaitu menutupi hidung dan mulut secara sempurna.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, sangat dianjurkan menggunakan masker yang efektivitasnya mencukupi dalam mengurangi droplet atau cairan terecil, demi menjaga kesehatan bersama dan mencegah penularan COVID-19.

"Gunakan setidaknya masker kain yang terdiri dari minimal dua lapisan. Hindari penggunaan jenis scuba maupun hanya menggunakan buff atau kain untuk menutupi mulut dan hidung," kata Anne dalam keterangan tertulis, Senin, 14 September 2020.

1. PT KCI mengimbau masyarakat hindari masker scuba

Tak Efektif Cegah COVID-19, Pengguna KRL Diimbau Hindari Masker ScubaAntrean di Stasiun KRL Citayam, Senin (6/6/2020) (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Dikutip dari Twitter @CommuterLine, PT KCI juga mengimbau masyarakat memakai masker yang tepat, seperti masker N95, masker bedah, masker FFP1, dan masker kain bahan tiga lapis.

"Hindari pemakaian masker scuba atau buff yang hanya 5 persen efektif dalam mencegah risiko terpaparnya akan debu, virus, dan bakteri," tulis PT KCI.

Masker N95 disebut memiliki efektivitas 95-100 persen, masker bedah 80-95 persen, masker FFP1 80-95 persen, masker kain tiga lapis 50-70 persen, dan masker scuba atau buff 0-5 persen.

IDN Times telah menghubungi VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba terkait informasi larangan pemakaian masker scuba, namun belum juga direspons hingga berita ini diturunkan.

Baca Juga: Satgas: Masker Scuba dan Buff Tak Efektif Lindungi Diri dari COVID-19 

2. Masker scuba disebut tak efektif menangkal virus corona

Tak Efektif Cegah COVID-19, Pengguna KRL Diimbau Hindari Masker ScubaSuasana KRL jurusan Tanah Abang-Parung Panjang, Jumat (10/7/2020) (IDN Times/Herka Yanis).

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito juga mengatakan, masker berbahan scuba dan buff kurang efektif menangkal virus corona. Menurut dia, bahan tersebut terlalu tipis sehingga kemampuan menyaringnya tak terlalu efektif.

"Masker scuba atau buff ini adalah masker dengan satu lapis saja dan terlalu tipis. Sehingga kemungkinan untuk tembus, tidak bisa menyaring lebih besar. Selain itu masker scuba sering mudah untuk ditarik ke bawah di dagu sehingga fungsi masker menjadi tidak ada," tutur Wiku dalam keterangan pers, Selasa, 15 September 2020.

3. Pemerintah imbau masyarakat menggunakan masker berkualitas

Tak Efektif Cegah COVID-19, Pengguna KRL Diimbau Hindari Masker ScubaJuru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Wiku mengatakan masker merupakan salah satu cara untuk mencegah penularan COVID-19. Karena itu, dia mengimbau agar masyarakat menggunakan masker yang berkualitas.

"Maka dari itu disarankan untuk menggunakan masker yang berkualitas untuk bisa menjaga," ucapnya.

Karena masker dijadikan sebagai alat pelindung diri dari virus corona, Wiku pun mengatakan, masker bedah adalah masker terbaik yang bisa digunakan, utamanya untuk mereka yang sedang sakit.

"Masker bedah dan ini biasanya digunakan untuk terutama orang-orang yang sedang sakit atau memiliki gejala, dan juga bisa menggunakan masker kain untuk masyarakat yang sehat," ujar Wiku.

Baca Juga: Masker Kain 2 Lapis Sama Ampuhnya dengan Masker Bedah Menangkal Corona

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya