Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan, Kalbar Potensi Tertinggi

Sebanyak 95 persen wilayah memasuki musim kemarau

Jakarta, IDN Times - Jumlah hotspot atau titik panas penyebab kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) meningkat, seiring meluasnya pengaruh musim kemarau di sejumlah wilayah di Indonesia. Pengaruh musim kemarau meluas ke wilayah Sumatera bagian selatan, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi pengaruh musim kemarau yang berlangsung Agustus-September hanya mencakup sebagian besar Jawa-Bali-Nusa Tenggara. 

Wilayah yang cukup signifikan mengalami peningkatan titik panas yaitu Kalimantan Barat (798 titik), Kalimantan Tengah (226 titik), Jambi (19 titik) dan Sumatera Selatan (13 titik).

1. Pembukaan lahan masih marak

Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan, Kalbar Potensi TertinggiTwitter/@HeruHidayat1

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, informasi titik panas tersebut dianalisis oleh BMKG berdasarkan citra Satelit Terra Aqua (Lapan). Peningkatan jumlah titik panas ini diakibatkan kondisi atmosfer dan cuaca yang relatif kering, sehingga mengakibatkan tanaman mudah terbakar. 

"Kondisi tersebut perlu diperhatikan agar tidak diperparah dengan maraknya pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian dengan cara membakar," ujar Dwikorita di Jakarta, Kamis (23/8).

Baca Juga: Presiden Jokowi Divonis Melawan Hukum di Kasus Karhutla

2. Kabut asap mengganggu kesehatan

Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan, Kalbar Potensi TertinggiTwitter/@zarryhendrik

Karena itu, BMKG terus berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat luas, untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan, bahaya polusi udara dan asap, potensi kekeringan lahan hingga kekurangan air bersih. 

"Yang perlu diwaspadai adalah dampak paparan kabut asap jika sampai terbakar, karena sangat berpotensi menganggu kesehatan," kata Dwikorita.
 

3. Sebanyak 95 persen wilayah Indonesia memasuki musim kemarau

Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan, Kalbar Potensi TertinggiTwitter/@501Awani

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menerangkan, hasil pengamatan yang dilakukan pihaknya menunjukkan hingga pertengahan Agustus 2018 hampir seluruh wilayah Indonesia, telah memasuki musim kemarau, yaitu 95,03 persen, sisanya 4,97 persen masih mengalami musim hujan. Musim kemarau diprediksi akan berlangsung hingga akhir Oktober 2018.

Herizal memaparkan pantauan BMKG terhadap deret hari tanpa hujan sebagai indikator kekeringan meteorologis awal menunjukkan, deret hari tanpa hujan (HTH) kategori sangat panjang (31-60 hari) hingga ekstrim (>60 hari), umumnya terjadi sebagian besar di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, meskipun di beberapa daerah sudah terpantau terdapat jeda hari hujan. 

Menurut Herizal di sebagian Sumatera bagian selatan, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, pengaruh meluasnya musim kemarau itu juga ditunjukkan oleh munculnya beberapa daerah yang telah mengalami HTH kategori menengah (11-20 hari) hingga panjang (21-30 hari).

"Kondisi kering itu diikuti oleh kemunculan hotspot yang memicu kejadian kebakaran hutan dan lahan yang pada akhirnya menimbulkan asap dan penurunan kualitas udara. Jumlah hotspot di Kalimantan Barat sendiri mengalami peningkatan 17,6 persen dibandingkan pekan lalu," tutur dia. 

Awal pekan ini, kata Herizal, pantauan alat kualitas udara di Stasiun Klimatologi Mempawah menunjukkan konsentrasi Particulate Matter (PM10) tertinggi 356.93 µg/m3, yang artinya masuk dalam kategori berbahaya. Pengamatan jarak pandang mendatar (visibility maksimum) tercatat kurang dari 100 meter.

BMKG memprediksi kondisi tersebut akan relatif berkurang dalam waktu beberapa hari ke depan. Namun demikian, lanjut Herizal, tetap diperlukan kewaspadaan dan langkah antisipatif untuk meminimalisir dampak.

Semoga saja kebakaran hutan dan lahan bisa diantisipasi dari sekarang, supaya tidak melebar ya guys.

Baca Juga: Jokowi Divonis Melawan Hukum Kasus Karhutla, Ini Reaksi Lucu Warganet

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya