Ada yang Datang dan Pergi ke Prabowo-Sandiaga Pasca-Reuni 212

Tak ada efek elektoral yang berarti bagi kedua paslon

Jakarta, IDN Times - Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil analisis terbaru Desember 2018 tentang pertarungan calon Presiden Joko 'Jokowi' Widodo vs Prabowo Subianto setelah Reuni 212.

Pasca-reuni 212, ada sebagian pemilih yang datang ke Prabowo-Sandiaga. Namun, ada juga sebagian pemilih juga yang pergi. Lalu siapa yang datang dan pergi ke pasangan nomor urut 02 itu?

1. Pemilih yang datang adalah mereka yang berafiliasi dengan FPI dan PA 212

Ada yang Datang dan Pergi ke Prabowo-Sandiaga Pasca-Reuni 212IDN Times/Irfan Fathurohman

Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan, pemilih yang mengaku berafiliasi dengan FPI dan PA 212, terjadi peningkatan suara signifikan dari pasangan Prabowo-Sandiaga.

“Di pemilih yang mengaku berafiliasi dengan FPI, pada November 2018, yang mendukung Prabowo-Sandi sebesar 68,3 persen pasca-reuni 212, meningkat menjadi 74,8 persen. Sementara mereka yang berafiliasi dengan PA 212, pada November 2018, yang menyatakan mendukung Prabowo-Sandi sebesar 70,4 persen, naik menjadi 82,6 persen pada Desember 2018, pasca-reuni 212,” papar Adjie di Rawamangun, Jakarta, Rabu (19/12).

2. Pemilih yang berafiliasi dengan NU dan Muhammadiyah pergi dari Prabowo-Sandiaga

Ada yang Datang dan Pergi ke Prabowo-Sandiaga Pasca-Reuni 212IDN Times/Irfan Fathurohman

Sementara itu, dukungan Prabowo-Sandiaga di pemilih yang menyatakan berafiliasi dengan NU, Muhammadiyah dan pemilih yang menyatakan tidak berafiliasi dengan ormas manapun mengalami penurunan suara.

Di pemilih NU, pada November 2018, dukungan Prabowo-Sandi sebesar 30,2 persen. Pasca-reuni 212, elektabilitas Prabowo-Sandi turun menjadi 28,6 persen. Di pemilih yang menyatakan tak berafiliasi dengan ormas manapun, sebelumnya pada November 2018 yang mendukung Prabowo-Sandi sebesar 33,1 persen.

“Pasca-reuni 212, dukungan terhadap Prabowo-Sandi menjadi 30,8 persen,” kata Adjie.

Baca Juga: Azyumardi Azra Sebut 3 Alasan Reuni 212 Tidak Efektif 'Melawan' Jokowi

3. Reuni 212 cukup diketahui oleh pemilih mayoritas di Indonesia

Ada yang Datang dan Pergi ke Prabowo-Sandiaga Pasca-Reuni 212ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Survei LSI Denny JA terbaru juga menunjukkan bahwa reuni 212 cukup diketahui oleh pemilih mayoritas di Indonesia. Sebesar 58,5 persen menyatakan bahwa mereka pernah mendengar kegiatan yang berlokasi di Jakarta, dan hanya 38,0 persen yang tidak mengetahuinya.

"Dan bagi mereka yang mengetahuinya atau mayoritas sebesar 54,5 persen menyatakan suka dengan reuni 212 dan hanya 26,0 persen yang tidak menyukainya," ungkap Adjie.

4. Reuni 212 tak memberikan efek elektoral yang berarti

Ada yang Datang dan Pergi ke Prabowo-Sandiaga Pasca-Reuni 212IDN Times/Irfan Fathurohman

Kemudian, Adjie mengatakan, reuni 212 juga menjadikan sumber lumbung suara bagi kedua kubu untuk menambah suara. Tapi kenyataannya dari reuni yang telah berlangsung tidak memberikan elektoral yang signifikan kepada kedua kandidat capres-cawapres di Pillres 2019.

"Kalau dikonversi sebagai pemilih di Indonesia menjadi sekitar 30 persen suara. Tapi kenyataannya dari kedua kandidat stagnan tidak menambah elektabilitasnya," tutur Adjie.

LSI Denny JA melakukan survei pada tanggal 5-12 Desember 2018, dengan menggunakan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei sebesar 2,8 persen.

Baca Juga: Reuni 212 Teryata Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi dan Prabowo

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya