Densus 88: Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Kumpulkan Donasi Rp100 M

Teroris JI aktif merakit senjata dalam persembunyian

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Ops Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, mengatakan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) berhasil mengumpulkan dana mencapai Rp100 miliar. Pengumpulan dilakukan melalui lembaga donasi Syam Organizer (SO).

Donasi SO merupakan salah satu program JI untuk mengumpulkan dana lewat kotak amal berkedok bantuan Palestina. Densus 88 mengungkap donasi SO menjadi sumber pendanaan JI dalam tiga bulan terakhir.

"Tercatat mereka berhasil menjaring dana lebih dari Rp100 miliar untuk mendukung operasionalnya," ungkap Aswin lewat keterangan tertulisnya, Selasa (24/8/2021).

1. Distribusi uang hasil donasi SO didistribusikan tunai ke teroris

Densus 88: Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Kumpulkan Donasi Rp100 MIlustrasi kedatangan teroris di Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia)

Densus 88 mencatat kelompok JI melakukan penarikan dana dari masyarakat dan mendistribusikannya dalam bentuk tunai. Pendistribusian dilakukan melalui kurir kepada banyak struktur JI untuk pembiayaan rekrutmen dan pelatihan.

Dana tersebut juga dialirkan untuk kebutuhan buronan teroris yang berada dalam persembunyian, teroris yang sedang berada di lapangan, termasuk kebutuhan teroris yang telah tertangkap kepolisian.

"Para anggota JI yang terlibat dalam aksi-aksi teror tersebut mendapat bantuan dari anggota JI yang lain untuk disembunyikan," bebernya.

Baca Juga: Lagi, Densus 88 Bekuk 5 Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah

2. Kelompok JI mendominasi aksi teror pengeboman hingga penembakan

Densus 88: Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Kumpulkan Donasi Rp100 MIlustrasi terorisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Aswin menjelaskan, JI hingga kini masih terus bergerak aktif membangun jaringan lewat regenerasi, pelatihan dan struktur organisasi yang solid. JI juga mendominasi aksi teror pengeboman, bom bunuh diri maupun penembakan.

Puncak aksi teror kelompok JI terjadi dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2009. Hampir semua pelaku bom di Indonesia, sejak Bom Bali I pada tahun 2000 hingga 2009, adalah alumni Afghanistan.

"Jamaah Islamiyah hingga kini masih terus bergerak. Ini sangat memungkinkan mengingat gerakan mereka di bawah permukaan tidak pernah mengendur," ujar Aswin.

Bahkan, menurut Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menilai JI adalah salah satu jaringan teroris di Indonesia yang mempunyai resiliensi yang sangat kuat dengan Afghanistan.

Menurut Islah, pengiriman anggota JI ke Afghanistan untuk berlatih militer dan perakitan bom dimulai sejak pertama kali berdiri pada tahun 1992. Di bawah kepemimpinan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir, JI pada saat itu secara berkala mengirimkan anggotanya ke Afghanistan hingga beberapa angkatan.

3. Teroris JI masih aktif merakit senjata dalam persembunyian

Densus 88: Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Kumpulkan Donasi Rp100 MIDN Times/Axel Joshua Harianja

Pada bulan November 2020, telah dilakukan penangkapan terhadap dua DPO kasus bom Bali I (tahun 2000) dan pelaku utama rangkaian aksi teror di Poso pada tahun 2004 hingga 2006. Mereka adalah Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman dan Taufik Bulaga alias Syafrudin alias Udin Bebek alias Upik Lawanga.

"Selama bertahun-tahun mereka disembunyikan dengan rapi, melalui jaringan dan pendanaan yang kuat. Bahkan Upik Lawanga dalam persembunyiannya diketahui masih aktif melakukan perakitan senjata dan bahan peledak," kata Aswin.

Aswin menyebutkan, dalam tiga tahun terakhir, Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap anggota jaringan JI sebanyak 25 orang pada tahun 2019, lalu 64 orang pada 2020, dan sampai Agustus 2021 sebanyak 133 orang.

"Berbagai penangkapan yang telah dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri hampir selalu beririsan dengan organisasi JI, dan dari tahun ke tahun anggota JI yang ditangkap semakin meningkat," ujarnya.

4. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati menyalurkan donasi

Densus 88: Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Kumpulkan Donasi Rp100 MIlustrasi kotak amal (web/tribun jateng)

Namun demikian, penindakan terhadap kelompok teroris ini tidak akan pernah ada habisnya jika tidak ada resistensi dari masyarakat. Untuk itu, Aswin mengimbau masyarakat mendukung upaya Polri dalam mencegah dan menindak pelaku tindak pidana terorisme di Tanah Air.

"Bagaimanapun, pencegahan harus dimulai dari hulu, yakni dari masyarakat sebagai sasaran rekrutmen utama berbagai kelompok teror. Jika masyarakat menolak, jaringan teroris tidak akan menemukan ruang untuk menghidupkan organisasinya dan melaksanakan aksinya," tutup Aswin.

Penangkapan dan pengungkapan terorisme yang dilakukan Densus 88 Polri dan jajaran mendapat apresiasi dari Kementerian Agama RI dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Dirjen Binmas Islam Kemenag RI Prof Kamarudin mengatakan perlunya pengarusutamaan moderasi agama untuk menangkal berbagai aksi terorisme yang mengatasnamakan agama.

Sementara itu, Ketua Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme (BPET) MUI, Muhammad Syauqilah, menghimbau masyarakat berhati-hati dalam menyalurkan donasinya. Jangan sampai, niat baik masyarakat justru menghidupkan kelompok-kelompok yang ingin menebar teror.

"Kami mengajak masyarakat untuk berdonasi di lembaga resmi, guna menghindari dana yang didonasikan untuk membiayai gerakan radikalisme dan terorisme," ujar Syauqilah.

Baca Juga: 3 Hari Operasi, Densus 88 Tangkap 48 Tersangka Teroris di 11 Wilayah

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya