5 Pahlawan Nasional Berlatar Belakang Santri

Santri jadi salah satu kaum yang melakukan perlawanan

Jakarta, IDN Times - Setiap 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional. Tentunya generasi muda harus tetap mengenang jasa-jasa mereka yang sudah berjuang sampai Indonesia merdeka, sesuai dengan istilah "jas merah" yang artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.

Bicara kemerdekaan, tentu tak lepas perjuangan seluruh elemen bangsa, termasuk peran kaum santri yang membuat tanah air bisa berdikari. Cukup banyak tokoh-tokoh santri yang berperan penting dalam sejarah Indonesia baik saat sebelum merdeka sampai pasca-kemerdekaan.

IDN Times pun berhasil merangkum lima pahlawan yang berlatar belakang santri. Siapa saja mereka? berikut adalah ulasannya.

1. KH Hasyim Asy’ari

5 Pahlawan Nasional Berlatar Belakang SantriKH. Hasyim Asyari (Website/ltnnu.or.id)

Perjuangan meraih kemerdekaan melibatkan seluruh elemen bangsa, termasuk kaum santri. Peran kaum santri melawan penjajahan Belanda dan Jepang di tanah air, tak lepas dari sosok pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari.

Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren, ayah dari KH Abdul Wahid Hasjim ini dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti maha guru.

Hasyim tercatat merupakan santri Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, dan Pesantren Trenggilis di Semarang.

Selain itu, sosok pencetus Resolusi Jihad ini juga sempat menimba ilmu di Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo yang diasuh Kyai Ya'qub. KH Hasyim Asyari ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964.

2. KH Ahmad Dahlan

5 Pahlawan Nasional Berlatar Belakang SantriKH. Ahmad Dahlan (Wikipedia/id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Ahmad_Dahlan.jpg#/media/Berkas:Ahmad_Dahlan.jpg)

KH Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang  mendirikan organisasi islam, Muhammadiyah. Dia adalah putra keempat dari tujuh bersaudara keluarga KH Abu Bakar.

Ahmad Dahlan mulai menjadi santri sejak berusia 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Makkah selama lima tahun. Pada periode ini, dia mulai mempelajari pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, mulai dari Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah.

Pada tahun 1903, Dahlan bertolak kembali ke Makkah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, dia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru KH Hasyim Asyari. 

Sembilan tahun berselang, tepatnya di medi0 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.

KH Ahmad Dahlan didapuk sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 1961.

3. KH Wahid Hasyim

5 Pahlawan Nasional Berlatar Belakang SantriKH. Wahid Hasyim (Wikipedia/Anam, Choirul (1985). Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama. Surakarta: Jatayu)

Pahlawan Nasional KH Wahid Hasyim juga berlatar belakang santri. Ia merupakan putra dari KH. Hasyim Asy'ari yang sempat nyantri di Pesantren Siwalan, Panji, dan Lirboyo Kediri.

Pada usia 25 tahun Wahid bergabung dengan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), federasi organisasi massa dan partai Islam saat itu. Setahun kemudian Wahid menjadi ketua MIAI.

Ia juga tercatat sempat mengemban jabatan penting di panggung politik, yakni sebagai Ketua PBNU, anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), hingga menteri agama pada tiga kabinet (Hatta, Natsir, dan Sukiman).

Wahid Hasyim sudah menjadi menteri negara sejak kabinet pertama Indonesia. Pada 1945 ia ditunjuk sebagai Menteri Negara Urusan Agama Indonesia.

Banyak kontribusi penting yang diberikan Wahid bagi agama dan bangsa. Tak pelak, dirinya pun dianugerahi gelar sebagai pahlawan bangsa.

Wahid Hasyim sendiri merupakan ayah dari presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid yang dikenal dengan sebutan Gus Dur.

Baca Juga: Jurnalis dan Penulis Bisa Jadi Pahlawan Juga, 7 Tokoh Ini Buktinya 

4. KH Zainal Mustofa

5 Pahlawan Nasional Berlatar Belakang SantriKH. Zainal Mustafa (Website/nu.or.id)

Pendiri Pesantren Sukamanah, Tasik Malaya KH Zainal Mustofa merupakan salah satu sosok Pahlawan Nasional dari Jawa Barat. Ia merupakan pejuang Islam pertama di tanah Pasundan yang mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah Jepang.

Zaenal adalah santri di pesantren Gunung Pari di bawah bimbingan Dimyati, kakak sepupunya, yang dikenal dengan nama KH Zainal Muhsin. Setelah nyantri di Gunung Pari, ia kemudian mondok di Pesantren Cilenga, Leuwisari, dan di Pesantren Sukamiskin, Bandung.

Selama 17 tahun ia terus menggeluti ilmu agama dari satu pesantren ke pesantren lainnya.

Pada tanggal 6 November 1972, KH Zainal Mustofa diangkat sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972.

5. KH Noer Ali

5 Pahlawan Nasional Berlatar Belakang SantriKH. Noer Ali (Website/Oleh Secretariat of Constituent of Indonesia [1] - konstituante.net/id/profile/MASJUMI_noer_alie, Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=91034372)

KH Noer Ali juga merupakan sosok ulama dan tokoh dari Bekasi, Jawa Barat yang menyandang status Pahlawan Nasional. Dia didapuk sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 2006, dengan SK Presiden: Keppres No. 085/TK/2006.

Putra dari pasangan Anwar bin Haji Layu dan Maimunah binti Tarbin ini, sudah mendapatkan pendidikan agama dari beberapa guru agama di sekitar Bekasi.

Pada tahun 1934, ia menunaikan ibadah haji di Makkah. Tak hanya itu, di Tanah Suci dia juga memperdalam ilmu agamanya.

Selepas dari Makkah, Noer Ali sempat menimba ilmu pada Guru Maksum di Kampung Bulak, Guru Mughni, dan Pesantren pada Guru KH Marzuki.

Selama menuntut ilmu itulah KH Noer Ali melihat tindakan sewenang-wenang penjajah dan maksiat di lingkungan sekitar. Sehingga dia melakukan perlawanan terhadap tindakan-tindakan kaum penjajah.

Baca Juga: Siapa Sangka, 4 Politikus Muda Ini Ternyata Cucu Pahlawan Nasional

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya