Begini Debat Capim KPK dengan Nasir Djamil Soal ‘Surat Bersih Diri’

Nasir disebut minta surat karena temannya maju pilkada

Jakarta, IDN Times - Ada yang menarik di sesi pertama uji kepatutan dan kelayakan Calon Pimpinan KPK. Capim pertama, Nawawi Pomolango terlibat adu debat bersama anggota Komisi III Nasir Djamil. Perdebatan bermula dari Nawawi yang pernah menyebut Nasir pernah berkirim surat ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Surat itu terkait permohonan keterangan bersih diri untuk maju sebagai bupati/wali kota.

Hal itu disampaikan Nawawi saat menjawab pertanyaan Nasir dalam sesi fit and proper test. Nasir menanyakan apakah Nawawi akan mengundurkan diri apabila ada hakim yang terjerat korupsi saat dirinya nanti menjadi pimpinan KPK.

"Sosok beliau ini saya kenal malah bukan sebagai anggota dewan. Waktu itu saat saya menjabat sebagai Ketua PN Jaktim datang sepucuk surat permohonan agar dikeluarkan surat keterangan secepatnya karena ada rekan beliau yang mau jadi bupati atau wali kota di mana itu," kata Nawawi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9).

"Bukan Nasir ini, Nasir lain itu," timpal Nasir.

"Ah bapak itu," kata Nawawi lagi yakin.

Nawawi kemudian mengungkapkan hingga saat ini surat permohonan itu masih tersimpan. Namun, Nasir masih membantah pernah berkirim surat.

"Sampai sekarang masih ada di saya surat itu," kata Nawawi.

"Saya tidak pernah maju walkot atau bupati," kata Nasir menjelaskan/

"Ndak. Ada rekan bapak yang mau jadi walikota atau bupati dari mana itu minta surat keterangan bersih dari Jakarta Timur. Kebetulan ke saya. Nah, ini saya baca dari anggota komisi tiga, kabulkan saja gitu," tutur Nawawi disambut tawa dari para anggota.

Di akhir pernyataannya, Nawawi yang melihat Nasir masih tampak bingung mengatakan akan membawa surat tersebut ke DPR apabila kelak dia terpilih sebagai pimpinan KPK.

"Kalau saya terpilih kalau saya RDP (Rapat Dengar Pendapat) di sini saya bawa surat itu ke sini. Masih ada itu," kata Nawawi.

Sebelum sesi fit and proper test berakhir, Nasir juga meminta Nawawi untuk memperlihatkan surat permohonan yang dimaksud.

"Tolong saudara calon mohon rekomendasinya dikasih ke saya. Saya masih bingung bupati atau wali kota mana itu," kata Nasir.

"Insyaallah saya cari yang mulia," jawab Nawawi.

Di akhir sesi, Nasir masih tetap membantah pernah mengirim surat permohonan untuk rekannya tersebut.

"Sehubungan dengan pernyataan capim KPK Nawawi Pomolango yang mengatakan saya pernah mengirim rekomendasi terkait pencalonan bupati dan wali kota saat beliau (Nawawi) menjadi ketua pengadilan di Jakarta Timur, menurut saya itu gegabah," kata Nasir.

Menurut Nasir Djamil, capim KPK Nawawi ragu dengan nama 'Nasir' yang disebut mengirimkan surat permohonan keterangan bersih.

"Dia tidak menyebut apa Nasir Djamil apa Jamal. Saya minta sekretariat Komisi III untuk mendapatkan surat rekomendasi yang konon katanya masih dipegang yang bersangkutan," tegas Nasir.

Pimpinan fit and proper test capim KPK, Erma Suryani meminta Sekretariat Komisi III menindaklanjuti permintaan Nasir Djamil.

"Sekretariat Komisi III harus menindaklanjuti karena ini sangat serius, hal-hal seperti ini agak tidak biasa," kata Erma.

Ikuti terus pemberitaan mengenai fit and proper test capim KPK di IDN Times

Baca Juga: Capim Nawawi Pomolango Setuju UU KPK Direvisi, Tapi Hanya Sebagian

Topik:

Berita Terkini Lainnya