Waspada, Demam Berdarah Dengue Shock Syndrome Sebabkan Kematian

Angka kemungkinan hidup penderita DSS lebih rendah

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap nyamuk demam berdarah, terutama jenis dengue shock syndrome (DSS). Sebab, angka kemungkinan hidup penderita DSS lebih rendah dibanding demam berdarah biasa.

"DBD diagnosisnya beda-beda. DSS adalah kondisi demam berdarah yang sudah masuk tahapan shock," jelas Dirjen Pencegahan dan pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono di Jakarta, Senin (4/2).

1. Kejadian DSS tak lebih dari 10 persen

Waspada, Demam Berdarah Dengue Shock Syndrome Sebabkan KematianANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Anung menjelaskan, tingkatan demam berdarah bermacam-macam. Ada yang hanya di tahapan klinis, panas, kemudian sedikit tanda-tanda perdarahan, trombosit menurun, hingga hematokrit meningkat. Namun, jika penderita sudah sampai shock berarti ada gangguan dari sirkulasi dalam tubuh.

"Sejauh ini kejadian DSS yang bisa kami temukan memang gak lebih dari 10 persen yang masuk rumah sakit. Ini yang kami jaga karena kalau DSS angka kemungkinan hidupnya rendah," kata Anung.

2. Belum ada peringatan secara nasional

Waspada, Demam Berdarah Dengue Shock Syndrome Sebabkan KematianIDN Times/Imron

Kendati angka penderita DBD kian meningkat, sambung Anung, pemerintah belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) nasional. Sebab, pemerintah daerah dinilai masih mampu mengatasi DBD di wilayahnya. Pihaknya sudah memberikan surat edaran pada pemda pada Oktober 2018 karena tren DBD meningkat. Kemudian, November 2018 Menteri Kesehatan juga menyurati seluruh gubernur.

"Pada Desember 2018 sebagian gubernur merespons dengan memberikan surat kepada masyarakat terkait langkah-langkah yang harus dilakukan," jelasnya.

Baca Juga: Anies Pastikan Biaya Pasien DBD Gratis Ditanggung Pemprov DKI

3. Hari Nyamuk jadi momentum menurunkan populasi nyamuk

Waspada, Demam Berdarah Dengue Shock Syndrome Sebabkan KematianANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Kendati tak ada gerakan nasional atau penetapan KLB DBD, lanjutnya, Kemenkes tetap mengimbau masyarakat tetap waspada. Selain itu, Hari Nyamuk yang jatuh pada Februari akan dijadikan momentum menurunkan populasi nyamuk.

"Khususnya nyamuk yang menularkan demam berdarah," kata Anung.

4. Lima daerah tercatat KLB DBD

Waspada, Demam Berdarah Dengue Shock Syndrome Sebabkan KematianANTARA FOTO/Reno Esnir

Sebanyak lima daerah telah menyatakan status kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah W1 (Laporan Wabah). Daerah tersebut antara lain Kabupaten Kapuas, Kota Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ponorogo, dan Provinsi Sulawesi Utara. Namun, Kabupaten Kapuas sudah menarik status W1.

Berdasarkan laporan dinas kesehatan di 34 provinsi, tercatat kasus DBD sebanyak 16.692 orang. Sementara, 169 orang meninggal dunia.

"Kabupaten yang melapor DBD dari 34 provinsi sebanyak 403 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, 259 kabupaten/kota mengalami peningkatan kasus DBD," jelasnya.

5. Kasus DBD tertinggi ada di Jawa Timur

Waspada, Demam Berdarah Dengue Shock Syndrome Sebabkan KematianANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Anung menjelaskan, kasus DBD tertinggi masih ditempati Provinsi Jawa Timur. Sebanyak 47 orang tercatat meninggal dunia di daerah tersebut.

"Provinsi yang mempunyai tren tinggi kasus suspect dengue adalah Jawa Timur, Jawa Barat, NTT, Lampung, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta," kata Anung.

Baca Juga: Kemenkes: 5 Daerah Berstatus KLB Demam Berdarah

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya