Basarnas Buka Peluang Perpanjang Pencarian Pesawat Sriwijaya SJY 182
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional (Basarnas) Bambang Suryo Aji mengatakan pihaknya membuka peluang untuk perpanjangan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh pada 9 Januari.
“Ada beberapa instrumen pesawat yang belum ditemukan seperti CVR. Korban juga saya lihat setiap hari masih bangak, kita mengevakuasi bagian tubuh korban,” kata Bambang di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (17/1/2021).
1. Jumlah korban di titik lokasi masih banyak
Bambang menjelaskan salah satu pertimbangan Basarnas adalah bahwa masih banyak korban yang belum dievakuasi. Hal itu menjadi perhatian Basarnas, terutama ketika dihadapkan dengan pihak keluarga korban yang menginginkan keluarganya teridentifikasi.
“Kalau di lapangan masih keliatan banyak korban yang masih kita evakuasi, kita akan terus melaksanakan evakuasi. Mudah-mudahan bisa banyak terkumpul body part sehingga kita bisa memberikan informasi kepada tim DVI untuk dilaksanakan indentifikasi,” ujar Bambang.
"Korban juga saya lihat setiap hari masih banyak, kita mengevakuasi bagian tubuh korban, nanti kita lihat perkembangannya apakah di sana berkurang atau lain karena pengaruh sudah terbawa arus,” sambungnya.
Baca Juga: Cerita Penyelam TNI AL Berjuang Temukan FDR Black Box Sriwijaya Air
2. Memori CVR juga jadi alasan pencarian perlu diteruskan
Selain itu, pihak Basarnas juga mempertimbangkan juga instrumen pesawat yang belum ditemukan seperti memori cockpit voice recorder (CVR) pesawat yang mengangkut 62 orang dengan rute Jakarta-Pontianak itu.
Sebelumnya, tim SAR telah menemukan bagian lain dari black box selain CVR yakni flight data recorder (FDR) pada 12 Januari. Temuan ini penting untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182.
Editor’s picks
Namun, FDR saja tak cukup untuk mencari penyebab jatuhnya pesawat jika tanpa CVR. FDR merekam berbagai indikator teknis, seperti waktu, ketinggian, kecepatan, arah, kondisi pesawat, kecepatan udara, akselarasi vertikal, tajuk magnet, posisi roda, stabilisator horisontal, aliran bahan bakar, dan indikator lainnya yang dapat membantu investigasi. Sementara CVR berfungsi membaca situasi di dalam pesawat mulai dari obrolan pilot dan kopilot, pilot dengan kru pesawat, bahkan pilot dengan menara air traffic control ATC).
3. Cuaca jadi tantangan pencarian
Untuk memperpanjang masa pencarian pesawat dan korban kata Bambang, juga perlu melihat situasi di lokasi pencarian pesawat yakni di kedalaman 20-25 meter Pulau Laki dan Pulau Lancang. Faktor cuaca menjadi pertimbangan utama Basarnas.
“Yang menjadi persoalan memang cuaca, karena di tempat lokasi itu selain angin dan arus bawah itu yang cukup kencang mempengaruhi kita untuk melaksanakan pencarain khususnya untuk pencarian CVR maupun bagian body part,” ujar Bambang.
Baca Juga: Cari Memori CVR, 360 Penyelam dan 4 Kapal Bawah Air Dikerahkan
4. Masa pencarian pertama selesai pada Senin 18 Januari
Namun begitu, untuk memperpang masa pencarian, Bambang akan melihat lebih jauh dari hasil evaluasi selama pencarian sejak 9 Januari 2021.
“Kita melihat hasil nanti karena kan perpanjangan pertama itu kan sampai dengan Senin. Nanti akan kita evaluasi bagaimana apkah mau diperpanjang atau tidak menunggu hasil evaluasi besok,” ujar dia.
Baca Juga: Cerita dari Laut: Melihat Lebih Dekat Evakuasi Sriwijaya Air SJY 182