Budaya Jadi Tema Khusus di Satu Dekade Peringatan Haul Gus Dur

Gus Dur berpihak terhadap kebudayaan termarjinalkan

Jakarta, IDN Times - Ada yang berbeda di acara haul almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di tahun ini yang memasuki peringatan tahun ke-10. Pada tahun ini, haul Gus Dur mengangkat kebudayaan ala Gus Dur dengan tema "Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan."

Acara yang diketuai oleh putri keempat Gus Dur, Inaya Wahid mengatakan tema ini merefleksikan dalam keterlibatannya di berbagai ruang kebudayaan, seperti menjadi Dewan Kesenian Jakarta, menjadi juri Festival Film Indonesia dan berbagai tulisan terhadap persoalan kebudayaan bangsa.

“Gagasan dan konsep kebudayaan Gus Dur telah menjadi rujukan penting bagi para pemikir dan pelaku budaya. Sehingga, menempatkan Gus Dur sebagai seorang advokat budaya karena komitmennya membela budaya yang tersingkirkan,” kata Inaya di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam (28/11).

Pesan apa yang disampaikan melalui satu dekade Haul Gus Dur itu?

1. Gus Dur dinilai sebagai sosok yang peduli kebudayaan

Budaya Jadi Tema Khusus di Satu Dekade Peringatan Haul Gus DurHaul satu dekade Gus Dur berpulang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12) IDN Times/Irfan Fathurohman

Di mata istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid, Presiden ke-4 RI itu merupakan sosok yang peduli terhadap kebudayaan. Sinta yakin pemikiran-pemikiran Gus Dur soal kebudayaan masih diingat.

Sinta menyampaikan itu dalam Rembuk Budaya bertajuk 'Kebudayaan untuk Melestarikan kemanusiaan' yang digelar di Masjid Jami Al-Munawarah, di Jalan A Munawarah II, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Gatot Eddy, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, dan dosen UI Sasras Dewi Dharmantra turut hadir sebagai pembicara.

"Sekalipun sudah 10 tahun, saya yakin ide dan pemikirannya (Gus Dur) masih ada bersama kita semua. Kemudian apa hubungannya dengan rembuk budaya pagi ini? Memperingati haulnya Gus Dur tapi diadakan rembuk budaya. Apa hubungannya? Karena ada satu hal yang perlu kita catat dari waktu hidup Gus Dur, yaitu kepedulian terhadap kebudayaan," kata Sinta dalam sambutannya.

Baca Juga: Belajar dari Gus Dur Merawat Bangsa: Jujur dan Dengar Aspirasi Rakyat

2. Indonesia defisit tradisi

Budaya Jadi Tema Khusus di Satu Dekade Peringatan Haul Gus DurHaul satu dekade Gus Dur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12) IDN Times/Irfan Fathurohman

Sinta Nuriyah mengatakan, hingga saat ini Bangsa Indonesia mengalami defisit tradisi. Hal itu karena adanya beberapa peristiwa yang justru mematikan peninggalan tradisi zaman dulu, seperti misalnya perobohan patung, pelarangan ritual tradisi dan upacara-upacara adat di beberapa tempat yang dilakukan atas nama agama.

"Kondisi itu membuat bangsa ini mengalami defisit tradisi," ujar Sinta.

3. Gerakan pemberangusan tradisi terus berlangsung

Budaya Jadi Tema Khusus di Satu Dekade Peringatan Haul Gus DurHaul satu dekade Gus Dur, Sabtu (28/12) IDN Times/Irfan Fathurohman

Ia menambahkan jika meneladani pemikiran Gus Dur, maka seharusnya bisa diupayakan agar retakan-retakan kebudayaan bisa kembali utuh.

"Sepuluh tahun sejak kepergian Gus Dur, gerakan pemberangusan tradisi terus saja berlangsung. Bukannya mereda malah justru semakin marak dan masif," kata dia.

4. Gus Dur merupakan sosok budayawan

Budaya Jadi Tema Khusus di Satu Dekade Peringatan Haul Gus DurANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Gus Dur menurut Sinta, bukan hanya dikenang karena pernah menjadi Presiden Republik Indonesia saja, tapi juga karena ia seorang budayawan.

"Terbukti dulu Gus Dur pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta, karena dulu Gus Dur adalah seorang budayawan," ujar Sinta.

Gus Dur banyak melahirkan banyak ide dan gagasan tentang kebudayaan serta konsisten membela tradisi sebagai cermin dari nilai-nilai kemanusiaan.

"Bagi Gus Dur, tradisi dan budaya adalah ekspresi dari harkat kemanusiaan, menjaga dan membela kebudayaan pada hakikatnya adalah menjaga kemanusiaan itu sendiri," kata Sinta.

5. Gus Dur berpihak terhadap kebudayaan yang termarjinalkan

Budaya Jadi Tema Khusus di Satu Dekade Peringatan Haul Gus DurANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Dalam konteks sosial, agama, dan politik, keberpihakan Gus Dur terhadap kebudayaan termarjinalkan juga memiliki ruang tersendiri bagi keluarga besar Presiden ke-4 RI tersebut.

Karena itu dalam haul ke-10 Gus Dur pada Sabtu kemarin, keluarga Gus Dur mencoba mengekspresikan gagasan dan kepeduliannya terhadap kebudayaan.

"Tema ini juga berkaitan langsung dengan quote Gus Dur yang mengatakan Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan," kata Ketua Panitia Acara Haul Gus Dur Ke-10, Inaya Wahid.

Putri keempat Gus Dur itu percaya, gagasan dan konsep kebudayaan ayahanya bisa dilahirkan kembali dan menjadi rujukan penting bagi para pemikir serta pelaku budaya saat ini.

Sehingga harapannya, manifestasi pemikiran dan gagasan Gus Dur kembali memberi warna dan memperkaya nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan Indonesia.

Baca Juga: Sinta Wahid Masuk Daftar 11 Perempuan Berpengaruh Dunia, Ini Sebabnya

Topik:

Berita Terkini Lainnya