BIN Tampil di Media, Mardani PKS: Jangan Buat Gaduh

BIN ungkap 41 masjid terpapar radikalisme

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera geram dengan langkah Badan Intelijen Negara (BIN) yang mengungkapkan, bahwa 41 masjid di lingkungan pemerintahan terpapar radikalisme. Pasalnya, menurut aktivis #2019gantipresiden itu, kemunculan BIN di media hanya akan membuat gaduh.

“BIN ini punya tugas tidak membuat gaduh, rilis-rilis ini bisa membuat gaduh. Cara paling baik sebutkan mana masjidnya, nanti orang bisa menilai benar tidak masjid ini (terpapar radikal)," kata Mardhani di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (20/11).

Dia juga meminta BIN tidak asal mengeluarkan pernyataan, tapi juga mengungkap parameter yang digunakan, sehingga tidak terjadi pertanyaan-pertanyaan yang menjebak dijawab dengan tidak terlalu akurat, yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengkategorisasi.

Baca Juga: Langkah BIN Tindaklanjuti soal 41 Masjid Terpapar Radikalisme 

1. BIN tak boleh ungkap ke publik, tapi pastikan 41 masjid itu berubah jadi tidak radikal

BIN Tampil di Media, Mardani PKS: Jangan Buat GaduhIDN Times/Afriani Susanti

Melalui juru bicaranya, Wawan Hari Purwanto, Kepala BIN mengatakan, 41 masjid diketahui terpapar paham radikal berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap kegiatan khotbah yang disampaikan beberapa penceramah. 

Menanggapi hal itu, Mardhani menilai seharusnya BIN tidak mengungkapkan ke publik, tapi harus memastikan 41 masjid yang radikal berubah jadi tidak radikal.

"Jangan sampai justru masyarakat jadi saling curiga dan BIN justru nggak boleh banyak ngungkap ke publik. Kalau udah ketahuan 41 (masjid), tugas BIN memastikan 41 itu berubah tidak radikal, bukan malah mengungkap ke publik. BIN itu salah kalau disitu," ucap Mardhani dengan nada tinggi.

2. BIN harusnya tidak ungkap kasus ke media

BIN Tampil di Media, Mardani PKS: Jangan Buat GaduhIDN Times/Irfan Fathurochman

Menurut Mardani, BIN mengungkap 41 masjid terpapar radikal ke media adalah perbuatan yang keliru. Menurutnya, intelijen negara harusnya bermain “di bawah tanah” tidak usah unjuk gigi.

“Ya (salah), karena mengangkat tema ini ke media. Kalau kerja BIN mencari mana yang radikal, mana yang intoleran, benar. Tetapi cara dia mengungkap ke media ini dua kali loh ini bikin gaduh. Jangan bikin gaduh,” papar Mardani.

Dia mengatakan, tugas BIN adalah intelijen bukan media. "Intelijen kesuksesannya tidak dengan tampil di media, tapi masalah selesai,” lanjutnya.

3. PKS punya cara pendekatan kepada penganut paham radikal

BIN Tampil di Media, Mardani PKS: Jangan Buat Gaduh(Ketua Umum PKS, Shohibul Imam) IDN Times/Irfan Fathurohman

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga itu menuturkan, partainya memiliki cara sendiri untuk meredakan paham radikalisme. Menurutnya, BIN juga harus demikian.

“Kalau kami, pertama pakai pendekatan edukasi dulu. Undang mereka yang dianggap keras, ketika diundang dengerin apa sih maunya, diajak bicara. Dengan begitu mereka akan mendukung program-program pemerintah, mendukung Pancasila, karena secara umum nggak ada masalah, tapi karena komunikasi yang nggak nyambung,” ucap Mardani.

4. Mardani harap semua pihak samakan definisi radikalisme

BIN Tampil di Media, Mardani PKS: Jangan Buat GaduhTwitter/@MardaniAliSera

Mardani pun meminta semua pihak terkait harus menyamakan definisi radikalisme. Ia sendiri mengaku masih bingung dengan makna radikal yang sesungguhnya.

“PKS sendiri sedang mengkaji ini dan dalam waktu dekat akan segera mengumumkan apa stand position-nya. Tapi intinya ceramah-ceramah itu dalam banyak hal niatnya baik, tetapi di dalam konteks kelewatan, nah dipanggil diajak bicara. Pendekatanya bukan korektif tapi edukatif,” pungkasnya.

Baca Juga: Pengacara Ahok: Radikalisme Berkembang Akibat Hilangnya Gotong Royong

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya