Golkar Bantah Nonaktifkan 10 Ketua DPD Maluku karena Dukung Bamsoet

Ada alasan lain kesepuluh ketua DPD Maluku dinonaktifkan

Jakarta, IDN Times - DPP Partai Golkar membantah isu penonaktifan 10 Ketua DPD II Maluku lantaran mendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) maju sebagai calon ketua umum partai berlambang beringin itu. Menurut DPP, itu hanya alasan yang dibuat-buat.

"Gak benar, itu hanya alasan yang mereka gunakan untuk menutupi kesalahan mereka dalam menjalankan roda organisasi," kata Wasekjen Golkar Dave Laksono saat dihubungi, Kamis (11/7).

1. Ada pelanggaran yang dilakukan 10 Ketua DPD Maluku

Golkar Bantah Nonaktifkan 10 Ketua DPD Maluku karena Dukung BamsoetIDN Times/Marisa Safitri

Menurut Dave, ada pelanggaran yang dilakukan oleh kesepuluh Ketua DPD II Maluku itu. Salah satunya perihal pengelolaan keuangan partai.

"Ada sejumlah pelanggaran yang dilakukan, khususnya soal keuangan partai dan kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan garis komando partai," ujarnya

2. DPD Partai Golkar Maluku melakukan evaluasi

Golkar Bantah Nonaktifkan 10 Ketua DPD Maluku karena Dukung BamsoetIDN Times/Istimewa

Sementara itu, DPD Partai Golkar Maluku melakukan evaluasi terhadap seluruh DPD II terkait hasil pilpres dan pemilu legislatif 17 April 2019 dengan menonaktifkan 10 dari 11 ketua dewan pimpinan daerah tingkat dua.

"Alasan dinonaktifkan para Ketua DPD II ini karena tidak meraup suara signifikan pada pilpres dan pileg 17 April 2019, sehingga Partai Golkar tingkat provinsi harus kehilangan satu kursi di DPR RI," kata Ketua Bidang Kaderisasi DPD Partai Golkar Maluku Ridwan Marasabessy dilansir dari Antara, Kamis (11/7).

Para Ketua DPD II Partai Golkar yang dinonaktifkan adalah Kota Ambon, Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, dan Kabupaten Maluku Tengah.

Baca Juga: Kursi Pimpinan Selalu Jadi Rebutan, Ini 11 Sosok Mantan Ketum Golkar

3. Satu kader masih bertahan jadi Ketua DPD Maluku

Golkar Bantah Nonaktifkan 10 Ketua DPD Maluku karena Dukung BamsoetIDN Times/Istimewa

Kecuali untuk Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Kepulauan Tanimbar tetap dipertahankan karena dinilai berhasil dalam pemilu lalu. Menurut dia, sebelum mengambil keputusan, sudah ada konsultasi terlebih dahulu dengan dewan pimpinan pusat dan bahkan pihak DPP Partai Golkar sendiri sudah mengizinkan.

"Keputusan untuk menonaktifkan mereka bukan kita yang menentukan, sebab dalam rapat yang digelar beberapa waktu lalu, yang mengusulkan untuk dinonaktifkan itu hampir seluruh pengurus yang hadir," jelas Ridwan.

4. DPD Golkar Maluku bentuk tim 15

Golkar Bantah Nonaktifkan 10 Ketua DPD Maluku karena Dukung BamsoetIDN Times/Istimewa

Ia mengatakan, dinamika terus berjalan, pihaknya mengambil inisiatif untuk membentuk tim 15 yang diketuai Richard Rahakbauw.

"Seluruh keputusan tim 15 ini berdasarkan aklamasi tanpa pembahasan dan dalam aklamasi itu diserahkan semuanya kepada Richard Rahakbauw sebagai Ketua Tim 15 tentang siapa-siapa saja yang 'dipenjabatkan' dan ada 10 orang. Kini tinggal prosesnya kita tindak lanjuti ke DPP," katanya.

Bagi pihak yang merasa dirugikan dengan hasil pleno yang sudah dilakukan tim 15, mereka dipersilakan untuk melaporkan masalah ini ke mahkamah partai lewat DPP.

"Apa pun yang menjadi keputusan mahkamah partai, kami yang melaksanakan rapat pleno siap menerima, dan mereka yang mendapat sanksi juga harus bisa menerima," kata Marasabessy.

Baca Juga: Golkar dan Sejarah Konflik di Pucuk Pimpinan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya