Demokrat: SBY Tak Setuju Frase ‘Putihkan GBK’

Kampanye akbar rasa 212

Jakarta, IDN Times - Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak awal menilai kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno pada, Minggu (7/4), sarat nuansa politik identitas.

Selain itu, Hinca melanjutkan, SBY juga tidak sepakat dengan penggunaan frasa 'putihkan GBK' karena seolah-olah hanya menampilkan penganut agama tertentu saja.

Sebelumnya, SBY mengirim pesan melalui surat kepada Hinca, Wakil Ketua Umum Syarief Hassan dan Ketua Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin. Dalam surat tersebut SBY meminta agar mempertimbangkan kembali konsep acara kampanye akbar di Gelora Bung Karno.

"Kami menilai kental karena itu kami ingatkan. Sebutan-sebutan pada simbol-simbol itu apalagi identitas, dia menganggap berpotensi tidak menyatukan. Jadi misalnya, bisa cari tema lain yang tidak terasosiasi dengan simbol keagamaan tertentu," ucap Hinca di DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (8/4).

1. Demokrat berpendapat kampanye akbar harus merangkul semua kalangan

Demokrat: SBY Tak Setuju Frase ‘Putihkan GBK’ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Hinca menekankan bahwa simbol putih hanya mengasosiasikan kelompok penganut agama tertentu saja. Sementara kampanye akbar calon pemimpin negara mesti merangkul semua kalangan.

Setelah SBY memberi pesan tersebut, Hinca mengaku langsung menyampaikan kepada Prabowo dan Badan Pemenangan Nasional. Pesan SBY diakomodir, yakni dengan menghadirkan sejumlah tokoh agama selain Islam pada kampanye akbar di GBK, Minggu kemarin (7/4).

Hinca berharap ke depannya tema kampanye tidak lagi mengasosiasikan kelompok tertentu. Menurutnya, Demokrat memiliki beban moral untuk mencegah itu terjadi lantaran memiliki landasan nasionalis religius.

"Jangan putih saja. Birunya juga banyak di situ. Ada birunya Demokrat dan kawan-kawan yang lain," kata Hinca.

Baca Juga: SBY Disebut Propaganda Politik Islam, Demokrat: Ngawur!

2. Demokrat bantah ada keretakan dengan partai koalisi

Demokrat: SBY Tak Setuju Frase ‘Putihkan GBK’IDN Times/Irfan fathurohman

Hinca membantah isu yang menyebut ada keretakan antara Demokrat dengan BPN Prabowo-Sandiaga. Dia mengatakan Demokrat masih menjadi bagian BPN tanpa ada gesekan-gesekan yang berpotensi membesar. Dia memberi bukti lewat kehadiran petinggi Demokrat dalam kampanye akbar di GBK. 

Menurut Hinca, resep demi menciptakan alam demokrasi yang baik adalah menerima kritik. Hinca yakin kritik Demokrat kepada BPN tidak akan ditanggapi negatif. Sebaliknya, dia menganggap kawan yang baik adalah mampu memberikan kritik di momen yang tepat.

"Demokrasi kan memang membutuhkan kritik lah. Demokrat juga kan berada dalam koalisi itu. Jadi ikut menjaga agar tetap di arah itu. Inklusif itu," ucap Hinca.

"Tidak, sama sekali tidak ada keretakan. Tadi malam saya bertemu lagi dengan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, dan teman teman yang lain, kita berdiskusi untuk membicarakan tahapan berikut," sambung Hinca.

3. Demokrat bantah ada larangan SBY kepada AHY untuk tampil di kampanye akbar

Demokrat: SBY Tak Setuju Frase ‘Putihkan GBK’Dok.IDN Times/Istimewa

Mengenai desas-desus larangan SBY kepada Ketua Kogasma pemenangan pemilu 2019 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menghadiri kampanye akbar Prabowo-Sandiaga, Hinca menepis kabar tersebut.

Menurutnya, absennya AHY pada kampanye akbar karena kondisi kesehatan AHY yang kurang memungkinkan. Bahkan, menurut Hinca, AHY pun sampai tidak mampu menemani ibunya Ani Yudhoyono yang sedang dirawat di Singapura. Namun demikian, peran AHY telah digantikan dengan para petinggi Demokrat di panggung kampanye akbar kemarin.

“Tidak ada larangan itu, bahkan kami sudah menyiapkan kalau seandainya Mas AHY tidak bisa, sekjen, kalau tidak bisa Pak Syarif Hasan wakil ketua umum, sekali lagi posisi Mas AHY memang malam itu posisinya tidak dalam keadaan yang fit untuk tampil,” ujar Hinca.

“Malam itu pun beliau tidak bisa mendampingi Ibu Ani di dalam ruangan yang ditunggu sampai dia kemudian dapat pesawat paling malam, kembali ke tanah air. Pagi itu saya masih berkomunikasi dengan beliau dan beliau menyampaikan ketidakfitan beliau,” sambung Hinca.

4. SBY sampaikan pesan dari Singapura

Demokrat: SBY Tak Setuju Frase ‘Putihkan GBK’Dok.IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Hinca mengatakan SBY terpaksa menyampaikan saran dan masukannya lewat surat terkait kampanye Prabowo-Sandiaga karena ia tengah berada di Singapura untuk mendampingi istrinya Ani Yudhoyono menjalani perawatan.

Begitu menerima pesan tersebut pada Sabtu (6/4/2019), Hinca pun langsung berkomunikasi dengan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan menyampaikan pesan dari SBY tersebut.

Dalam pesan itu, SBY pada intinya menyampaikan agar kampanye akbar Prabowo-Sandiaga mengedepankan inklusivitas dan menghindari politik identitas.

"Substansinya adalah kampanye itu inklusif ya, menggambarkan pilpres untuk semua dan terbuka untuk semua. Pesannya soal bangsa, soal kita semua, karena ini pilpres," ujar Hinca.

Baca Juga: SBY Disebut Propaganda Politik Islam, Demokrat: Ngawur!

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya