Duka Perantau di Masa Pandemik, Gak Bisa Menafkahi Istri yang Hamil

Istri hamil 4 bulan namun ngidam ini-itu tak mampu keturutan

Jakarta, IDN Times - Sebut saja Anton, pria berusia 35 tahun ini terdampar di Tanjung Benoa, Bali, lantaran dua bulan dirinya tak digaji oleh perusahaan swasta dalam proyek pembangunan sebuah hotel.

Kini, pria yang baru menikah pada Desember lalu itu mengaku bingung untuk menafkahi sang istri di kampung halaman yang sedang hamil empat bulan.

“Selama dua bulan ini saya tidak mengirimkan uang. Saya sedih, bingung, pengen nangis juga,” kata Anton kepada IDN Times, Senin (11/5).

1. Terpuruk masalah ekonomi, komunikasi Anton dengan istri tak harmonis

Duka Perantau di Masa Pandemik, Gak Bisa Menafkahi Istri yang Hamilpexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas

Tak terpungkiri, akibat tak sanggup menafkahi sang istri, kini komunikasi keduanya berjalan kurang harmonis.

“Komunikasi sama istri sudah gak lancar karena pertengkaran masalah ekonomi. Semalam sudah mulai diblokir WA saya,” ungkap Anton.

Sang istri, kini tinggal bersama orangtua-nya di Nias, Sumatera Utara. Ia harus berhenti sebagai bidan honorer karena kondisi fisik yang tak memungkinkan.

“Bayangin, setiap istri bilang ngidam pengen ini-itu, saya gak bisa kasih apa-apa,” ujarnya.

Baca Juga: Doni Monardo: Setelah PSBB, COVID-19 di DKI Hanya 39 Persen Nasional

2. Nekat jalan kaki Bali-Pati untuk cari pinjaman uang

Duka Perantau di Masa Pandemik, Gak Bisa Menafkahi Istri yang Hamil(Ilustrasi uang) IDN Times/Ita Malau

Kini, Anton juga mengaku bingung untuk bisa pulang, berkumpul dengan keluarga lantaran kebijakan larangan mudik. Ia pun nekat akan jalan kaki dari Bali ke rumah orangtua-nya di Pati, Jawa Tengah, demi mencari pinjaman uang agar mampu menafkahi sang istri.

“Ini sama sekali tidak ada gaji, pinjaman pun tak ada dari kantor. Saya gak bisa pulang gak apa-apa, yang penting ada kirim uang buat belanja istri,” kata Anton.

Beruntung, untuk biaya sewa indekos ditanggung oleh perusahaan, sementara untuk makan sehari-hari, ia hanya mengandalkan bantuan sosial yang ia terima bersama tujuh rekan yang senasib dengannya.

“Kami pernah dapat bantuan sosial dua kali, jadi beras dan mie itu yang kami makan,” ujar Anton.

3. Motor masih dalam angsuran jadi jaminan bayar indekos

Duka Perantau di Masa Pandemik, Gak Bisa Menafkahi Istri yang HamilIDN Times/Dwi Agustiar

Senasib dengan Anton, Abi juga merasakan hal yang sama. Abi merupakan supervisor di perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor listrik tersebut.

Ia kini mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sang istri dan kedua anaknya yang diboyong ke Bali. Karena gaji dua bulan yang belum dibayarkan, Abi terpaksa memberi jaminan motornya yang masih dalam angsuran ke pemilik indekos di Tanjung Banoa.

“Saya cuma berharap perusahaan bayar hak kami, supaya saya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan nebus motor saya,” kata Abi.

Baca Juga: Babak Belur Industri Perikanan Dihajar COVID-19

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya